top of page

Perhutani KPH Padangan Segera Membuat 3 Wisata

Bojonegoro, Analisa Post | Perum Perhutani Divisi Regional Jatim Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Padangan Bojonegoro awalnya tidak mempunyai tempat Wisata. Namun, di bawah kepemimpinan Administratur (ADM) Wisik Sugiarto, mereka segera mempunyai tuga tempat wisata dalam satu Kawasan.


ree
Foto: Bertus

"Berawal dari KPH Padangan, itu adalah satu-satunya KPH di Jatim yang tidak memiliki tempat wisata. Akhirnya, kami segera membuat wisata perintis. Karena itu, dalam 2 hari ini, tim perancang atau desain dari Drive Jatim datang ke lokasi yang akan dijadikan tempat Wisata tersebut. Untuk Wisata pertama adalah Jati Monumen, Agrowisata dan Pasar Cinderamata," tutur Wisik Sugiarto yang didampingi Waka ADM Padangan Norimanudin di kantor KPH Padangan pada Rabu malam (22/9).


Wisik menerangkan, keunikan Wisata Jati Monumen ini adalah satu Pohon Kayu Jati yang terbesar di antara yang lainnya. Sebab, pohon kayu jati besar tersebut berdiameter 557 cm yang ditanam pada tahun 1857.


Sedangkan Agrowisata, akan ada Petik Pepaya Besar California yang diberi nama Gandrung Kates. Selain itu, Pasar Cinderamata akan dibangun dengan berbagai bentuk cinderamata Khas Bojonegoro.


"Pendirian tiga tempat wisata perintis tersebut diberi nama, Yakni "Bosetak" (singkatan dari Desa Boti dan Desa Sekar). Itu adalah kerja sama Tripatrit dengan KPH Padangan, LMDH, dan BUMDes. Adapun untuk Lokasi Hutan Jati Monumen itu terletak di BKPH Kaliaren Barat, RPH Kaliaren, Desa Malingmati, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro, dengan luas 99,5 Ha," tandas Wisik.


ree
Foto: Bertus

"Perlu diketahui, lokasi menuju ke Hutan Monumen tersebut sangat eksotik, khas hutan jati Pulau Jawa. Sebab, jalannya berkelok-kelok, bentang alam yang relatif landai, dan beragam jenis tumbuhan dan hewan. Semua itu menambah lengkap mata rantai kehidupan. Dengan demikian, itu ke depan sangat cocok di jadikan sebagai tempat Wisata ilmiah," pungkas Wisik Sugiarto.


Sebagaimana diketahui, di masa Kolonial Belanda 1857, hamparan Pohon Jati di wilayah KPH Padangan dibatasi/ dipagari dengan Kawat Berduri. Kemudian, penduduk setempat menyebut Hutan Pagar Kawat.


Di sekitar daerah itu, para pendekar/jawara pernah bersemedi. Tempatnya di atas batu besar di tepi sungai yang mengalir sepanjang musim. Sampai sekarang, di atas Batu Besar tersebut, ada bekas tubuh manusia yang sedang Bersemedi. Tak jauh dari berdirinya Pohon Jati Besar tersebut, terdapat pula sebuah makam tua yang dinamakan "Pertapan".


Dengan keunikan alam wisata baru ini di inisiasi ADM Padangan, Wisik Sugiarto, akan menambah keanekaragaman wisata yang dimiliki Perum Perhutani Divisi Regional Jatim yang dipimpin Karuniawan Purwanto Sanjaya. Dengan demikian, hal ini menjadi destinasi wisata baru kepada masyarakat untuk dapat berkunjung atau bisa menikmati Alam Segar dan Sejuk. (BERTUS/Ced).

Komentar


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya