SURABAYA - analisapost.com | Surabaya Grammar School yang berada di Wisata Bukit Mas II Blok G2-7 Lidah Wetan, Lakasantri Surabaya, menggelar kegiatan pembinaan kepada para siswa sekolah SD tentang pencegahan tindak kekerasan di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah, Senin (17/7/23).
Syaiful Bachri Ketua Komnas Perlindungan Anak Kota Surabaya mengatakan, Bullying merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang menyakiti, mempermalukan seseorang. Tindakan ini biasanya berlangsung lama atau tahunan sehingga sangat mungkin mempengaruhi korban secara psikis.
"Ada 4 faktor penyebab bullying pada anak yaitu faktor keluarga, sekolah, pertemanan dan tontonan anak. Hal ini diakibatkan juga merasa marah dan kesal dengan kejadian yang menimpanya," ujar pria yang murah senyum ini kepada awak media AnalisaPost.
Menurutnya, hal ini memprihatinkan di dunia pendidikan. Padahal pemerintah dan beberapa pihak terkait telah mengupayakan berbagai program untuk menciptakan sekolah bebas bullying. Karena anak yang menjadi korban tentu berdampak pada masalah kesehatan mental mereka. Anak merasa terisolasi secara sosial, tidak memiliki teman dekat atau sahabat dan tidak memiliki hubungan baik dengan orang tua ini bisa menjadi trauma panjang.
"Dampak pendek pada korban bullying yaitu Syok, cedera fisik, takut, merasa tidak aman untuk datang ke tempat terjadinya bullying atau menghindari tempat tersebut, cemas, gelisah dan banyak lagi," jelas Ketua Komnas Surabaya.
"Sekolah harus punya program pencegahan dengan cara sinergi antara sekolah dengan orang tua sangat penting dan diperkuat lagi. Pola asuh yang baik adalah yang bisa memberikan kesempatan kepada anak mengungkapkan apa yang ada di pikiran dan hatinya," tegas Syaiful.
Kepala Sekolah Feriana Susanti, S.Pd., M.M. saat dikonfirmasi mengungkapkan, fenomena bullying ini harus mendapatkan perhatian dan penanganan yang komprehensif baik dari pemerintah, sekolah maupun orang tua serta siswa sendiri.
"Basically, we want this school year to be smooth and safe, even if there are problems that aren't serious and hopefully no problems that will traumatize other children. So all children from grades 1-6 can learn comfortably in the school environment," ujarnya.
"And also we remind them about using gadgets. The school don't let them play with gadgets during class hours. It is only needed when, for example, it is necessary to search for lessons. But after they go home, we don't know because the one who is watching is their parents. At least the school provides knowledge that the use of gadgets must also be wise. If you're not wise, there could be a penalty for this and there are things called a digital footprint, that could lead to a case and it can be reported. So basically this is all for the good of our children," ungkapnya yang disampaikan saat kegiatan berlangsung.
Sementara Wakasek Kesiswaan Kikip Sarmudyawati menambahkan, "Kegiatan ini bertujuan untuk menyambut murid-murid pada saat hari pertama masuk sekolah. Kami juga mengundang Komnas Perlindungan Anak Kota Surabaya dengan memberikan materi-materi diantaranya bagaimana untuk menjadi How to be a good friend, dan juga how to protect themselves. Nanti siswa-siswi diperkenalkan bagaimana cara melindungi diri mereka dan juga cara berteman yang baik apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Harapannya dengan adanya kegiatan ini, murid-murid bisa mengaplikasikannya dalam kesehariannya di sekolah," tutupnya mengakhiri perbincangan pagi itu usai kegiatan.(Dna)
Dapatkan update berita pilihan dan berita terkini setiap hari dari analisapost.com
Kommentare