top of page

Perayaan Ekaristi Jubileum Difabel di Gereja Katedral Surabaya

Diperbarui: 2 hari yang lalu

SURABAYA - analisapost.com | Suasana berbeda tampak di Gereja Hati Kudus Yesus (HKY) Surabaya pada Kamis, 1 Mei 2025, saat digelar perayaan Ekaristi dalam rangka Jubileum Difabel.

Umat penyandang disabilitas mengikuti Perayaan Ekaristi Jubileum Difabel di Gereja Hati Kudus Yesus (HKY), Surabaya, Kamis (1/5/2025).
Umat penyandang difabilitas mengikuti Perayaan Ekaristi Jubileum Difabel di Gereja Hati Kudus Yesus (HKY), Surabaya, Kamis (1/5/2025) (Foto: Div)

Dalam rangka memperingati Tahun Suci Jubileum 2025, pihak gereja secara khusus mengadakan misa bagi umat penyandang difabilitas.


Bagi umat Katolik, tahun 2025 merupakan tahun agung bertepatan dengan Jubileum yang diselenggarakan setiap 25 tahun sekali oleh Gereja Katolik di Vatikan.


Menyambut momentum ini, Gereja HKY memberikan perhatian khusus dengan menggelar misa inklusif sebagai bentuk pengakuan terhadap hak yang sama bagi umat difabilitas dalam beribadah.


Kepala Keuskupan Surabaya, Mgr. Agustinus Tribudi Utomo yang kerap disapa Romo Didik, menyampaikan bahwa kegiatan ini terinspirasi dari mendiang Paus Fransiskus yang senantiasa menjadwalkan Jubileum Difabel di setiap keuskupan di seluruh dunia.


Ia menjelaskan bahwa sejak 2015, Keuskupan Surabaya telah membentuk Komunitas Petrus bagi umat bisu tuli. Komunitas ini menjadi cikal bakal pastoral difabel yang telah mendapat pengakuan resmi sejak 2019.


ā€œMendiang Paus Fransiskus selalu mengagendakan perayaan Jubileum Difabel secara rutin di setiap keuskupan di seluruh dunia. Keuskupan Surabaya pun telah mengawalinya dengan mendirikan Komunitas Petrus bagi penyandang Tuli sejak 2015. Kemudian, pada 2019, terbentuklah pastoral difabel sebagai bentuk penggembalaan khusus bagi penyandang difabilitas, demi terwujudnya Gereja yang ramah difabel,ā€ ujarnya kepada awak media AnalisaPost usai memimpin misa tersebut.

Seorang anak penyandang disabilitas didampingi ibunya menerima sakramen Ekaristi dalam Perayaan Jubileum Difabel
Seorang anak penyandang difabilitas didampingi ibunya menerima sakramen Ekaristi dalam Perayaan Jubileum Difabel (Foto: Div)

Lebih lanjut, Mgr. Agustinus berharap agar Gereja Katolik dapat berperan lebih besar dalam mendukung keberlangsungan hidup dan penguatan iman umat penyandang difabilitas.


Ia menekankan pentingnya penyediaan fasilitas dan pendampingan yang memadai agar umat difabilitas dapat memahami doa-doa dan tata ibadah secara utuh.


Namun demikian, ia mengakui bahwa realisasi harapan tersebut masih menghadapi tantangan teknis di beberapa gereja.


ā€œKami memiliki sejumlah program yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan umat penyandang disabilitas. Program-program ini diharapkan menjadi pedoman bagi setiap paroki dalam membangun lingkungan gereja yang ramah difabilitas. Salah satu program penting adalah memastikan bahwa umat difabilitas memiliki hak untuk bertumbuh dalam iman, bersosialisasi dengan sesama, dan mendapatkan pelayanan khusus sesuai kategori difabilitasnya,ā€ tambahnya.


Ia juga menyoroti bahwa selama ini pelaksanaan baptis bagi umat difabilitas sering disamaratakan, tanpa memperhatikan kebutuhan khusus, terutama bagi jemaat bisu tuli yang kesulitan memahami rincian ajaran iman secara menyeluruh.


Dalam misa tersebut, para jemaat penyandang difabilitas tampak khusyuk berdoa bersama para pendamping mereka. Mereka berbaris rapi untuk menerima sakramen Ekaristi berupa hosti yang dibagikan oleh romo dari gereja setempat.

Umat difabel tampak khusyuk mengikuti misa yang digelar khusus dalam rangka Tahun Suci Jubileum 2025
Umat difabel tampak khusyuk mengikuti misa yang digelar khusus dalam rangka Tahun Suci Jubileum 2025 (Foto: Div)

Clara, salah satu jemaat dari Paroki Santo Yusuf Jember, memanfaatkan momen ini dengan mengajak putrinya, Elizabeth, untuk mengikuti misa secara langsung.


ā€œIni pertama kali Eliz mengikuti Perayaan Ekaristi. Hari ini, ia juga menerima hosti dari 'Romo Raja' begitulah Eliz menyebut imam yang membagikan hosti dalam Perayaan Jubileum Difabel di Gereja HKY Surabaya," ucapnya sambil tersenyum.


Wanita paruh baya ini mengaku putrinya selalu menyebut imam yang memimpin misa sebagai layaknya seorang raja di matanya.


"Dalam mata anak-anak, pemimpin misa tampak seperti ā€œrajaā€.karena Romo mengenakan jubah liturgi dan membawa tongkat,"ungkap wanita paruh baya ini kepada awak media AnalisaPost mengakhiri perbincangan singkat usai misa. (Dna)


Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com

ComentƔrios


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya