Peringati World Press Freedom Day 2025, Peserta Aksi Damai Bagikan Mawar Hitam untuk Polisi
- analisapost
- 1 hari yang lalu
- 2 menit membaca
SURABAYA - analisapost.com | Sejumlah organisasi jurnalis, mahasiswa pers, dan lembaga masyarakat sipil menggelar aksi damai di Taman Apsari, Surabaya, pada Jumat sore (2/5/2025), dalam rangka memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia atau World Press Freedom Day (WPFD) yang jatuh pada tanggal 3 Mei 2025.

Aksi yang dimulai sekitar pukul 14.30 WIB ini diikuti sekitar 30 peserta. Mereka menyuarakan keprihatinan atas kondisi kebebasan pers yang dinilai terus mengalami kemunduran.
Dalam aksi tersebut, para peserta secara simbolis membagikan bunga mawar hitam kepada aparat kepolisian sebagai bentuk protes terhadap berbagai tindakan represi terhadap jurnalis yang hingga kini belum terselesaikan secara adil.
Ketua AJI Surabaya, Andrea Yuris, menyampaikan bahwa berbagai kasus kekerasan terhadap jurnalis kerap berakhir tanpa kejelasan hukum.
“Kekerasan terhadap jurnalis tidak diselesaikan secara tuntas. Banyak kasus yang berhenti tanpa kejelasan dan pelaku tidak dihukum sesuai aturan,” ujarnya dalam orasinya.
Salah satu contoh terbaru terjadi di Pulau Madura, di mana aparat diduga memaksa media lokal mengubah judul berita karena dinilai tidak sejalan dengan rilis resmi kepolisian.
Selain itu, saat peliputan pengesahan RUU TNI di Surabaya, dua jurnalis dari Berita Jatim dan Suara Surabaya mengalami intimidasi. Mereka dipukul dan dipaksa menghapus rekaman oleh sejumlah polisi.
Ketua AJI Indonesia, Nani Afrida, turut menyoroti tren peningkatan kekerasan terhadap jurnalis di tingkat nasional.
“Sampai April 2025 ini, AJI telah menerima lebih dari 30 laporan kasus kekerasan terhadap jurnalis. Tahun lalu sekitar 70-an kasus terjadi sepanjang tahun. Jika tren ini terus meningkat, jumlahnya tahun ini bisa lebih tinggi,” ungkapnya.
Sekjen Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI), Tri Ambarwatie, menyoroti kerentanan jurnalis perempuan yang masih kerap menjadi korban kekerasan.

“FJPI mengecam keras segala bentuk kekerasan terhadap jurnalis, terutama jurnalis perempuan yang tengah menjalankan tugas jurnalistik. Kasus terbaru terjadi di Nusa Tenggara Barat,” jelasnya.
Tema besar WPFD 2025 adalah “Reporting in the Brave New World: The Impact of Artificial Intelligence on Press Freedom and the Media.”
Melalui tema ini, seluruh pihak diajak untuk memastikan penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam media tetap menjunjung etika jurnalistik dan melindungi kebebasan pers.
Dalam kesempatan ini, AJI Surabaya bersama FJPI Jawa Timur, WALHI Jawa Timur, LBH Surabaya, Komite Advokasi Jurnalis (KAJ) Jawa Timur, serta LPM Situs FIB Unair dan LPM Berdikari menyampaikan lima sikap bersama.
Di antaranya mendesak pemerintah menindak tegas pelaku kekerasan terhadap jurnalis, menegakkan hukum ketenagakerjaan di industri media, serta menghentikan represi terhadap pers mahasiswa.(Che)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Comments