Lhokseumawe Kota Ikan Di Aceh, Harga Melonjak Saat Covid Menurun
top of page

Lhokseumawe Kota Ikan Di Aceh, Harga Melonjak Saat Covid Menurun


Foto : Dokpri

ACEH - analisapost.com | Kawasan Lhokseumawe di pantai timur utara Aceh, adalah surga bagi penggemar ikan, kini harganya melonjak disaat kasus Covid-19 menjadi zero.


Kota yang memiliki garis pantai minimal 22 km dan menghadap Selat Malaka, memanjakan penduduknya dengan ikan, baik ikan laut maupun darat.


Sebelum virus Covid malanda dan kegiatan warga belum dibatasi, para nelayan dapat menangkap hingga 20 ton ikan perhari, terdiri dari Cakalang, tuna, teri, gembung, dan ikan campuran lain.

Foto : Dokpri

Data dari Pangkalan Pendaratan Ikan Pusong yang disajikan Dinas Kelautan Perikansn dan Pertanian Kota Lhokseumawe Januari 2020 lalu sebulan hasil tangkapan cakalang dan sejenis ikan tongkol lainnya 240 ton, teri 53 ton, ikan campuran 180 ton, diperoleh 88 bot ikan ukuran mesin 5 hingga 100 gt, menurut Kepala Dinas DKPP Muhammad Rizal, S.Sos, MSi, " mereka beroperasi di wilayah perairan WPP 571".

Foto : Dokpri

Selain perikanan darat menghasilkan bandeng, udang, kerapu, lele, gabus dan mujahir 3 sd

3,5 ton perhari. Dalam luas kota 156, 08 km terdapat 1.783 ha tambak, yg dikelola 854 rt.

SURGA PENGGEMAR IKAN


Ikan di kota ini dapat diperoleh dalam bentuk segar malah banyak yg masih hidup di pasar-pasar Ikan Kota, Pasar Inpres, Pasar Batuphat, Pasar desa Ujong Blang, Hagu Cunda dan Punteut. Sering warga yang gemar jalan-jalan sore di pesisir Pantai Hagu Barat Laoet sampai Ujong Blang menemukan ikan segar dari Pukat Darat yang bebas es dan formalin dibanderol dengan harga sedikit miring.


Sebutan 'Pukat Darat' adalah nelayan melaut dalam kawasan Teluk Meuraksa atau hanya 5 sd 10 km dari bibir pantai, dengan perahu mesin tempel berangkat pagi pulang petang, atau berangkat subuh pulang siang. Lhokseumawe nyaris disebut Kota Tiada Hari Tanpa Ikan Segar. Jika ikan laut sulit didapat karena nelayan sulit melaut, pasokan ikan darat terutama udang dan bandeng tidak pernah kurang.

Foto : Dokpri

Biro Aceh Analisa Post Saifuddin Saleh, SH memantau penikmat ikan segar pasar Lhokseumawe datang dari Bireuen, Kawasan Aceh Utara dan Bener Meriah, dan pemsaran hasil ikan lainnya utamanya Medan.


HARGA NAIK SAAT COVID TURUN


Harga ikan periode Nopember sd Desember naik. Cakalang yg sebelumnya dIperoleh Rp. 25.000,- sd Rp. 28.000,- menjadi Rp. 35.000,- sd Rp. 40.000,- Kenaikan harga juga terhadap banyak jenis ikan seperti gembung, teri, ķerapu, bawal atau sejenis ikan laut hingga 20 sd 30 persen.


Kecuali beberapa jenis ikan darat seperti udang ukurang sedang tetap Rp 60.000,- perkg dan bandeng karena produksinya stabil naik sedikit dari Rp 20.000,- sd 30.000 rupiah perkg menjadi Rp. 35.000,- sd 40.000,- rupiah.


Seorang pedagang ikan, Mukhtar mengakui harga dinaikan karena pasokan menurun, " modal sudah mahal dan ikan langka", katanya.


Pemantauan Biro Analisa Post di Aceh, sejak medio September 2021, pasar Lhokseumawe kembali ramai, demikian juga kota-kota lain di Aceh seperti Banda Aceh, Bireuen, Langsa, Sigli, Takengon, Meulaboh, Tapak Tuan dan Sabang.


Hal ini karena masyarakat tidak tahan lagi terkungkung, dan kasus Covid juga terus menurun sehingga level PPKM juga turun dari level III ke kevel II malah Level I. Disamping itu masyarakat menggelar kenduri massal dimana saja, baik pesta perkawinan maupun dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW sejak 19 September lalu.Bahan- bagan pengan menjadi mahal karena demand dan supply tidak sesuai.


Khusus naiknya harga ikan menurut Kepala Dinas DKPP Lhokseumawe Muhammad Rizal, S.Sos, M.Si terutama disebabkan gelombang tinggi dan nelayan tidak melaut.(Saifuddin Saleh).

1.081 tampilan0 komentar
bottom of page