top of page

Kevikepan Surabaya Raya Umumkan Jadwal Jubileum Difabel 2025 Lewat Konferensi Pers

Diperbarui: 2 hari yang lalu

SURABAYA - analisapost.com | Dalam rangka menyambut rangkaian Perayaan Jubileum Difabel 2025, Kevikepan Surabaya Raya menggelar konferensi pers pada 1 Mei 2025Ā bertempat di Aula Lantai 2, Paroki Hati Kudus Yesus, Katedral Surabaya.

Kevikepan Surabaya Raya Umumkan Jadwal Jubileum Difabel 2025 Lewat Konferensi Pers
Kevikepan Surabaya Raya Umumkan Jadwal Jubileum Difabel 2025 Lewat Konferensi Pers (Foto: Charles)

Dalam semangat tersebut, Keuskupan Surabaya turut ambil bagian dengan mengadakan Perayaan Jubileum Difabel 2025, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan nasional yang dikoordinasi oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).


Perayaan ini dirancang tidak hanya untuk umat difabel, tetapi juga melibatkan keluarga mereka, dengan harapan dapat mendorong partisipasi nyata dalam kehidupan menggereja yang inklusif dan penuh kasih.


Acara diselenggarakan di tiga lokasi berbeda di wilayah Keuskupan Surabaya Raya, yaitu:

  • 1 Mei 2025Ā di Paroki Katedral Hati Kudus Yesus (Kevikepan Surabaya Raya),

  • 11 Mei 2025Ā di Paroki Santo Cornelius Madiun (Kevikepan Madiun),

  • Awal Juni 2025Ā di Paroki Santo Yosef Kediri, yang mencakup wilayah Kevikepan Blitar, Kediri, Jombang, Nganjuk, dan Pare.


Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menghidupkan semangat Jubileum melalui iman, harapan, dan kasih, sekaligus mempererat kebersamaan umat difabel dalam lingkup Keuskupan Surabaya.


Ini juga menjadi momentum untuk menegaskan bahwa umat difabel adalah bagian tak terpisahkan dari Gereja, serta menjadi sarana nyata perjumpaan dan pelayanan pastoral yang inklusif.


Dalam kesempatan tersebut, Romo Gabriel Gallileo yang kerap disapa Romo Leo selaku Ketua Pastoral Difabel menjelaskan sejarah berdirinya pastoral ini pada 2019 sebagai jawaban atas kebutuhan pendampingan rohani umat difabel.


Menurutnya, komunitas Tuli Katolik di Surabaya telah ada sejak 1998, terdiri dari alumni SLB Dena Upacara dan SLB Don Bosco Wonosobo. Komunitas ini resmi terbentuk pada 2014 dan berkembang hingga akhirnya menjadi dasar berdirinya Pastoral Difabel secara resmi lima tahun kemudian.


ā€œPerayaan ini bukan sekadar seremoni, melainkan peristiwa iman yang menunjukkan keterbukaan Gereja Katolik terhadap semua umat, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik,ā€ ujar Romo Leo.


Sementara itu, Melania Safirista Soviarti (Kak Mel), salah satu pegiat aktif dalam pelayanan ini, menyoroti pentingnya peran aktif umat difabel dalam kehidupan menggereja. Mereka tidak hanya sebagai penerima pelayanan, tetapi juga sebagai pelaku utama dalam berbagai kegiatan Gereja.


Ketua Pelaksana kegiatan, Benediktus Baskara Pramudita (Kak Tito), menyampaikan tekadnya untuk menjadikan acara ini bermakna bagi semua peserta. Ia berharap perayaan ini menjadi simbol nyata keterbukaan Gereja terhadap semua orang, tanpa terkecuali.


Melalui semangat kebersamaan ini, umat diajak untuk terus peduli kepada sesama, mewujudkan kasih, serta menyalakan harapan dalam kehidupan sehari-hari.


Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada rekan-rekan media yang telah membantu menyebarkan semangat perayaan ini kepada masyarakat luas.


Konferensi pers ini diharapkan menjadi langkah awal yang kuat untuk memperluas kesadaran dan dukungan terhadap umat difabel, sekaligus menjadi bagian dari gerakan gerejawi yang mendengarkan, menerima, dan melayani semua umat tanpa terkecuali.(Dna)


Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com

ć‚³ćƒ”ćƒ³ćƒˆ


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya