top of page

Grahadi Tak Lagi Utuh, Ikon Sejarah Surabaya Terancam

SURABAYA - analisapost.com | Gedung Negara Grahadi, ikon bersejarah sekaligus pusat pemerintahan Jawa Timur, mengalami kerusakan parah setelah aksi demonstrasi yang berujung ricuh pada Sabtu (30/8/2025) malam. Sejumlah bagian bangunan terbakar, meninggalkan kondisi yang tak lagi utuh seperti semula.

Kondisi Gedung Negara Grahadi, Cagar Budaya yang hangus dibakar massa demonstran
Kondisi Gedung Negara Grahadi, Cagar Budaya yang hangus dibakar massa demonstran (Foto: Div)

Bau kayu terbakar masih tercium di udara sekitar sisi barat Grahadi. Sisa-sisa tiang jati peninggalan Belanda tampak patah dan teronggok di lantai yang penuh jelaga, bercampur dengan puing serta abu kebakaran yang belum sepenuhnya dibersihkan.


Gedung bersejarah yang dibangun pada abad ke-18 itu kini hanya menyisakan dinding menghitam dan atap jebol. Bangunan yang selama ini menjadi saksi perjalanan panjang luluh lantak dalam hitungan jam setelah api melalap sebagian besar sisi barat.


Kericuhan bermula ketika massa aksi memaksa masuk ke halaman Grahadi. Aparat keamanan berupaya menahan, namun bentrokan tak terhindarkan. Situasi semakin memanas saat sebagian massa melemparkan benda keras dan botol berisi cairan mudah terbakar ke arah gedung sekitar pukul 21.45 WIB.


Kobaran api menjalar cepat ke bagian depan bangunan hingga merambat ke ruang kerja Wakil Gubernur dan ruang wartawan. Sejumlah ornamen bersejarah di dalam gedung turut hangus. Api baru berhasil dipadamkan sekitar pukul 00.00 WIB setelah belasan unit mobil pemadam kebakaran diterjunkan.


Pemagaran dan Penutupan Lokasi

Pasca-kebakaran, area Grahadi ditutup rapat. Pagar setinggi lima meter dipasang untuk melindungi sisa bangunan dari kerusakan lebih lanjut.


"Sementara ini masih kita tutup bagian luar," kata Bagus, seorang pekerja konstruksi, kepada awak media AnalisaPost, Rabu (3/9/25). Ia menambahkan, revitalisasi gedung akan dilakukan secara hati-hati, termasuk memanfaatkan kembali material asli yang masih bisa dipakai.


Gubernur Jawa Timur, Khofifa Indar Parawansa menyampaikan rasa prihatin atas insiden tersebut. ā€œGrahadi bukan hanya kantor gubernur, tapi juga aset sejarah bangsa. Kami sangat menyesalkan tindakan anarkis yang merusak simbol Jawa Timur,ā€ ujarnya saat meninjau lokasi pasca kejadian.

Masyarakat ingin melihat langsung kondisi Gedung Negara Grahadi yang hangus dibakar massa demonstran yang tak terkendali, Sabtu (30/8/2025) malam
Masyarakat ingin melihat langsung kondisi Gedung Negara Grahadi yang hangus dibakar massa demonstran yang tak terkendali, Sabtu (30/8/2025) malam (Foto: Div)

Khofifah menegaskan, proses pembangunan ulang Gedung Grahadi sedang dirapatkan bersama delapan pemangku kepentingan, termasuk sejarawan, tim pakar, dan tim cagar budaya.


Meski kayu dan material bisa diganti dengan kualitas serupa, nilai sejarah menurutnya tidak bisa dinilai dengan uang, akan tetap berbeda.


Disinggung soal nilai kerugian atas kerusakan gedung Grahadi itu, Khofifah bertanya balik,"Bagaimana menghitung nilai sejarahnya?"


Khofifah pun meyakini bahwa perusak atau pembakar gedung Grahadi bukanlah warga Jawa Timur. Sebab para perusak tak memiliki rasa kepedulian atas bangunan bernilai historis tinggi.


Gubernur pun membuka ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan kritik, namun menekankan agar dilakukan secara damai. ā€œSampaikan pendapat dan kritik, tapi jangan merusak,ā€ tegasnya.


Hingga berita ini diturunkan, aparat masih berjaga ketat di sekitar kawasan Grahadi. Jalan Gubernur Suryo ditutup sementara untuk penyelidikan dan pembersihan sisa kebakaran. Bangunan kini ditutup seng selama pengerjaan perbaikan berlangsung.


Pemerintah Jawa Timur berharap proses revitalisasi dapat segera dimulai agar Grahadi kembali seperti semula, meski nilai sejarah yang hilang sulit tergantikan.(Dna)


Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com

Komentar


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya