Indonesia Siap Siaga: DMC Sebar Tim Ke Tiga Titik Bencana
top of page

Indonesia Siap Siaga: DMC Sebar Tim Ke Tiga Titik Bencana


Katingan, Kalimantan Tengah, Analisa Post | Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa sebar tim respon ke tiga titik banjir bandang di Indonesia, yakni Bogor (Jawa Barat), Mamasa (Sulawesi Barat), dan Kating (Kalimantan Tengah). Sabtu, (11/9/21)

Foto : Humas

Tim respon yang berada di Bogor, saat ini tengah membuat jembatan sementara di Kampung Cigowong, Desa Sukamaju, Kecamatan Cigudeg.


Lantaran jembatan ini menjadi satu-satunya akses pendidikan dan ekonomi untuk tiga (3) kampung (Kampung Cigowong, Kampung Taman Sari, dan Kampung Mekar Jaya). Serta tidak lupa membuka Dapur Umum dan Pos Hangat dengan menghadirkan 400 porsi.


Sedangkan tim respon yang berada di Mamasa membuka Dapur Umum dan Pos Hangat dengan menyediakan 70 lebih porsi serta bersama relawan gabungan mereka menyalurkan sejumlah logistik.”Kondisi Banjir sudah surut, tetapi masih sering hujan ringan terutama pada sore hari.


Akses jalan masih dipenuhi lumpur sehingga harus menggunakan kendaraan yang memadai khusus medan yang berlumpur,” pungkas Syarif selaku relawan Komunitas Ayo Tolong DMC Dompet Dhuafa.


Kemudian tim terbaru berada di Kating, Kalimantan Tengah yang turut serta membantu penyaluran logistic kepada 100 penyintas banjir bandang di Desa Karuing, Kecamatan, Kamipang, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah (10/9/2021). Dan melakukan asesmen terhadap Desa Tumbang Ruben dan Desa Jahanjang.

Foto : Humas

Berdasarkan pantauan tim DMC di lapangan terdapat beberapa kabupaten yang turut terdampak dari banjir bandang di provinsi Kalimantan Tengah, yakni Katingan, Kotawaringin Barat, Seruyan, Kotawaringin Timur, Murung Raya, Lamandau dan Barito Utara.


Dengan total warga terdampak lebih 20.000 KK, 60.000 lebih jiwa, 152 lebih desa, 14.000 lebih unit rumah, dan 60 lebih fasilitas public.


“Respon DMC lebih difokuskan ke wilayah Kecamatan Kamipang karena merupakan bagian hilir dengan air yang masih tinggi dan bantuan yang minim di wilayah tersebut,” jelas Taqi Falsafati Tim Respon DMC Dompet Dhuafa.


“Penyintas juga tidak mau meninggalkan rumahnya, dan mereka kalau ke desa sebelah harus naik perahu dengan memakan waktu 30 menit. Di desa dia udah ga ada daratan yang tersisa semua hanya banjir,”lanjutnya.


Sebelumnya, dalam siaran resmi dalam laman Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan Pusat Sains dan Teknologi Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (TReAK PSTA - LAPAN), telah memprakirakan adanya potensi hujan yang menerus di wilayah Kalimantan.


“Potensi hujan deras tepatnya di Kalimantan timur dan tengah ini telah diprediksi oleh Satellite-based Disaster Early Warning System (SADEWA) LAPAN, karena adanya pembentukan pusat-pusat konveksi yang dipicu oleh anomali sirkulasi angin di Kalimantan,” pungkas Erma Yulihastin selaku Peneliti Klimatologi TReAK PSTA – LAPAN (6/9/2021).


"Penguatan angin dari selatan mengalami pembelokan ke arah timur laut di sekitar bagian barat Sumatera dan bertemu dengan angin dari selatan di wilayah Kalimantan memicu terbentuknya pusat konveksi di Kalimantan," tambahnya.


Erma menuturkan suplai kelembapan yang tinggi juga terkonsentrasi di Kalimantan karena adanya penjalaran gelombang Kelvin dari barat, yang bertemu dengan Rossby dari timur.

Foto : Humas

Hal tersebut berkontribusi terhadap peningkatan intensitas curah hujan di Kalimantan sehingga menyebabkan banjir.


"Pola pertemuan kedua gelombang ini merupakan pengulangan pada saat banjir di Kalimantan barat pertengahan 14 Juli lalu," kata Erma.


Untuk itu masyarakat di wiilayah tersebut diharapkan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir dan longsor yang dapat terjadi pada dua hari mendatang.(Satria)

36 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page