SURABAYA - analisapost.com | Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang Kementerian Pertanian (Kementan) RI, menggaet Kampoeng Wisata Edukasi Oase Songo yang berada di RT.09 RW.03, Kelurahan Simomulyo Baru, Kecamatan Sukomanunggal Surabaya untuk berkolaborasi dalam budidaya Maggot sebagai salah satu program penelitian dan pengabdian masyarakat, serta optimalisasi pemanfaatan lahan.
Kolaborasi ini diwujudkan melalui penandatangan nota kesepahaman Memorandum of Understanding (MoU) antara Polbangtan Malang oleh Luki Amar Hendrawati SPt.M.Sc, Ketua Prodi Agribisnis Peternakan Polbangtan Malang di dampingi Dr.Ir. Siswoyo MP, selaku Koordinator Penelitian, drh. Iman Aji W.,MVet dan Yaning Mustikaningru Ketua Kampoeng Wisata Edukasi Oase Songo di dampingi Bpk Nyoman Kusuma yang disaksikan oleh kader lingkungan Kampung Songo dan Mahasiswa Magang & Studi Independen (MSIB) batch 5 sebagai marketing promotion. Jumat (24/11/23)
Adi Candra koordinator sekaligus pembina mentor eduwisata batch lima menyampaikan
bahwa louncing Program PKM biokonversi limbah organik menggunakan metode Black Soldier Fly (BSF) ini menjadi tonggak bersejarah bagi Kampoeng Eduwisata Oase Songo karena diberikan keberkahan atas perjuangan warga Kampung Songo.
"Dengan adanya program MSIB yang membantu kampung-kampung untuk membranding sampai mereka bisa menyusun paket eduwisata, maka Kampung Songo menjadi terkenal sebagai kampung Eduwisata urban farming bagi pelajar sekolah yang belajar tentang ramah lingkungan di perkotaan melalui simulasi," ucap Adi saat memulai acara.
Hal yang sama juga disampaikan Yaning Mustikaningru Ketua Kampoeng Wisata Edukasi Oase Songo, "saya ucapkan rasa syukur dan berterima kasih. Apa yang di berikan kepada kami, merupakan suatu anungerah. Segala pemberian ini sangat berguna bagi kampung kami. Saya ingin merubah pandangan warga bahwa dari sampah terbuang ternyata bisa menjadi daya. Utamanya yaitu pembersihan sampah organik sisa makanan yang selama ini tidak terpikirkan hanya kami buang, ternyata dari sampah itu kita bawa maggot,"katanya dalam sambutan sebelum penandatangan MoU.
"Jadi dari sampah yang kita anggap jijik, kotor dan bau, sebenarnya adalah berkah yang luar biasa. Budidaya maggot bisa jadi peluang usaha yang cukup menguntungkan dan menjanjikan serta bisa dijadikan sebagai industri masa depan di tengah kota dengan lahan sempit menjadi lahan produktif. Saya bersyukur di pertemukan Polbangtan Malang, sangat menginspirasikan untuk lebih maju, berguna dan lebih bermanfaat. Saya senang dan siap untuk terus bekerjasama dengan Polbangtan Malang," papar Yaning.
Sementara Luki Amar Hendrawati SPt.MSc, Ketua Prodi Agribisnis Peternakan Polbangtan Malang menjelaskan dipilihnya Kampoeng Wisata Edukasi Oase Songo sebagai lokasi pengabdian masyarakat di Surabaya karena Kampung Songo salah satu pembudidaya maggot dan sukses menerapkan urban farming di wilayahnya.
"Ini sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kami sering melakukan pendampingan mengenai pertanian dan budidaya salah satu metode pengolahan sampah organik yakni biokonversi budidaya maggot dan kompos. Maggot sendiri merupakan larva dari Black Soldier Fly (BSF) atau lalat hitam memiliki kemampuan paling cepat untuk mengurai sampah organik yang menjadi masalah lingkungan. Maggot ini dijadikan pakan ternak dan mempunyai banyak manfaat menjadi usaha yang mendatangkan rupiah," jelasnya.
Dikesempatan yang sama Dr.Ir. Siswoyo MP, selaku Koordinator Penelitian, juga menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian (kementan) memiliki komitmen serius dalam pengembangan SDM yang profesional, dan berwirausaha sebagai generasi petani untuk meningkatkan kualitas kekuatan guna memenuhi tantangan era kebutuhan.
"Kami hadir tujuannya adalah mendorong, mendidik dan membangun karakter teman-teman satgas disini membentuk wirausahawan muda dan SDM siap bekerja sehingga kedepannya bisa menjadi mentor," terang Siswoyo kepada awak media AnalisaPost.
"Disini tidak hanya magot, tetapi juga integrasi farming sistem nanti ada lele, ada pohon anggur dan bawahnya akan ada kelinci di kondisi yang terbatas ini. Intinya akan timbul enterpreneur-enterpreneur di bidang magot dan turunannya yang digalakan oleh satgas-satgas di sini, sehingga muncul kewirausahaan yang arahnya pada peningkatan pendapatan," tutupnya mengakhiri.
Diharapkan dengan adanya kerjasama, warga mendapatkan tambahan pengetahuan serta wawasan terkait masalah pertanian di perkotaan dan dapat memberikan solusi, memecahkan masalah sehingga menjadikan peningkatan perekonomian warga kampung sekitarnya dan masyarakat pada umumnya.(Dna/Che)
Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com di Google News klik link ini jangan lupa di follow.
Comments