Kebaya Terima Sertifikat UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia
- analisapost
- 14 jam yang lalu
- 2 menit membaca
JAKARTA - analisapost.com | Persis setahun setelah penetapan pada 4 Desember 2024, kebaya akhirnya resmi menerima sertifikat sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO.

Penyerahan ini menandai tonggak penting bagi Indonesia dan empat negara Asia Tenggara lainnya yang mengajukan nominasi bersama: Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Di Indonesia, momen peringatan satu tahun pengakuan UNESCO ini bertepatan dengan bulan perayaan Hari Ibu Nasional pada 22 Desember. Pengakuan tersebut kian memperkuat kebaya sebagai identitas bangsa dan simbol keanggunan perempuan Indonesia.
Kebaya kini bukan hanya busana tradisional yang dikenakan pada berbagai hajatan dalam negeri, tetapi juga tampil sebagai representasi budaya Indonesia di kancah internasional.
Hal ini dirasakan langsung oleh salah satu wanita yang tak ingin di sebut namanya, yang mengaku terkejut sekaligus bangga saat menyaksikan serial baru Netflix, Talamasca, pada Kamis pagi (4/12/25).
"Kaget tapi bangga pagi-pagi nonton serial baru Netflix, Talamasca. Eh, pelayan kepercayaan salah seorang tokohnya pakai kebaya yang bisa kita beli di mana pun. Tidak hanya di film tapi di luar negeri sudah banyak yang memakai pakaian tradisional Indonesia. Mulai Batik Keris, Danarhadi sampai ITC dan Pasar Atum,” ujarnya kepada awak media AnalisaPost.
Serial Talamasca bagian dari Immortal Universe yang mengisahkan dunia supernatural vampir dan penyihir berlatar di Manchester, Inggris. Meski mengambil setting Eropa, kemunculan tokoh perempuan bersanggul dan mengenakan kebaya dalam film tersebut memberi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia.
Kehadiran kebaya di layar internasional memperkuat pesan bahwa busana ini telah menjadi simbol global dari budaya Nusantara, sekaligus mengukuhkan daya tariknya di luar negeri.

Penetapan kebaya sebagai WBTb UNESCO pada 4 Desember 2024 merupakan hasil kerja bersama lima negara Asia Tenggara. Proses nominasi kolektif ini ditegaskan bukan untuk mengklaim kepemilikan, melainkan untuk mempromosikan keberagaman budaya serta memperkuat dialog lintas komunitas di kawasan.
Meski kebaya dikenal secara luas di berbagai negara, kebaya Indonesia khususnya kebaya Bali dan Jawa memiliki karakteristik khas. Potongannya sederhana dengan kerah berbentuk V, bahan dari sutra, beludru, atau brokat, dihiasi bordiran halus, serta dipadukan dengan kain, Songket, batik dan aksesoris seperti bros. Keunikan inilah yang menjadikan kebaya sebagai identitas kuat perempuan Indonesia di mata dunia.
Memasuki tahun pertama sejak pengakuan UNESCO, 2025 menjadi momentum untuk menyatukan makna antara Hari Kebaya dan Hari Ibu Nasional. Kedua peristiwa ini menegaskan posisi perempuan Indonesia sebagai penjaga tradisi, pewaris nilai budaya, dan simbol keanggunan bangsa.
Dengan kebaya yang terus tampil dalam berbagai ruang internasional dari panggung diplomasi hingga layar kaca dunia kebanggaan berkebaya semakin terasa relevan. Bagi perempuan Indonesia, merayakan Hari Ibu Nasional dalam balutan kebaya bukan sekadar tradisi, tetapi wujud penghormatan terhadap identitas dan budaya yang diwariskan lintas generasi.
Jika bukan perempuan Indonesia yang merayakan dua tonggak penting ini, siapa lagi yang akan memaknai kebaya sebagai jati diri dan kebanggaan bangsa?. (Dna)
Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com klik link ini jangan lupa di follow.

