SURABAYA - analisapost.com | 30 Karya seni dari 10 perupa asal Kota Lamongan, Sidoarjo, dan Surabaya dipamerkan pada Galeri Prabangkara 11-18 Juli 2022 yang bertajuk 'Tandur' di Jl. Gentengkali no, 85 Surabaya mulai pukul 15.00-selesai. Selasa (12/07/22)
Acara yang diawali dengan tari tradisional, dibuka oleh Kepala Taman Budaya Jatim Samad Widodo, S.S.,M.M Dalam sambutannya Kepala Taman Budaya menyampaikan rasa senang kepada para seniman Jawa Timur atas diselenggarakannya pameran ini yang menjadi momentum dimana kebangkitan kegiatan kesenian digiatkan kembali di Jawa Timur.
"Pameran ini adalah wujud dari fungsi Taman Budaya Jatim yang didukung pemerintah. Dengan karya-karya seniman yang digelar diera pandemi, ini membuktikan bangkitnya kembali kesenian yang ada di Jawa Timur," ucap Kepala UPT Taman Budaya Jatim Samad.
Dia mengatakan, sebanyak 10 pelukis yang dirangkul dalam pameran ini telah melalui kurasi dari berbagai kota. Mereka adalah Budi Bi, Saiful mujib Maruf, Nabila Dewi Gayatri, Triyoso Yusuf, Adrinalia, Ami Tri, Lukman Gimen, Budi Ipeng, Hence Virgorina dan Hendy Prayudi dengan kurator Agus Koecik dan penulis Heti Palestina Yunani.
Samad berharap pameran seni rupa dapat meramaikan Galeri Prabangkara dan tidak pernah putus.
"Dengan diselenggarakannya pameran ini mewadahi karya-karya terbaik dari para seniman, saya berharap dapat menghasilkan bibit-bibit baru nantinya dan berkembang sehingga masyarakat bisa menikmati aneka goresan yang sarat dengan nilai-nilai pesan yang disampaikan," tutupnya mengakhiri saat diwawancarai awak media Analisa Post usai membuka pameran tersebut, Senin (11/07/22)
Budi Bi sebagai ketua pameran mengatakan,"Tandur adalah tajuk yang memiliki makna menanam atau menandur ini, jika dilihat tahapan-tahapan dalam proses menciptakan, menggali ide dan konsep sebelum melukis terlihat hampir sama. Hal itu bisa diibaratkan ketika menentukan bibit dan tunas kedalam kanvas." ucapnya.
"Kami berharap pameran Tandur bisa membanggakan khasanah seni rupa yang ada di Jawa Timur." ujar pria berambut panjang ini.
Sedangkan Lukman Gimen seorang pelukis yang memiliki perawakan lucu dan friendly ini saat di wawancarai awak media Analisa Post menceritakan tentang lukisan yang berjudul 'Dolanan Bocah' merupakan permainan anak-anak diera tahun jadul hingga sekarang yang mempunyai banyak aktivitas.
Kegelisahan Gimen ia tuang kedalam lukisan 'Dolanan Bocah' bukan sekedar lukisan biasa. Akan tetapi memiliki filosofi yang dalam dan penuh makna. Disana jelas terlihat cerita anak-anak yang sedang bermain tradisional, merenung, ada tekhnologi dan lain-lain.
"Lukisan saya menggambarkan bagaimana anak-anak dulu masih bermain dengan manusia dan alam, sementara anak-anak sekarang bermain dengan mesin." paparnya sambil menunjukan lukisannya.
"Ini semua terinspirasi dengan masa lalu. Kita bermain dengan sportifitas, ada olah raga disini, ketemu, bagaimana mereka bisa sosialisasi bersama teman-temannya, jadi tidak individu. Karena sekarang rata-rata mereka lebih banyak bermain gadged." jelas Gimen yang menggunakan media acrylic saat melukis.
"Lukisan ini adalah proses terlama yang saya buat. Ide ini tercetus mulai dari tahun 2017 dan selesai tahun 2021. Kenapa lama karena saya sudah muak dengan gaya yang seperti ini. Saya sudah melompat ke ekspresi, abstrak. Sehingga saat mau kembali itu susah." cerita Giman saat ditanya sambil tertawa lebar.
Gimen merasakan kegalauan yang luar biasa saat permainan tradisional semakin terpinggirkan dan yaris hilang ditelan zaman. Hal inilah yang mendorongnya untuk mengangkat dolanan bocah sebagai tema lukisannya.
Sebagai pelukis ia berharap bermain memang sebuah hal yang penting bagi anak-anak. Lewat bermain, seorang anak memperoleh banyak pelajaran dan terlibat dalam interaksi sosial dengan teman bermainnya.
"Jadi orang itu jangan macem-macem, jangan keakehan tingkah," tutupnya mengakhiri perbincangan sore itu.(Dna/Che)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com
Comments