Tampilkan Tarian Remong Sebagai Doa Kebangkitan Budaya Bangsa Indonesia di Akhir Tahun 2022
top of page

Tampilkan Tarian Remong Sebagai Doa Kebangkitan Budaya Bangsa Indonesia di Akhir Tahun 2022

SURABAYA - analisapost.com | Sejumlah anak-anak dari daerah eks lokalisasi kremil, Bangunrejo, dan Bangunsari yang tergabung dalam sanggar tari Omah Nduwur Surabaya membawakan tarian Remong jenis (Gagrak Anyar).

Tarian remong tersebut dibawakan oleh para penari cilik dengan tujuan tutup tahun 2022 dan dalam rangka menyambut tahun baru 2023.


Sofie Qoriyawan Ketua Paguyuban Paseduluran Djatidjoyodiningrat menyatakan, "bahwa tarian Remong (Gagrak Anyar) yang dipersembahkan oleh anak-anak asuhnya adalah dalam rangka refleksi tutup tahun 2022 dan menyongsong tahun baru 2023.


Menurut pria yang biasa disapa sinuwun itu, pihaknya sengaja memilih jenis tarian (Gagrak Anyar) karena syarat akan filosofis dan visi paguyuban yang ia pimpin.


Secara filosofis, Remong Gagrak Anyar merupakan perwujudan perjuangan Arek Suroboyo saat melakukan pertempuran melawan penjajah. Dimana hal ini sesuai dengan visi perjuangan kawan-kawan untuk merubah citra Bangunrejo, Bangunsari, Kremil yang dulu dicap sebagai daerah lokalisasi menjadi kampung seni tari Remong, katanya kepada media di pesarean Eyang Yudho Kardono di jalan Cempaka kota Surabaya, pada sabtu *31 /12/ 22).


Lebih lanjut beliau merinci, bahwa terdapat makna tersirat yang terkandung dalam filosofi Gerakan Tari Remong.


“Gedruk(hentakan) yang artinya manusia harus mempunyai kesadaran diri di muka bumi. Gendawa, yang artinya manusia mempunyai sikap yang gesit layaknya anak panas yang terlepas dari busurnya, jelasnya”.


Berikutnya, Tepisan yang bermakna manusia harus menghargai dan bersatu dengan alam. Dan yang terakhir adalah Ngore Remo, yang berarti manusia harus memperbaiki diri secara fisik, jelas sinuwun menambahkan”.


Senada, Risa Dewi pendamping dan koordinator sanggar tari Omah Nduwur menyampaikan, jika salah satu tujuan dibentuknya sanggar adalah sebagai wadah kreatifitas dan edukasi kepada anak-anak di kampungnya.


Menurut perempuan yang akrab disapa ning Risa itu, mendekatkan kesenian tradisional kepada anak-anak dan memperkenalkan nilai filosofi serta sejarah tari remo adalah salah satu cara terbaik untuk membentuk karakter kebangsaaan dari sejak dini.


“Melalui tari Remong, semoga meningkatkan kecintaan anak-anak terhadap kesenian dan kebudayaan asli kota Surabaya, harapnya”.


Ning risa juga menjelaskan, bahwa sanggar yang ia rintis Bersama rekan-rekannya selalu terbuka untuk anak-anak dari daerah manapun yang ingin belajar tari remong.


Sanggar Omah Nduwur yang terletak di Dupak Bangunrejo-1 no 30 kota Surabaya itu juga membuka Latihan Remong secara gratis.


“Di sanggar ini, setelah anak-anak berlatih setiap minggu. Biasanya kami agendakan untuk pementasan di tempat-tempat public seperti mall, hotel, dan tempat lainnya. Hal ini untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk melatih keberanian, pungkasnya”.


Sebelumnya, belasan anak-anak dari kampung eks lokalisasi Kremil, Bangunrejo, dan Bangunsari membawakan tarian Remong (Gagrak Anyar) dalam acara refleksi tutup tahun 2022 yang digelar oleh Penggiat Budaya Jawa Timur kota Surabaya.


Sedangkan Syaiful ketua Komnas Perlindungan Anak Kota Surabaya, "sangat mengaresiasi giat budaya yang melibatkan anak dimasa pergantian tahun.


Saat ini yang marak adalah giat dimana ganti tahun yang diidentikan saatnya hura-hura dan senang - senang hingga tindakan diluar norma agama. Kita sebagai orang tua harus peka dan paham dengan keadaan anak untuk sekarang dan akan mendatang.


Kegistan ini merupakan salah satu dari 10 hak dasar anak yang perlindungan berbasis budaya masyarakat sebagai upaya memutus mata rantai kekerasan pada anak serta melindungi aset budaya, Imbuhnya.(Ist)

28 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page