top of page

ITS Beri Penghargaan Tertinggi kepada SBY atas Kontribusi pada Bangsa

Diperbarui: 2 hari yang lalu

SURABAYA - analisapost.com | Suasana penuh khidmat menyelimuti Grha Sepuluh Nopember, Surabaya, Selasa (11/11). Di tengah sorot lampu panggung dan lantunan orkestra Stradivari Orchestra yang megah, puncak peringatan Dies Natalis ke-65 dan Lustrum XIII Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bukan sekadar selebrasi usia. Lebih dari itu, momentum tersebut menjadi ruang refleksi tentang arti pengabdian, keberlanjutan, dan kontribusi bagi bangsa.

Rektor ITS Prof Dr (HC) Ir Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD (kiri) saat menyerahkan penghargaan Sepuluh Nopember kepada Presiden ke-6 RI Jenderal TNI (Purn) Prof Dr H Susilo Bambang Yudhoyono MA GCB AC di acara Puncak Dies Natalis ke-65 ITS
Rektor ITS Prof Dr (HC) Ir Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD (kiri) saat menyerahkan penghargaan Sepuluh Nopember kepada Presiden ke-6 RI Jenderal TNI (Purn) Prof Dr H Susilo Bambang Yudhoyono MA GCB AC di acara Puncak Dies Natalis ke-65 ITS (Foto: Div)

Dalam suasana khidmat, diselingi tepuk tangan dan rasa bangga sivitas akademika, Presiden ke-6 Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menerima penghargaan tertinggi ITSĀ atas kontribusinya yang luar biasa bagi bangsa dan negara.


SBY menerima penghargaan itu langsung dari Rektor ITS, Prof. Ir. Dr. (HC) Bambang Pramujati, ST, MSc Eng, PhD, disaksikan oleh jajaran civitas akademika dan tamu penting, termasuk Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) ITS Prof. Ir. Mohammad Nuh DEA, serta Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak.


"Pemberian penghargaan ini bukan sekadar simbol, tetapi bentuk apresiasi atas dedikasi beliau dalam membangun bangsa melalui kebijakan pembangunan yang berorientasi pada keadilan, keberlanjutan, dan kemajuan,ā€ ujar Prof Bambang dalam sambutannya.


Penghargaan tertinggi ITS bukan kali pertama diberikan kepada tokoh nasional. Dalam perjalanan sebelumnya, ITS juga telah menganugerahkan penghormatan serupa kepada sejumlah figur besar negeri ini mulai dari Presiden RI Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), hingga mantan Wakil Presiden H Jusuf Kalla.


Bagi ITS, tradisi ini bukan sekadar bentuk penghormatan formalitas akademik, melainkan pengakuan terhadap nilai-nilai kepemimpinan, pemikiran strategis, dan kontribusi nyataĀ dalam pembangunan bangsa yang sejalan dengan visi ITS: Advancing Humanity.


Momen penghargaan itu kian bermakna ketika SBY menyampaikan orasi ilmiah bertajuk ā€œMenuju Indonesia Maju dan Sejahtera: Perspektif Pembangunan Ekonomi yang Adil dan Berkelanjutan.ā€Ā Dengan gaya khasnya yang tenang namun penuh bobot, SBY menyoroti tiga pokok pikiran utama sebagai fondasi menuju ekonomi nasional yang tangguh dan inklusif.


Pertama, kata SBY, Indonesia perlu menanamkan dan menerapkan konsep pemakaian sesuai kebutuhanĀ sebuah seruan untuk kesadaran ekonomi yang efisien dan berkeadilan. "Pembangunan yang baik harus didasarkan pada keseimbangan antara konsumsi, produksi, dan pelestarian,ā€ ujarnya.


Kedua, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus dijaga di atas enam persenĀ agar mampu menciptakan kesejahteraan merata tanpa meninggalkan kelompok rentan.


Ketiga, SBY menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. "Pemerintah, swasta, akademisi, ilmuwan, dan masyarakat sipil harus berjalan seiring. Bila kita semua dalam perahu yang sama, pembangunan ekonomi Indonesia akan efektif, kuat, dan sukses," tegasnya disambut tepuk tangan panjang.

