top of page
Gambar penulisanalisapost

Bangunan Bersejarah Peninggalan Belanda di Kota Lama Terpaksa Dikontrakan

Diperbarui: 24 Nov

SURABAYA - analisapost.com | Kota Lama Surabaya adalah saksi bisu perjalanan Kota Pahlawan, yang menyimpan sejarah dari era kolonial hingga kemerdekaan.

Bangunan Bersejarah Peninggalan Belanda di Kota lama Terabaikan, Terpaksa Dikontakkan
Bangunan bersejarah peninggalan Belanda di Kota lama terabaikan, terpaksa Dikontrakan (Foto: Div)

Di antara bangunan bersejarah yang telah direvitalisasi di kawasan ini, terdapat satu bangunan yang tampaknya terlupakan dan terabaikan, yaitu Gedung Korps Cacat Veteran RI (KCVRI) di Jalan Rajawali nomor 47.


Bangunan KCVRI ini dulunya merupakan kantor komunikasi Belanda, dan kini telah ditetapkan menjadi cagar budaya yang masih berfungsi. Selain sebagai kantor, kompleks ini juga menjadi tempat tinggal bagi beberapa keluarga veteran yang tidak memperoleh perumahan sejak masa kemerdekaan.


“Hanya keluarga mendiang veteran cacat yang boleh tinggal di sini, sekitar 14 keluarga," ungkap Karyanto Tri Laksono, Ketua KCVRI Provinsi Jawa Timur, Senin (11/11/24) saat di jumpai.


Namun, bangunan bersejarah ini tak masuk dalam program revitalisasi Kota Lama Surabaya. Meski sudah ada plakat penanda cagar budaya, Pemkot hanya melakukan paving di depan gedung, itupun setelah Karyanto berinisiatif memintanya.


"Memang benar ini salah satu bangunan cagar budaya dan ada plakatnya. Tapi bisa lihat sendiri kondisi tempat ini. Saya sudah capek mengajukan kesana kesini, buat proposal dan lain sebagainya," cerita Karyanto yang kerap disapa Nanang, kepada awak media AnalisaPost dengan wajah sendu.

Lokasi menuju  bunker yang masih terawat
Lokasi menuju bunker yang masih terawat (Foto: Div)

"Sampai saya maksa ke dinas Pariwisata untuk minta bantuan. Berharap tempat ini benar-benar diperhatikan. Kami tidak minta apa-apa, tetapi tempat ini juga memiliki sejarah. Di dalam ada dua bunker yang masih terawat, satu dijadikan tempat tinggal sedangkan yang satu difungsikan sebagai gudang dan juga sekolah Taman Kanak-kanak (TK). Walaupun tempat ini tidak mendapat perhatian, tetapi kami tetap menjaga dan merawatnya," papar.


Menurut Nanang dulu bunker tersebut dijadikan sebagai tempat penyimpanan senjata dan persembunyian tentara Belanda. Bunker yang berbentuk seperti tempurung memiliki dinding tebal hampir 1 meter dengan pintu besi setinggi 2 meter dan dua buah lubang berukuran 55 cm di dinding.


Terpaksa Di Kontrakan


Karena minimnya dukungan dari pemerintah, Karyanto dan penghuni lain merenovasi secara mandiri, meskipun dana yang terbatas membuat perbaikan tidak maksimal.

 Karyanto Tri Laksono, Ketua KCVRI Provinsi Jawa Timur
Karyanto Tri Laksono, Ketua KCVRI Provinsi Jawa Timur (Foto: Div)

Untuk menambah dana renovasi, bagian depan kompleks terpaksa akan disewakan sebagai ruang komersial. Hasil dari kontrakan tersebut akan digunakan sebagai biaya renovasi kompleks gedung Korps Cacat Veteran.

 

“Bagian depan terpaksa saya sewakan. Kalau ada yang mau sewa, silahkan karena tempat ini cocok untuk kafe atau tempat nongkrong apalagi lokasinya di pinggir jalan. Tidak hanya itu, sebagian tempat ini kami fungsikan sebagai rumah hantu agar ada pemasukan. Tempat ini baru kemarin di launching,” tambah Karyanto.


Ia berharap pemerintah memberikan perhatian lebih kepada para veteran dan keluarganya. "jangan hanya pas acara ceremonial saja kita di undang. Kami ingin tempat ini dan keluarga para pejuang turut diperhatikan sehingga mereka bisa hidup dengan layak," tegasnya.


Sementara Endang yang menempati bunker mengatakan bahwa tempat itu belum pernah direnovasi dari dulu. Kondisinya cukup untuk dijadikan tempat tinggal.


"Ada dua ruangan disini. Satu saya gunakan untuk tempat tidur, dan satunya saya jadikan dapur dan tempat barang-barang. Mungkin karena ini bangunan lama, jadi cukup kuat dan tidak ada bocor. Hanya saja kalau hujan deras, saya harus siap-siap mguras air rembesan dari sungai," ungkap Endang, wanita paruh baya ini sambil mempersilahkan masuk untuk melihat kondisi di dalam bunker.

Pintu bunker tempat yang di fungsikan sebagai tempat tinggal
Pintu bunker tempat yang di fungsikan sebagai tempat tinggal (Foto: Div)

Kompleks KCVRI ini kini hanya dihuni tiga veteran yang tinggal bersama keluarga masing-masing. Gedung ini juga terkesan sepi saat perayaan Hari Kemerdekaan karena keterbatasan dana operasional sejak 1990-an.


Dengan jumlah veteran yang semakin berkurang, perayaan kemerdekaan semakin jarang diadakan, meskipun Hari Pahlawan tetap diperingati dengan syukuran yang biasanya disponsori oleh pihak luar.


Berharap campur tangan dan peran Pemerintah Daerah membantu mereka. Ingat tanpa perjuangan veteran, kemerdekaan tidak bisa di nikmati seperti sekarang. (Dna/Che)


Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page