Berdoa Untuk Indonesia Maju, Jombang Empowering Hadir Bersama Masyarakat
top of page

Berdoa Untuk Indonesia Maju, Jombang Empowering Hadir Bersama Masyarakat

Diperbarui: 14 Feb

JOMBANG - analisapost.com | Komunitas Jombang Empowering bersama generasi muda dan santri telah menginisiasi kegiatan Doa Bersama Masyarakat Jombang untuk Indonesia Maju. Tujuannya adalah memberikan spirit perjuangan serta menciptakan keselamatan, kesehatan pemilu yang damai dan bermatabat.

Komunitas Jombang Empowering bersama generasi muda dan santri telah menginisiasi kegiatan Doa Bersama
Komunitas Jombang Empowering bersama generasi muda dan santri telah menginisiasi kegiatan Doa Bersama (Foto: Istimewa)

Acara doa bersama dilaksanakan pada hari tenang masa kampanye sebagai wujud setiap iktiar yang sudah ditumpahkan melalui gagasan visi dan misi pada masa kampanye diserahkan kembali kepada masyarakat yang memilih dan takdir Tuhan Yang Maha Esa.


Hal tersebut merupakan peran aktif pemuda dalam keselamatan demi berjalannya Demokrasi khususnya di wilayah Jombang yang diadakan di Jl Bromo, Jatigedong, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang pada Minggu (11/2/24) diikuti oleh kalangan santri baik zilenial dan millenial, serta masyarakat dan tokoh sekitar.


Kegiatan yang diawali dengan Istighosah dipimpin oleh Kang Zuhdi Alim Ulama Ploso Kabupaten Jombang, Sholawat Nabi dan ditutup oleh Mauidloh Khasanah disampaikan Gus Maman dan Gus Alif.


Pada Tahun 2024 bertepatan 14 Februari menjadi tahun dimana Pemilu dilaksanakan serentak. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, DPR tingkat pusat provinsi dan kab/kota. Sistem demokrasi memandatkan kedaulatan rakyat sebagai kekuasaan tertinggi.


"Do'a menjadi wujud ikhtiar bersama setelah kita berusaha dan berada di ujung pelaksanaan pemilu serentak pada 14 Februari 2024 mendatang," ujar Alif selaku Founder Jombang Empowering.


"Karena munculnya berbagai macam isu bisa berimbas pada disintegrasi sosial sehingga perlu mempererat tali persatuan dan kesatuan maka kegiatan Do'a bersama ini dapat meningkatkan jiwa persatuan dan kesatuan. Apalagi Jombang terkenal dengan Kota Santri tempatnya para pencari ilmu agama,"jelasnya.


Sebagai kota Santri seharusnya mampu menjadi garda terdepan dan memberi contoh perilaku yang berkarakter menjunjung tinggi solidaritas yang damai dan aman bagi semua.


Komunitas Jombang Empowering berharap besar untuk agenda doa bersama ini juga dilaksanakan hingga level desa agar menciptakan suasana damai hingga level grassroot serta sebagai hamba selalu ingat bahwa diatas persaingan memperoleh kekuasaan masih ada yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT.


"Kami generasi muda Jombang yang tergabung dari Komunitas Jombang Empowering keberhasilan Indonesia Maju adalah terletak pada generasi muda yang mau berkarya dan mau untuk membawa spririt perjuangan yang konsisten,"imbuhnya.


Menurutnya anak muda yang identik dengan gerakan, harus mau berjibaku untuk menjemput kesempatan di level kepemimpinan. Karena keterwakilan anak muda di era saat ini tidak boleh lepas dan tidak boleh di nihilkan dalam lapisan masyarakat.


Sementara Mauidlhoh Khasanah mengajak seluruh komponen masyarakat terutama kawula muda Jombang untuk turut serta berpartisipasi aktif pada tanggal 14 Februari 2024 dalam rangka mensukseskan pesta demokrasi yang berasaskan Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil serta damai tanpa ada tekanan apapun.


H. Maulana Syahiduzzaman,S.E., M.M, Tokoh Ulama Muda di Kabupaten Jombang yang memiliki latarbelakang sebagai aktivis muda yang memperjuangkan kepemudaan dan usaha yang menjunjung tinggi kehalalan bisnis.


Ia menegaskan, "kita disini tidak mengarahkan tendensi salah satu paslon namun yang terpenting dalam rangka menjemput Indonesia Emas 2045 adalah bagaimana membangun Indonesia ini berkelanjutan dan lebih maju. Oleh Karena itu, Jombang khususnya Kecamatan Ploso harus bahu membahu selalu menjaga pilar kondusifitas Pemilu yang damai,"ucapnya.


Doa bersama masyarakat Jombang yang dihadiri kurang lebih 100 jamaah terdiri dari santriwan dan santriwati untuk Indonesia Maju telah menyita animo masyarakat karena diadakan pada hari tenang yang dinilai nihil syarat akan kepentingan politik praktis.


Satu hal yang berbeda dengan Doa bersama lainnya adalah duduk melingkar layaknya tradisi pesantren, saling urun rembuk serta menguatkan diantara para jamaah untuk terciptanya pemilu yang damai dan kondusif. Tutup Gus Maman.(Red)

110 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page