Kementerian Luar Negeri Pertama Kali Selenggarakan Sekolah Dinas Luar Negeri Secara Hybrid
top of page

Kementerian Luar Negeri Pertama Kali Selenggarakan Sekolah Dinas Luar Negeri Secara Hybrid

JAKARTA, INDONESIA — analisapost.com | Sebanyak 62 peserta calon diplomat yang mengikuti Diklat Sekolah Dinas Luar Negeri Angkatan ke-42 (Sekdilu 42) telah menyelesaikan masa pendidikannya secara hybrid pada Selasa (23/11/2021). Sekdilu adalah prasyarat pengangkatan menjadi diplomat. Rabu (30/11/21)

Foto : Dok kemlu

Selama lima bulan, peserta ditempa untuk memahami kebijakan luar negeri Indonesia melalui kelas daring maupun luring, kunjungan lapangan, hingga mentoring dan coaching dengan para Duta Besar pembina dan Diplomat Ahli Madya.


Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi secara resmi menutup rangkaian pelaksanaan Sekdilu yang dihadiri oleh Sekretaris Jenderal, Bapak Cecep Herawan, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Kepala Pusdiklat), Bapak Yayan G. H. Mulyana, Direktur Sekdilu, Ibu Lintang P. Wibawa beserta jajaran. Penutupan jiga dihadiri peserta Sekdilu 42 beserta orang tua/wali.

Umumnya, Sekdilu dilaksanakan secara luring di Pusdiklat Kementerian Luar Negeri, Senayan. Pandemi Covid-19 menyebabkan Sekdilu sempat mengalami penundaan selama setahun. Sekdilu 42 menjadi angkatan pertama yang mengikuti Sekdilu yang diselenggarakan 95% secara daring. Walau melalui 890 jam pelajaran dilangsungkan virtual, semangat peserta dalam menjalankan masa pendidikan tidak pernah surut.


Pada penerimaan tahun 2020, sebanyak 32 dari 62 peserta merupakan perempuan. Jumlah ini menunjukkan komitmen dan konsistensi Kemlu dalam mendukung pengarusutamaan gender. Para peserta berasal dari 22 universitas baik di dalam dan di luar negeri dengan latar belakang keilmuan yang beragam, seperti hubungan internasional, hukum, ekonomi, politik, komunikasi, hingga sastra. Peserta Sekdilu 42 juga tidak hanya terdiri dari lulusan S1, tetapi juga S2.


Selain mendapatkan materi yang bersifat teoritis dari kalangan akademisi dan pemangku kepentingan polugri, peserta melaksanakan berbagai praktik yang berkaitan dengan diplomasi seperti simulasi persidangan bilateral, regional, dan multilateral, media handling, table manner dan etika pergaulan internasional, hingga pengenalan komoditas kopi unggulan khas Nusantara.


Peserta juga mendalami isu Pelindungan WNI melalui kunjungan lapangan ke loket pelayanan publik Kemlu, dan rumah perlindungan anak dan korban TPPO. Hal ini ditujukan agar peserta dapat mendapatkan pemahaman secara lebih dalam dan menyeluruh mengenai praktik diplomasi, seperti promosi produk unggulan dan investasi, diplomasi pelindungan, dan diplomasi publik maupun digital.


Sekdilu merupakan program pendidikan dan pelatihan fungsional diplomat tingkat dasar di Kementerian Luar Negeri. Peserta direkrut melalui penerimaan CPNS untuk menempati posisi Pejabat Diplomatik dan Konsuler (PDK). Sesuai dengan Permenlu No. 4 Tahun 2009 tentang Pejabat Dinas Luar Negeri Diplomatik dan Konsuler, Sekdilu bertujuan membentuk diplomat pratama yang profesional dan cerdas, memiliki kepribadian dan perilaku terpuji, dan semangat kejuangan yang tinggi untuk melaksanakan tugas diplomatik dan konsuler negara.(Red)

429 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page