top of page

Menteri Transmigrasi Dorong Ekonomi Masa Depan Berbasis Iptek di Forum Guru Besar Indonesia

SURABAYA - analisapost.com | Di tengah tantangan bonus demografi dan meningkatnya kebutuhan lapangan kerja, pemerintah terus mencari fondasi ekonomi baru yang inklusif dan berkelanjutan. Salah satu upaya tersebut disampaikan Menteri Transmigrasi Republik Indonesia, Dr. Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara, S.H., M.A., saat menjadi pembicara utama dalam Seminar dan Kongres V Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) di Auditorium Research Center Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Kamis (11/12).

Pembukaan Seminar dan Kongres V FDGBI di ITS Surabaya yang menghadirkan akademisi dan pemangku kebijakan untuk merumuskan arah ekonomi masa depan Indonesia.
Pembukaan Seminar dan Kongres V FDGBI di ITS Surabaya yang menghadirkan akademisi dan pemangku kebijakan untuk merumuskan arah ekonomi masa depan Indonesia (Foto: Charles)

Di hadapan ratusan profesor dan akademisi dari berbagai perguruan tinggi, Iftitah menegaskan bahwa ekonomi masa depan Indonesia harus bertumpu pada ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Menurutnya, bonus demografi yang tidak diiringi ketersediaan lapangan kerja memadai berpotensi menjadi masalah struktural nasional.


"Bonus demografi dan kebutuhan akan lapangan kerja menjadi salah satu kendala utama di Indonesia. Melalui transmigrasi, kita bisa memastikan terbentuknya pusat-pusat ekonomi baru di seluruh daerah,"ujarnya.


Iftitah menjelaskan, mulai 2026 pemerintah berencana menambah tiga kawasan transmigrasi baru yang diproyeksikan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi berbasis riset, teknologi, dan pemberdayaan masyarakat. Program ini melibatkan kerja sama dengan 10 perguruan tinggi di Indonesia.


Setiap perguruan tinggi akan membentuk 52 tim, masing-masing beranggotakan lima orang yang terdiri atas mahasiswa, alumni, dan dosen. Secara keseluruhan terdapat 520 tim atau lebih dari 2.600 personel yang akan diterjunkan ke kawasan transmigrasi selama empat bulan.


Tim-tim tersebut bertugas mendampingi masyarakat, memetakan potensi wilayah, merancang inovasi usaha, serta mempercepat masuknya investasi dan teknologi tepat guna ke daerah transmigrasi.


Menurut Iftitah, keterlibatan perguruan tinggi menjadi jantung dalam desain masa depan transmigrasi berkelanjutan. Ia berharap keilmuan tidak berhenti pada riset, tetapi diwujudkan dalam bentuk pengabdian nyata kepada masyarakat.


Salah satu bentuk konkret sinergi tersebut adalah Program Transmigrasi Patriot, yang mengirimkan mahasiswa dan akademisi melalui Tim Ekspedisi Patriot ke kawasan transmigrasi sebagai laboratorium kebijakan yang mempertemukan teori dan praktik.


Sejalan dengan itu, Iftitah mengapresiasi peluncuran Program Golden Ticket ITS bagi pelajar berprestasi dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Menurutnya, program ini membuka akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari kawasan transmigrasi.


"Pendidikan yang berkualitas akan menjadi bekal penting bagi anak-anak daerah untuk kembali membangun wilayahnya," katanya.


Rektor ITS, Prof. Dr. (HC) Ir. Bambang Pramujati, S.T., M.Sc.Eng., Ph.D., menyampaikan bahwa Indonesia tengah berada di ambang Indonesia Emas 2045. Untuk mencapainya, pembangunan tidak dapat terus bertumpu pada Pulau Jawa.


"Transmigrasi bukan sekadar memindahkan penduduk, tetapi membangun ekonomi dan peradaban baru," tutur Bambang.


Melalui Program Transmigrasi Patriot, ITS telah mengirimkan 57 Tim Ekspedisi Patriot ke 33 kawasan transmigrasi di seluruh Indonesia. Bambang menegaskan kesiapan ITS untuk terlibat lebih jauh dalam perencanaan dan pengembangan potensi wilayah transmigrasi.


Ia juga menyebut, Program Golden Ticket ITS akan diberikan kepada pelajar berprestasi dari 117 sekolah di daerah 3T yang dikunjungi Tim Ekspedisi Patriot, tanpa melalui tes seleksi masuk.

Suasana Seminar dan Kongres V Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) di Auditorium Research Center ITS, Surabaya, Kamis (11/12)
Suasana Seminar dan Kongres V Forum Dewan Guru Besar Indonesia (FDGBI) di Auditorium Research Center ITS, Surabaya, Kamis (11/12) (Foto: Charles).

"Harapannya, ilmu yang diperoleh dapat dibawa kembali untuk membangun daerah asal," ujarnya.


Rangkaian kegiatan Kongres V FDGBI mencakup diskusi akademik, pergantian kepengurusan FDGBI, peluncuran Program Golden Ticket ITS, serta pembacaan Deklarasi Surabaya. Forum ini dinilai berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin pendidikan berkualitas, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta pengurangan kesenjangan.


Melalui forum ini, Kementerian Transmigrasi mengajak perguruan tinggi tidak hanya bertukar gagasan, tetapi berperan aktif dalam merancang dan membangun pusat-pusat ekonomi baru melalui transmigrasi berbasis ilmu pengetahuan. (Che/Dna)


Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com klik link ini jangan lupa di follow.

Komentar


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya