97 Tahun Indonesia Raya, Saatnya Hidupkan Kembali Tiga Stanza yang Terlupakan
- analisapost

- 21 jam yang lalu
- 2 menit membaca
SURABAYA - analisapost.com | Peringatan 97 tahun lagu kebangsaan Indonesia RayaĀ sekaligus peringatan Hari Sumpah Pemuda digelar di Makam W.R. Soepratman, Jalan Kenjeran, Surabaya, pada Selasa (28/10/25).

Acara ini menjadi momen refleksi untuk mengenang jasa sang pencipta lagu kebangsaan sekaligus mengingatkan masyarakat bahwa Indonesia RayaĀ sejatinya memiliki tiga stanza, bukan satu seperti yang umum dikenal.
Kegiatan diawali dengan doa lintas iman yang dipanjatkan oleh perwakilan umat Katolik, Budha, Islam dan kepercayaan. Doa bersama itu menjadi simbol kebersamaan dan persatuan bangsa, sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober.
Ketua pelaksana acara, Rudy T. Mintarto, dalam sambutannya menjelaskan bahwa gagasan penyelenggaraan kegiatan ini berawal dari kegelisahan pribadi.āLagu Indonesia Raya itu doa dan harapan. Kalau sekarang hanya dinyanyikan satu stanza, berarti ada bagian penting yang hilang. Sama seperti Pancasila yang lima sila kalau cuma dipakai tiga, tidak lengkap,ā ujarnya.
Menurut Rudy, stanza pertama menggambarkan semangat perjuangan sebelum kemerdekaan, sementara dua stanza berikutnya berisi doa dan harapan bagi Indonesia yang telah merdeka tentang rakyat yang bahagia dan negeri yang makmur.
āSekarang ini banyak masalah di darat maupun di laut. Bisa jadi karena kita lupa menyanyikan lagu ini secara utuh,ā tambahnya.
Ia menegaskan, Indonesia RayaĀ bukan sekadar simbol kebangsaan, melainkan karya yang sarat pesan moral dan spiritual.āW.R. Soepratman menulis lagu ini dengan pesan mendalam. Kalau kita nyanyikan dengan sadar, itu menjadi pengingat untuk mencintai Indonesia secara utuh,ā kata Rudy.
Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan fragmen teatrikal Sumpah PemudaĀ yang dibawakan mahasiswa STKW Surabaya. Fragmen tersebut menggambarkan semangat para pemuda Surabaya yang turut menyuarakan persatuan dalam Kongres Pemuda II di Batavia. Di akhir penampilan, para pemain mengajak seluruh hadirin mengucapkan Sumpah Pemuda bersama.
Momen yang paling ditunggu adalah ketika seluruh peserta menyanyikan lagu Indonesia RayaĀ secara lengkap tiga stanza, dibawakan oleh paduan suara MASTRIP dengan iringan biola dari Arul Lamandau. Bagi sebagian besar peserta, pengalaman ini terasa istimewa karena jarang sekali mendengar versi lengkap lagu kebangsaan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan tari benderaĀ yang menggambarkan semangat nasionalisme, serta prosesi tabur bunga di makam W.R. SoepratmanĀ sebagai bentuk penghormatan kepada sang komponis.

Rudy kembali menekankan pentingnya memahami makna lagu kebangsaan secara menyeluruh.āAnak-anak sekarang banyak yang tidak tahu kalau Indonesia Raya sebenarnya punya tiga stanza. Mereka hanya tahu satu. Itu yang ingin kami luruskan lewat acara seperti ini,ā ungkapnya.
Rudy juga menjelaskan makna pernyataannya tentang āIndonesia yang sadar akan jiwanyaā.āBanyak yang lupa nilai dasar Indonesia. Kalau kita hayati isi Indonesia Raya, sebenarnya itu pengingat agar kita sadar hati dan budinya,ā katanya kepada awak media AnalisaPost, Selasa (28/10/25).
Ia menambahkan, nilai-nilai dalam Sumpah Pemuda tetap relevan hingga kini menjadi fondasi untuk menjaga semangat persatuan dan cinta tanah air di tengah perkembangan zaman.
āSumpah Pemuda itu tidak pernah usang. Lagu Indonesia Raya dan Sumpah Pemuda adalah satu kesatuan. Keduanya mengajarkan kita untuk bersatu dan menjaga Indonesia dengan hati yang sadar,ā tutupnya.
Melalui peringatan ini, para peserta berharap masyarakat semakin memahami makna Indonesia RayaĀ secara utuh sekaligus menghidupkan kembali nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam kehidupan sehari-hari. (Che)
Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com klik link ini jangan lupa di follow.





Komentar