BOLMONG - analisapost.com | Kasus stunting pada pertumbuhan anak saat ini menjadi isu nasional yang selalu ditekankan untuk diperioritaskan. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Bolaang Mongondow (Bolmong) Julin Ester Papuling, SKM,ME saat kunjungi pelayanan publik yang membawahi 18 puskesmas terkait pencegahan dan penyuluhan di wilayah posyandu.Sabtu (9/9/23)
Langkah penting untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan secara bersama-sama. Walaupun belum di rilis secara resmi tetapi dari 84 kasus tertinggal, diketahui bahwa angka kasus stunting tahun 2023 di Bolmong terus mengalami penurunan.
"Di tahun 2023, sudah berkurang 21 tinggal 63 anak balita yang stunting di kabupaten Bolaang Mongondow. Kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting dilakukan bersama-sama memberikan pengarahan bagaimana pola asuh dari orang tua terhadap anak anak.
Selaku tenaga kesehatan di puskesmas gencar untuk menganjurkan dan memberi contoh seperti apa menu yang baik untuk anak stunting, "tidak perlu mahal tapi minimal gizinya memenuhi. Meskipun ada yang agak sulit dikarenakan penyakit yang di derita, contohnya ada ganguan jantung itu harus kita obati penyakitnya dan membutuhkan waktu lama jadi intinya tetap komitmen," ujarnya.
Menurutnya dalam pelayanan pada masyarakat terhadap pengobatan dan peningkatan agar bisa hidup sehat dibutuhkan penyuluhan pada rumah sakit. Mulai dari penangulangan, pencegahan atau penurunan stunting itu harus kerja sama dengan lintas sektor hingga SKPD lainya.
"Agar sosialisasi berjalan baik, kita juga butuh kesadaran masyarakat, para kader, hingga Sangadi (pemerintah desa) dengan diadakannya pelatihan mulai dari tenaga gizi dari puskesmas dalam pemberian makanan tambahan menggunakan bahan lokal," imbuhnya.
Ia menghimbau kepada masyarakat agar melengkapi diri dengan BPJS karena jika ada yang sakit dan tidak memiliki BPJS biayanya cukup besar. Harapannya bisa menciptakan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan penaganan kasus stunting.
"Menyoroti tenaga kesehatan di Bolaang Mongondow, karena masih kurang ada puskesmas dan tenaganya, yang utama untuk Bolaang Mongondow adalah dokter umum, dokter gigi, apoteker, farmasi, tenaga analis. Itu yang utama harus kita miliki di delapan puskesmas, dan juga tenaga kontrak, nah yang ini sementara saya fokuskan dalam rangka P3K untuk tahun 2023," ungkapnya.(onal)
Comments