25 Elemen Masyarakat Jatim Tegaskan Komitmen Pada NKRI
top of page

25 Elemen Masyarakat Jatim Tegaskan Komitmen Pada NKRI

SURABAYA - analisapost.com | 25 elemen masyarakat Jawa Timur berkumpul di Rumah Pergerakan Mawar di Jl. Mawar No. 54 Surabaya untuk menyambut Hari Penegakan Kedaulatan Negara, 1 maret 2022 pukul 19.00 WIB.

Mereka terdiri dari : Roemah Bhinneka, GUSDURian Jatim, Jaringan Islam Anti Diskriminasi, Komunitas Alumni Perguruan Tinggi, Alumni SMA-SMK Surabaya Bersatu, Forum Alumni Jatim, JOGOBOYO, Gema Indonesia, Rumah Belajar, Roemah Bhinneka Moeda, Wanita Katolik RI, Formagam, Teman Jokowi, Masyarakat BAHA'I, Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia-Jatim, Gerakan Pemuda Marhaen Jatim, Perhimpunan INTI Jatim, Sekolah Rakyat Kejawan, Rumah Swadesi Keputih, Ksatria Airlangga, Forum Budaya Surabaya, Walubi, Madura Nusantara, Patriot Garuda, dan PSMTI Sidoarjo, mengadakan diskusi Kebhinnekaan NKRI serta membuat pernyataan sikap.


Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Diskusi dibuka oleh Edward Dewaruci SH. MH. Ketua Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) Jawa Timur, banyak mengungkapkan kondisi dan tantangan kehidupan dan kebhinnekaan di Indonesia.


Roni Mustamu (PIKI) mengawali diskusi dengan mengetengahkan kondisi sosial yang ada. Ini adalah cobaan, kita diuji, disodok-sodom agar terlena dan larut dalam konflik dan pertikaian yang muncul.


Ada yang berharap konflik semacam ini akan makin runcing dan menyebar yang nantinya ketentraman dan kedamaian di Indonesia akan hilang. Apakah ini karena pilpres, ada atau tidak. Data tidak menunjukkan karena itu. Ini adalah bagian dari upaya memecah belah bangsa.


Ini soal kita berlatih mengembangkan kepekaan sosial. Apa yang sudah jelas, tidak perlu dimasalahkan, terutama masalah privat keyakinan, adat istiadat serta agama, dan negara tidak usah masuk. Merepotkan masyarakat yang sudah pandai memilah. Melalui momentum ini semoga kita ingat kembali, kenapa republik ini didirikan, dan jangan sampai mengurangi apa yang sudah istimewa dari republik ini.


Gatot Santoso, Ketua INTI Jatim mengutarakan bahwa, "mungkin sekarang tidak banyak yang mengenali 1 Maret itu hari apa. Kita harus menyelamatkan anak bangsa sebagai upaya menyelamatkan bangsa dengan upaya pendidikan moral dan pendidikan karakter, walaupun mendapatkan hambatan dari politik identitas. Ini keprihatinan saya. Banyak orang mabok agama, tapi mendapatkan tempat dan kesempatan serta bertindak makin tidak terkendali." Ucapnya


Dari dulu kita ini beriman, tapi sekarang ini terganggu dari wacana yang berkembang. Hal itu dibenarkan oleh Yuska Harimurti dari GUSDURian Jatim. Proses perjalanan bangsa ini sudah jauh. Kita melampaui yang seharusnya tidak perlu diulang-ulang. Ada yang tampak seperti masalah, tapi dibuat-buat. GUSDURian yang sangat konsen pada Generasi muda, kini ada di 150 kota 6 negara.


Setiap wilayah ada masalah dan berbeda-beda karakternya. Yang harus kita hindari adalah balas dendam dalam setiap masalah. Saat punya kasus, jangan diteruskan karena teman-teman kita ditempat lain akan bisa mengalami hal yang sama. Untuk itu dalam penyelesaian masalah, menuntut kehadiran negara, untuk bisa tegas dalam hukum.

Tidak boleh ada dominasi mayoritas dan tirani minoritas dalam setiap konflik yang ada. Negara harus hadir, perbedaan adalah wajar, setiap masalah harus diselesaikan tuntas dengan pijakan hukum.


Dedik dari Walubi, juga menegaskan bahwa, "kita sebagai bangsa yang besar, tidak berkutat dengan konflik-konflik keagamaan. Agama adalah privat, tidak perlu mencampuri urusan privat. Bangsa lain sudah berlomba-lomba dalam kemajuan teknologi dan meraih impiannya. Ayo bergandeng tangan membangun dan membesarkan bangsa. Kita punya semboyan Bhinneka Tunggal Ika, keberagaman, persatuan. Tetap terus kita jaga." Ujarnya


Sedangkan dari Madura Nusantara (Mantra) memberikan masukan bahwa, "kita sebagai generasi muda, perlu dan harus menjaga bangsa ini. Kondisi saat ini membuat sangat miris. Untuk itu Mantra hadir membawa milenial kita angkat untuk kebhinnekaan. Perlu sering diadakan ngopi kebhinnekaan, acara seperti ini yang dihadiri kaum muda, dengan arahan, dampingan dan fasilitas oleh para senior yang ada. “NKRI harga mati, Pancasila Jaya, Nusantara milik kita.” Pungkasnya.