Ketua MWA ITS Prof Ir Mohammad Nuh DEA saat meluncurkan COMMITS dalam Puncak Dies Natalis ke-65 ITS
Ketua MWA ITS Prof Ir Mohammad Nuh DEA saat meluncurkan COMMITS dalam Puncak Dies Natalis ke-65 ITS (Foto: Div)

Bagi ITS, kehadiran SBY bukan hanya sebagai penerima penghargaan, melainkan juga inspirasi. Mantan Presiden yang juga dikenal sebagai akademisi dan seniman ini mengingatkan pentingnya pendidikan tinggi sebagai motor peradaban bangsa.


"Saya percaya, ITS akan terus melahirkan inovator dan pemimpin yang tak hanya cerdas, tapi juga berintegritas dan berjiwa pengabdian," ujar SBY menutup orasinya.


Dalam kesempatan yang sama, Majelis Wali Amanat (MWA) ITSĀ meluncurkan program pemeringkatan baru bertajuk Commitment to Impactful Transformation in Society (COMMITS).

Ketua MWA ITS, Prof Ir Mohammad Nuh DEA, menjelaskan bahwa program ini menjadi terobosan penting dalam dunia pendidikan tinggi. COMMITS menilai kinerja perguruan tinggi berdasarkan dampak nyata dan manfaat sosialĀ yang dihasilkan dari riset, pengajaran, dan inovasi.


"Selama ini perguruan tinggi sering menilai dirinya berdasarkan jumlah publikasi atau akreditasi. Kami ingin mengubah orientasi itu. Kami mengajak perguruan tinggi lain untuk melakukan reorientasi tujuan dari sekadar pencapaian akademik menuju transformasi yang benar-benar dirasakan masyarakat." tegas Prof Nuh.


Bagi sivitas akademika ITS, momen ini lebih dari sekadar seremoni penghargaan. Kehadiran SBY dengan pesan-pesan reflektifnya menjadi pengingat penting tentang makna kepemimpinan berbasis nilai dan visi kebangsaan.


Di antara alumni yang hadir, tak sedikit yang mengaku terinspirasi oleh pesan-pesan orasi tersebut. "Kami belajar bahwa kemajuan bangsa bukan hanya soal inovasi teknologi, tapi juga soal karakter, kolaborasi, dan keberlanjutan," ujar salah satu dosen Teknik Industri.


Enam puluh lima tahun bukan waktu singkat bagi ITS. Dari kampus perjuangan di Surabaya, ITS kini menjelma menjadi pusat inovasi dan riset unggulan nasionalĀ yang terus memperluas pengaruhnya ke dunia internasional.


Penganugerahan kepada SBY menjadi simbol kesinambungan nilai bahwa ilmu pengetahuan dan kepemimpinan sejati sama-sama berakar pada pengabdian.


Melalui penghargaan ini, ITS meneguhkan komitmennya untuk terus melahirkan generasi pembaharu para insinyur, ilmuwan, dan pemimpin masa depan yang menjadikan ilmu bukan sekadar pengetahuan, tetapi kekuatan moral untuk memajukan kemanusiaan.

Presiden ke-6 Republik Indonesia, Prof Dr (HC) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), disambut hangat oleh Rektor ITS Prof Ir Dr (HC) Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD saat tiba di Grha Sepuluh Nopember, Surabaya, Selasa (11/11)
Presiden ke-6 Republik Indonesia, Prof Dr (HC) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), disambut hangat oleh Rektor ITS Prof Ir Dr (HC) Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD saat tiba di Grha Sepuluh Nopember, Surabaya, Selasa (11/11) (Foto: Div)

Dari pantauan awak media AnalisaPost, tak hanya gagasan dan penghargaan yang mengisi panggung Grha Sepuluh Nopember pagi itu. Paduan Suara Mahasiswa (PSM) ITS membawakan lagu perjuangan, diikuti penampilan teatrikal dan tarian ā€œSpirit of Papuaā€ yang dibawakan oleh mahasiswa asing menegaskan keberagaman sebagai kekuatan ITS seakan menjadi metafora dari harmoni ilmu dan seni di lingkungan akademik ITS.


Ketika tepuk tangan menggema menutup acara, semangat yang tersisa bukan hanya kebanggaan institusional, melainkan kesadaran akan tanggung jawab untuk terus berkarya, berinovasi, dan memberi dampak sebagaimana semangat Sepuluh Nopember yang menjadi nama dan napas kampus ini. (Dna)


Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com klik link ini jangan lupa di follow.

Komentar


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya