Opera Si Kuning Miss Universe Negeri Jenggala, Sampaikan Pesan Stop Bullying
top of page

Opera Si Kuning Miss Universe Negeri Jenggala, Sampaikan Pesan Stop Bullying

SURABAYA - analisapost.com.| Cerita rakyat di era modern terkesan asing, banyak masyarakat mulai melupakan. Jika dipahami lebih dalam banyak pesan moral yang ditampilkan. Oleh sebab itu sanggar tari Raff Dance Company mempersembahkan opera Si Kuning Miss Universe Negeri Jenggala yang diadakan di Gedung Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur.(7/1/23).

Opera Si Kuning Miss Universe Negeri Jenggala yang diadakan di Gedung Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur (Foto: Charles)

Antusias penonton cukup tinggi terlihat semua kursi terisi penuh, nampak pula Dra. Iva Hasanah Direktur KPS2K serta Dra. Restu Novi Widiani sebagai Kadis DP3AK Jatim.


Adapun ceritanya sendiri di adaptasi dari Ande - Ande lumut maknanya memberi edukasi pada anak tentang pentingnya menjaga kejujuran.


Alkisah ada seorang gadis tersesat di hutan, ditengah ketakutannya muncul lah kelinci yang menyatakan jangan takut. Selang berapa lama si Kuning tertidur dan bermimpi bertemu bidadari yang mengingatkan kalau butuh pertolongan panggillah si kakek dengan cara ambil cermin yang berada dipohon.


Setelah terbangun dari tidurnya datanglah wanita yang berpenampilan serba modern selanjutnya diajak untuk bertemu ketiga anaknya.


Akhirnya si Kuning dibawa ke desa Dadapan dan bertemu Merah, Hijau dan Biru ternyata tidak seindah yang dibayangkan. Disana Si Kuning mendapat perlakuan kurang menyenangkan dan sering dikerjain ditambah lagi para saudaranya mempunyai sifat pemalas dan sombong bahkan hari - harinya Kuning sering dibullying.


Saudaranya mempunyai sifak buruk yaitu hobi belanja ke mall dan hura - hura. Ketika Kuning sedih datanglah lebah dan kelinci untuk menghibur. Berjalannya waktu terdengarlah ada pemilihan sayembara Miss Universe Negeri Jenggala.


Sayembara ini sampai pula ke desa Dadapan, begitu girangnya Merah, Hijau dan Biru mereka sangat yakin menang sedangkan Kuning ingin ikut tapi di halangi. Dengan keadaan terpaksa akhirnya keinginannya pun dikabulkan.


Dengan pedenya ketiganya berangkat mengikuti Miss Universe termasuk Kuning yang menyusul sayembara itu ada test kepribadian dan diwujudkan dalam menyebrangi sungai. Ketiga perempuan sudah berada dipinggir sungai muncullah mister Kangkang.


Berlagak ingin menolong padahal justru akan memanfaatkan para perempuan yang tidak waspada dalam hidupnya. Alhasil ketiganya berhasil disebrangkan tetapi semuanya mengalami pelecehan seksual.


Berbeda yang dilakukan Kuning sewaktu mau menyebrang juga bertemu Kangkang dan sama menawarkan pertolongan cuma Si Kuning selalu mawas diri dan waspada. Tanpa diduga dia ketemu masyarakat yang demo akan pelecehan seksual dan minta diusut tuntas.


Sebelum menyebrang Si Kuning ingat pesan Kakek sakti dengan cerminnya. Atas petunjuknya cermin pun dilempar ke sungai sehingga hilang airnya seketika itu pula Mister Kangkang lenyap.


Saat pemilihan berlangsung ketiga saudaranya dinyatakan kalah karena sudah ternoda. Sementara pemenangnya adalah Si Kuning.


Menariknya ini bukan sekedar operet tapi ada sisi pengetahun tentang pelecehan dan bullying hingga cara melapor bagi korban yang mengalaminya.


Selesai acara awak media Analisa Post saat bertemu sang sutradara Arif Rofiq mengatakan, "terus terang untuk temanya kita sedih, akhir - akhir ini marak berita tentang pelecehan luar biasa sampai kita miris,"jelasnya.


"Jadi tidak hanya ada ruang - ruang publish untuk bermain anak tapi ada juga ruang - ruang rohani dengan begitu mereka tau cara pendekatan dan cara bermain. Saya yakin anak - anak kecil sudah tanya ke orang tuanya tentang apa sih pelecehan hingga bullying itu? berharap Kota Surabaya ramah terhadap anak,"harapnya.


Di samping hadirnya kesenian ini bisa mewarni kebetulan cerita tersebut diadaptasi dari Ande - Ande Lumut itu sebenarnya cerita sirklus Panji yang mana pada tahun 2017 menjadi Memory Of The World artinya menjadi penting di Jawa Timur dan itu harus kita angkat terus,"tuturnya.


Karena pada jaman Mojopahit sastra itu luar biasa bisa mengalahkan Ramayana dan Mahabarata sekarang justu hilang. Parahnya yang mengangkat cerita - cerita Panji itu banyak di Thailand,"paparnya saat mengakhiri perbincangan.


Pertunjukan ini merupakan pertunjukan Opera ke-4 setelah pertama Kancil mencuri Timun (2000), ke-2 Bawang Merah Bawang Putih (2006), ke-3 Sawunggaling Punya Cita-Cita (2013) dan yang ke-4 ini adalah Opera yang diproduksi dari sebuah adaptasi Cerita rakyat Ande-Ande Lumut.


Opera ini mengedukasi anak, jadi dalam cerita bukan para perempuan yang melamar tetapi perempuan yang berusaha untuk berprestasi dan dalam akhir cerita Miss Kuning diangkat sebagai putri mahkota kerajaan Jenggala. (che)


Dapatkan update berita pilihan dan berita terkini setiap hari dari analisapost.com

102 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page