Usulan tersebut diamini oleh Iryanto Susilo, Ketua Rumah Bhinneka. “Itu usulan konkrit. Kami siap memfasilitasinya, ayo bisa kita mulai segera dalam waktu dekat ini” tuturnya. Sebagai salah satu inisiator pertemuan ini, pak Ir minta maaf apabila ada kekurangan dan berharap tahun depan peringatan Hari Penegakan kedaulatan Negara ini akan lebih banyak yang hadir dan berpartisipasi, terutama generasi muda. Acara ditutup dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri sebagai komitmen bersama semua elemen mengabdi untuk bangsa.


Acara juga diisi dengan pembacaan sikap bersama yang dipimpin oleh Edward Dewaruci yang diikuti dan dilantangkan bersama oleh seluruh peserta perwakilan 25 elemen masyarkat yang ada. Selengkapnya dalah sebagai berikut.


Kami dari berbagai elemen masyarakat, dalam rangka MEMPERINGATI HARI PENEGAKAN KEDAULATAN NEGARA dan sekaligus menegaskan komitmen bersama kami, bahwa :


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 adalah negara yang merdeka dan berdaulat untuk mewujudkan tujuan bernegara, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial; seperti termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945.


Kedaulatan rakyat yang diberlakukan di Indonesia adalah kedaulatan rakyat yang berdasarkan Pancasila, yakni konsepsi kedaulatan yang sesuai dengan budaya dan peradaban bangsa Indonesia.


Kedaulatan rakyat dalam Pancasila lahir dari budaya bangsa Indonesia dan esensi dasar dari pembentukan nilai-nilai demokrasi kultural yang lahir dari suku-suku bangsa yang bermukim sejak lama, yang membentuk nilai-nilai Pancasila. Suku bangsa dan golongan inilah yang memiliki nilai-nilai budaya yang berbeda, yang terus berproses, berinteraksi dan bersinergi sehingga dapat membentuk nilai-nilai persatuan Indonesia.


Kedaulatan rakyat berdasarkan Demokrasi Pancasila, mengandung dua asas, yakni asas kerakyatan dan asas musyawarah. Asas kerakyatan adalah asas kesadaran akan cinta kepada rakyat, manunggal dengan cita–cita rakyat, berjiwa kerakyatan, menghayati kesadaran senasib, seperjuangan dan cita- cita bersama. Asas musyawarah adalah upaya bersama untuk mengambil keputusan dengan saling menghargai pendapat, tidak memaksakan kehendak dan mengupayakan pencapaian kesepakatan secara mufakat.


Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai adat, budaya, dan beragam suku bangsa, merupakan sebuah potensi dan kekayaan yang memperkuat eksistensi bangsa Indonesia. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang sudah didengungkan sejak abad ke-14 adalah bukti tak terbantahkan akan kearifan lokal sebagai akar dari peri kehidupan bangsa Indonesia, yang harus dipertahankan dan dikuatkan untuk keutuhan dan kemajuan bangsa Indonesia.

Momentum ini juga merupakan pengingat dan upaya penanaman kesadaran akan nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa, guna memperkuat kepribadian dan harga diri bangsa, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional.


Untuk itu maka :


Kami bersetia pada Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berideologi Pancasila dijiwai oleh api semangat Bhinneka Tunggal Ika serta berlandaskan pada Undang Undang Dasar 1945


Surabaya 1 Maret 2022

  1. Roemah Bhinneka

  2. GUSDURian Jatim

  3. Jaringan Islam Anti Diskriminasi

  4. Komunitas Alumni Perguruan Tinggi

  5. Alumni SMA-SMK Surabaya Bersatu

  6. Forum Alumni Jatim

  7. JOGOBOYO

  8. Gema Indonesia

  9. Rumah Belajar

  10. Roemah Bhinneka Moeda

  11. Wanita Katolik RI

  12. Formagam

  13. Teman Jokowi

  14. Masyarakat BAHA'I

  15. Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia - Jatim

  16. Gerakan Pemuda Marhaen Jatim

  17. Perhimpunan INTI Jatim

  18. Sekolah Rakyat Kejawan

  19. Rumah Swadesi Keputih

  20. Ksatria Airlangga

  21. Forum Budaya Surabaya

  22. Walubi

  23. Madura Nusantara

  24. Patriot Garuda

  25. PSMTI Sidoarjo (RJ)


676 tampilan0 komentar
bottom of page