Fenomena #KaburAjaDulu: Ketika Anak Muda Memilih Pergi, Pejabat Bertanya Soal Nasionalisme
- analisapost
- 23 Feb
- 2 menit membaca
SURABAYA - analisapost.com | Tren media sosial kembali diramaikan dengan munculnya tagar #KaburAjaDulu, yang merepresentasikan kegelisahan generasi muda terhadap situasi politik dan ekonomi di Tanah Air. Banyak yang menganggap fenomena ini sebagai bentuk sikap kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai kurang berpihak pada rakyat.

Dalam konteks #kaburAjaDulu, menunjukkan bahwa mereka menggunakan media sosial sebagai alat untuk mencari solusi atas ketidakpuasan terhadap biaya pendidikan yang mahal, minimnya lapangan pekerjaan dan ketidakpastian masa depan di negeri sendiri.
Ironisnya, di tengah meningkatnya gelombang kepergian anak muda ke luar negeri, para pejabat justru mempertanyakan rasa nasionalisme mereka. Padahal, bagi banyak orang, keputusan untuk merantau bukan sekadar mencari pengalaman baru, tetapi juga demi kesejahteraan dan masa depan yang lebih baik.
Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), turut menanggapi fenomena ini. "Kalau dibandingkan dengan luar negeri, jelas jauh berbeda. Karena di Indonesia banyak kebijakan yang justru merugikan rakyat, termasuk di sektor pendidikan yang anggarannya malah ditekan,"Ā ujar Ahok dalam kesempatan di Vegan Festival,
"Jadi bagi mereka yang bekerja di luar negeri, jika di tanya kapan pulangnya, tunggu pemerintah bersikap adil dan benar," tegasnya.
Kenzin, seorang mahasiswa Universitas Surabaya (UBAYA), menuturkan bahwa merantau bagi sebagian anak muda bukan hanya sekadar meninggalkan tanah air, tetapi merupakan bagian dari tantangan hidup yang harus dihadapi untuk berkembang.

Di tengah keterbatasan tersebut, tidak sedikit yang mulai melirik peluang di luar negeri, di mana kesempatan untuk berkembang lebih terbuka luas.
"Sebagai generasi muda, kami butuh tantangan dan tentunya mencari kesejahteraan. Dari sana, kita bisa belajar tentang berbagai hal baru,"Ā ungkap Ken.
Ia berharap pemerintah dapat lebih memberikan dukungan kepada anak-anak muda agar mereka memiliki kesempatan yang sama dengan mereka yang ada di luar negeri.
"Harapannya, pemerintah bisa memberikan support yang lebih besar bagi anak-anak muda untuk berkembang, menyalurkan potensi dan bakat yang terpendam. Karena ke depannya, generasi muda yang akan melanjutkan perkembangan negara kita,"Ā tambahnya.
Beberapa negara seperti Korea Selatan, Jepang, Australia, Amerika, dan Jerman menjadi tujuan favorit bagi mereka yang ingin "kabur". Negara-negara ini menawarkan peluang kerja, kesejahterahaan, dan sistem pendidikan yang lebih menjanjikan.
Fenomena ini menjadi cerminan dari kekhawatiran banyak pihak terhadap arah kebijakan pemerintah. Akankah para pemimpin menanggapi suara anak muda dengan serius, atau justru semakin mempertanyakan nasionalisme mereka? (Che/Dna)
Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com di Google News klik link ini jangan lupa di follow.
Komentar