Surabaya Korean Center Resmi Dibuka Sebagai Pusat Pembelajaran Bahasa dan Budaya Korea
- analisapost
- 25 Apr
- 3 menit membaca
Diperbarui: 27 Apr
SURABAYA - analisapost.com | Surabaya Korean Center resmi dibuka pada Jumat (25/4/25) sebagai pusat pembelajaran bahasa dan budaya Korea.

Pusat ini merupakan hasil kerja sama antara Widya Mandala Language Institute (WMLI), BBB Korea, dan KT&G Scholarship Foundation, serta merupakan pengembangan dari Korean Learning Center yang telah beroperasi selama lima tahun di Graha Widya Mandala, Lantai 5, Jl. Dinoyo 48, Surabaya
Acara peresmian diawali dengan prosesi pemotongan pita oleh Kepala Pusat Pendidikan Kedutaan Besar Republik Korea untuk Republik Indonesia, Kim Gyu-nyeon; Ketua Yayasan Widya Mandala Surabaya, Romo Yustinus Budi Hermanto; Sekretaris Jenderal BBB Korea, Choie Mee-hei; Sekretaris Jenderal KT&G Scholarship Foundation, Ahn Hong-pil; serta Rektor Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS), apt. Sumi Wijaya, S.Si., Ph.D.
Dalam sambutannya, Romo Yustinus Budi Hermanto menyampaikan bahwa pembukaan Surabaya Korean Center tidak hanya menjadi langkah dalam bidang pendidikan dan budaya, tetapi juga mempererat hubungan antarbangsa yang telah terjalin sejak lama antara Korea Selatan dan Indonesia.
"Pembukaan hari ini menjadi awal tak hanya di bidang pendidikan dan budaya, tetapi juga dalam membangun hubungan antarumat manusia. Korea Selatan dan Indonesia semakin aktif bertukar ilmu, terutama bagi generasi muda," ujarnya.
Surabaya Korean Center hadir sebagai jawaban atas kebutuhan mahasiswa UKWMS dan masyarakat umum yang ingin memperdalam pengetahuan tentang bahasa dan budaya Korea, atau yang berencana melanjutkan studi di Negeri Ginseng.
Kepala Pusat Pendidikan Kedutaan Besar Republik Korea, Kim Gyu-nyeon, menyebut pembukaan Korean Center ini sebagai "titik awal bersejarah" dalam mempererat hubungan kedua negara, dengan harapan dapat melahirkan generasi baru sebagai jembatan aktif antara Indonesia dan Korea Selatan.

Executive Director KT&G Scholarship Foundation, Ahn Hong-pil, dalam sambutannya yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, juga menekankan bahwa pendirian Korean Center merupakan langkah penting dalam memperkuat hubungan bilateral melalui pemahaman budaya dan bahasa.
Berdasarkan pantauan media AnalisaPost, Surabaya Korean Center menghadirkan empat ruang kelas, area belajar terbuka untuk umum, sudut santai dengan koleksi buku, ornamen rumah tradisional Korea, hingga album musik idol K-Pop.
Pengunjung juga dapat berfoto atau menyewa hanbokĀ (pakaian tradisional Korea) untuk merasakan pengalaman budaya yang autentik. KT&G, sebagai sponsor utama, bahkan mendatangkan hanbok dari Korea Selatan untuk berbagai usia, mulai dari bayi, remaja, hingga dewasa.
Untuk sesi foto dan penyewaan hanbok, peserta diminta melakukan pembayaran deposit yang akan dikembalikan setelah kegiatan sebagai bentuk tanggung jawab atas penggunaan fasilitas.
Choie Meehei, Sekretaris Jenderal BBB Korea yang di dampingi Vincentia SHS, Direktur Widya Mandala Language Institute (WMLI) mengatakan, "selama lima tahun kami fokus pada sekolah bahasa Korea. Kini dengan hadirnya Korean Center, proyek kami menjadi lebih besar. Salah satu keunggulannya adalah menjadi pusat ujian Test of Proficiency in Korean (TOPIK)Ā pertama di Surabaya," ujarnya kepada awak media AnalisaPost saat di temui usai kegiatan.
Selain program akademik, Korean Center juga rutin mengadakan festival budaya Korea dan kelas budaya seperti memakai hanbok, memasak makanan Korea, hingga membuat kerajinan tangan tradisional. "Kami ingin proses belajar bahasa Korea terasa menyenangkan, tidak kaku," tambahnya.
Dengan rebranding ini, Surabaya Korean Center tidak hanya menyelenggarakan kelas bahasa, tetapi juga memperluas layanan ke bidang budaya dan riset.

Menurut Choie Meehei, keberadaan pusat ini akan memudahkan pelajar dan pencari beasiswa dalam mengakses sertifikasi kemampuan bahasa Korea.
"Selama ini tes TOPIK hanya tersedia di Bali atau Yogyakarta. Mulai Mei ini, Surabaya akan memiliki pusat ujian sendiri," jelasnya.
Ke depan, Korean Center juga diharapkan menjadi pusat informasi beasiswa, program pertukaran pelajar, hingga penelitian budaya antara Indonesia dan Korea Selatan.
Dalam satu tahun, Surabaya Korean Center menyelenggarakan tiga semester pembelajaran, masing-masing berdurasi 10 minggu. Setiap kelas dibatasi maksimal 10 siswa agar proses pembelajaran lebih efektif. Hingga kini, lebih dari 2.200 siswa telah mengikuti program ini.
"Surabaya Korean Center terbuka untuk semua kalangan dari pelajar, penggemar budaya Korea, hingga masyarakat umum yang ingin mengenal Korea lebih dalam," pungkasnya.(Dna/Che)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Komentar