top of page
Gambar penulisanalisapost

Cerita Kuno Kampung Kungfu dan Warisan Sejarah

Diperbarui: 25 Nov

SURABAYA - analisapostpost.com | Kampung Kungfu terletak di Jl. Kapasan Dalam I, Kapasan Lor No.3, RT.002/RW.09, Kecamatan Simokerto, Surabaya, Jawa Timur ini memiliki nilai sejarah. Dikenal sebagai "Kampung Kungfu" karena kawasan ini menyimpan cerita unik tentang jejak budaya Tionghoa di Surabaya.

Cerita Kuno Kampung Kungfu dan Warisan Sejarah
Cerita Kuno Kampung Kungfu dan Warisan Sejarah (Foto: Div)

Sejarah Kampung Kungfu


Pada masa lalu, area ini menjadi pusat berkumpulnya komunitas Tionghoa yang membawa seni bela diri ke Indonesia yang juga berperan dalam perjuangan arek-arek Suroboyo melawan penjajah. Mereka melatih warga sekitar bela diri, mengajarkan kekuatan, keseimbangan, dan kecepatan tangan.


Salah satu permukiman tertua bagi keturunan Tionghoa di Surabaya, terlihat dari arsitektur bangunan seperti Klenteng Boen Bio dan Tong Yang Wen merupakan tempat untuk mengobati para pejuang dan di bawah tanah ada bunker (berfungsi sebagai tempat menyembunyikan senjata). Bangunan ini dikenal sejak masa kolonial hingga kini sebagian warisan budaya masih bertahan di Kapasan.


Tradisi warga setempat, dan sisa-sisa cerita kuno yang masih hidup dalam ingatan generasi salah satunya sedekah bumi yang digelar rutin tiap tahun. Pada peringatan 128 tahun Kampung Kungfu yang dirayakan pada 6 Desember lalu, berbagai kesenian seperti wayang kulit dan barongsai ditampilkan.

Tong Yang Wen merupakan tempat untuk mengobati para pejuang
Tong Yang Wen merupakan tempat untuk mengobati para pejuang (Foto: Div)

Dony Djhung (Tjong Djhung Seng), yang biasa disapa Susuk Dony, seorang sesepuh Kapasan, menceritakan bahwa pada awalnya, Kapasan memiliki banyak pohon randu yang menghasilkan kapas, dan terdapat punden ditengah perkampungan.

 

"Asal muasal Kapasan, dulu di kawasan ini terdapat banyak pohon randu yang menghasilkan kapas. Tidak hanya itu, disini ada sebuah punden di tengah-tengah perkampungan. Siapapun yang memasuki kawasan Kampung kungfu atau Wisata Kampung Pecinan, pasti mampir ke sini," ujar sesepuh Kapasan kepada awak media AnalisaPost.


"Dulu orang China merantau ke Surabaya, ada yang tinggal di sekitar Kembang Jepun, dan kawasan Kapasan Dalam. Warga Tionghoa di sekitar Kelenteng Boen Bio aktif berlatih seni bela diri silat khas Tionghoa yang dikenal sebagai kuntau atau Kun Thauw," ceritanya, Sabtu (9/11/24)


Menurut Susuk Dony, selama Orde Baru, perguruan bela diri ini sempat mati suri dan hanya dipraktikkan secara diam-diam di rumah para guru. Para guru Kungfu tersebut melatih warga sekitar untuk belajar ilmu bela diri. Tentu saja, para murid harus kuat menjalani olah pernafasan, belajar kuda-kuda yang tidak mudah digoyahkan hingga belajar kecepatan tangan menangkis serangan lawan.


Kungfu merupakan ajaran bela diri Tiongkok Kuno. Dalam perjalanannya ada 100 lebih aliran kungfu. Mulai dari yang ganas dengan serangan kepada lawan yang cepat dan mematikan. Pria yang disegani oleh masyarakat sekitar, turut berbagi pandangannya tentang budaya Tionghoa di kawasan ini.


"Mungkin sebagian orang sudah tidak asing lagi mendengarnya apalagi ketika mereka melihat di televisi. Kalau kungfu di era dulu di gunakan sesuai fungsinya dengan latihan keras tetapi sekarang kungfu fungsinya sudah berbeda. Kalau saya sendiri awalnya belajar dari melihat buku milik orang tua itu pun secara sembunyi - sembunyi," tutupnya mengakhiri.

Dony Djhung (kanan) sesepuh Kampung Kapasan
Dony Djhung (kanan) sesepuh Kampung Kapasan (Foto: Div)

Dari info yang didapat awak media AnalisaPost, Suk Dony juga terlibat dalam gagasan Wisata Kampung Pecinan sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat dan mendorong pertumbuhan UMKM melalui wisata sejarah.


Bagi pengunjung yang datang ke Kampung Kungfu, dapat menemukan ornamen khas Tionghoa dan mural yang menggambarkan kehidupan komunitas Tionghoa pada zaman dahulu. Selain spot foto yang menarik, ada juga berbagai stan kuliner.


Dengan adanya jejak Tionghoa di Kapasan ini, masyarakat bisa melihat sejarah panjang dan kontribusi komunitas Tionghoa dalam perkembangan budaya lokal di Surabaya. (Dna/Che)


Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com

872 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


bottom of page