FGD: Tantangan dan Peluang Bisnis Hotel & Pariwisata di Jawa Timur
top of page

FGD: Tantangan dan Peluang Bisnis Hotel & Pariwisata di Jawa Timur

Diperbarui: 26 Nov 2021

SURABAYA - analisapost.com | Hotel Luminor jalan Raya Jemursari no 206-208, Tenggilis Mejoyo, Kec. Tenggilis Mejoyo Surabaya menjadi tuan rumah diselenggarakan FGD (Forum Group Discus) antara pelaku pariwisata dan beberapa Hotel, Restoran di Surabaya yang diadakan oleh APWI (Assosiasi Pelestari Wisata Indonesia). Kamis (25/11/21)


FGD yang di gelar dengan tema Challenge and Opportunity On East Java's Hotels & Tourism Bussiness 2022, dilaksanakan secara offline dihadiri oleh 30 peserta dari ASITA, Travel Agen, Akademis, PO dll dengan 5 narasumber dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Jawa Timur yang di wakilkan oleh Ibu Luki, Kasi Usaha Jasa Pariwisata, PHRI Jawa Timur yang diwakilkan oleh Pak Dono Sumanto, Hotel Luminor Bapak Yosi, Surabaya Suites Hotel Bapak Firman, dan Akademisi Pak Yunanto.

Foto : Div (Lima narasumber dalam acara FGD)

5 narasumber yang hadir berbagi pengalaman sebagai kiat-kiat untuk menyongsong tahun 2022 yang diyakini angka pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4% dengan program-program pemerintah, diharapkan Kegiatan ini bisa untuk memacu bangkitnya pelaku usaha kreatif di tengah pandemi covid-19 dengan memanfaatkan peluang pasar digital.


Dengan melihat peta wajah kepariwisataan setelah lebih dua tahun dilanda wabah pandemi. Tentunya ini adalah sebuah kesempatan mempersiapkan diri untuk tahun 2022. Dan diharapkan bisa memanfaatkan peluang yang ada semaksimal mungkin bagaimana kita menyongsong tahun kedepannya di balik pandemi.


Sebagai insan pariwisata diharapkan punya banyak strategi. Luki selaku Kasi Usaha Jasa Pariwisata perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata provinsi Jawa Timur sangat mengapresiasi peran APWI dalam mengadakan FGD (Forum Group Discussion) dan mengatakan,"Mudah-mudahan dengan adanya even ini kita bisa berkolaborasi bersama memajukan pariwisata. Pemerintah butuh mitra untuk bekerja. Kita harus tetap bersinergi agar pariwisata Jatim bangkit." Ujarnya kepada awak media analisapost.


Sedangkan General Manager Hotel Luminor Surabaya Yosi, menyampaikan,"FGD yang dilakukan layak untuk dikenalkan karena Surabaya terkenal dengan kota bisnis yang mana pertumbuhan bisnis sudah mulai naik. Dengan forum discussion ini kita nanti bisa mendapatkan banyak sekali masukan-masukan dan analisa serta strategi-strategi yang harus dihadapi."Paparnya

Foto : Div (Foto bersama Saat usai acara FGD)

Dengan diadakannya FGD diharapkan para stakeholders bisa melihat peluang dan strategi bisnis pariwisata yang merangkap ke dunia digital. Dengan membuka diri di dunia digital, diharapkan peluang ditemukan oleh seluruh konsumen demi tetap bergeraknya operasional usaha kedepannya.


Disisi lain GM Surabaya Suites hotel menyampaikan, "Buat para pemandu wisata, hotel dan pemberi pelayanan jasa wisata, saat ini merupakan masa yang cukup berat. Tetapi bukan berarti harus menyerah. masih ada banyak cara untuk membangkitkan geliat pariwisata. Buatlah satu strategi tiap tiga bulan sekali. Jangan mencoba sesuatu yang baru, tetapi perdalam dengan apa yang kita punya dengan kolaborasi adalah kunci yang terbaik.Tetap semangat, tetapi berhati-hati mengambi keputusan" ujar Firman.


Sementara Pungky sebagai moderator juga pemilik Spektra Even dan Tour Planning yang bergerak di Even Organiser khususnya MICE mengatakan, "jangan pernah lengah. Agar ketika keran untuk kebijakan dan juga berbagai program yang di restui oleh pemerintah di jalankan, maka kita sudah tidak gagap lagi. Yang terpenting jangan lupa hemat incashflow kita. Boleh kita promosi mendanai kegiatan, akan tetapi tetap cadangkan agar bisa bekerja dan memanfaatkan secara maksimal." Tegas Pungky Kusuma


Sedangkan Wakil Ketua PHRI Jawa Timur Dono Sumanto, mengatakan bahwa perubahan tren pariwisata, berubahnya prilaku konsumen tentu menjadi sebuah tantangan bagi para penggiat industri pariwisata. Perubahan prilaku ini adalah sebuah hal yang tidak terhindarkan. Situasi pandemi telah mengubah trend dan juga kebutuhan masyarakat dalam berwisata. Sehingga hal ini perlu diperhatikan dan diantisipasi.


"Selain itu kondisi pelayanan dan fasilitas di destinasi juga masih dirasa perlu untuk ditingkatkan, terlebih pada masa pandemi karena tidak dipungkiri penyediaan lokasi wisata dengan tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap protokol kesehatan sangat perlu untuk diadakan." Tegasnya


Menurutnya, kebiasaan orang yang sering menggunakan platform online di masa pandemi ini dapat menjadi kesempatan bagi stakeholders untuk menggali potensi era digital. Ia memberi masukan di acara FGD untuk menghadapi era digital.


Dari pandangan akademisi yang disampaikan oleh Yunanto, "Dengan adanya pandemi juga dirasakan bahwa minat dari siswa pariwisata cendrung menurun. Kenapa anak-anak muda tidak cukup tertarik disana. padahal Indonesia sangat kaya akan cerita yang bisa di ceritakan ketika membawa tamu atau berwisata." Terangnya


"Kami berharap pemerintah dan stakeholders yang lainnya juga bisa memberi masukan terutama pemerintah bisa memberi perhatian." imbuhnya saat berdialog di acara FGD.


Dalam pertemuan offline selama 1.5 jam tersebut, diharapkan FGD dapat menemukan potensi dari era digitalisasi ini. Dengan didukung lokal market membutuhkan dukungan Industri dan peluangnya masih sangat terbuka dan pemerintah membuat program untuk menaikkan produk produk industri pariwisata.


Adanya event ini diharapkan dunia pariwisata hidup kembali. Dengan begitu banyak tugas dan kritikan yang masuk agar benar- benar bisa dilaksanan. Dinas diharapkan tidak hanya sebagai pendengar saja tetapi mau melaksanakan demi kemajuan dunia pariwisata.(Dna)







2.551 tampilan0 komentar
bottom of page