top of page

Mei di Trisakti


Penulis: Naritha

ilustrasi
Ilustrasi: analisapost

Mei datang dengan luka,

bukan hujan,

tapi peluru yang bicara,

di halaman kampus,

suara tumpah ruah menuntut harapan dari tanah yang lelah.


Mereka muda,

tak bersenjata,

hanya membawa mimpi dan suara tentang keadilan,

demokrasi,

tentang negeri yang ingin bebas dari tirani.


Empat jiwa tumbang di jalan sejarah,

tapi mereka tak benar-benar pergi.


Namanya hidup dalam tiap teriakan yang menolak lupa,

menolak diam.


Arief, Elang, Hafidh, Hendriawan tak hanya nama di nisan,

mereka bara yang menyalakan api reformasi yang terus dijaga zaman.


Hari ini kami berdiri,

mengenang kalian dengan janji:

bahwa perjuangan tak akan sia-sia selama kebenaran masih kita bela.

Comments


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya