TK Untuk Indonesia: Rumah Kecil, Harapan Besar Bagi Kaum Papa
- analisapost

- 27 Agu
- 3 menit membaca
SURABAYA - analisapost.com | Dari balik hiruk-pikuk Kota Pahlawan, ada kisah lain yang jarang tersorot. Di Jalan Lesti Surabaya, berdiri sebuah sekolah sederhana dibawah naungan Yayasan Kasih Anak Keluarga Prasejahtera yaitu sekolah gratis TK-UNTUK INDONESIA.

Bukan sekadar taman kanak-kanak biasa, sekolah ini menjadi rumah harapan bagi anak-anak kaum papa, anak pengamen, pemulung, hingga mereka yang hidup di area kuburan.
Di sekolah ini, nyaris tak ada formalitas administrasi seperti di tempat lain. Sebagian besar muridnya bahkan tidak memiliki akta kelahiran, tak tahu siapa ayahnya, atau lahir dari ibu yang tak memiliki akta nikah.
"Ada satu anak yang terlahir dari hubungan dengan sembilan orang laki-laki berbeda. Itulah kenyataan pahit yang harus kami terima," kata Ria Puspita Andrianto, pendiri sekaligus kepala sekolah yang akrab disapa Miss Ria kepada awak media AnalisaPost saat di temui di sela-sela kegiatan, Rabu (27/8/25).
Perjalanan Berdirinya Sekolah Gratis
TK-UNTUK INDONESIA berdiri sejak 2012 lahir dari keprihatinan Miss Ria terhadap anak-anak miskin yang terpinggirkan dari dunia pendidikan. Saat itu Ria bersama rekannya aktif mendatangi balai RW di perkampungan untuk mengajarkan berbagai keterampilan termasuk baca dan menulis. Seiring berjalannya waktu, Ria berhasil mewujudkan sekolah gratis untuk anak-anak prasejahtera di tahun 2017.
Alih-alih menunggu murid datang, Miss Ria justru menjemput mereka. Ia menyusuri perkampungan kumuh, makam. Ia tak kenal lelah berkunjung ke beberapa kawasan seperti Kembang Kuning, Makam Kertajaya, Kapas Madya hingga jalanan kota untuk pendataan anak-anak yang belum sekolah, kemudian membantu melengkapi administrasi bagi anak-anak agar bisa mendapat hak pendidikan.
"Disini kami bantu buatkan akta kelahiran untuk yang belum punya dan saya daftarkan sekolah meski tanpa biaya sepeser pun. Sekarang ada kurang lebih 42 anak yang bersekolah disini, mereka terbagi dalam dua tingkat yakni TK A dan TK B. Tiap hari mereka belajar mulai pukul 07.00-13.00 WIB," tuturnya.
Menurut Ria, pendidikan adalah hal yang utama. Melalui pendidikan ia percaya anak-anak akan memiliki masa depan yang lebih baik. Ria memiliki misi yaitu memastikan agar anak-anak tidak berakhir di jalanan menjadi pengemis dan melakukan pekerjaan yang berbahaya.

"Kalau kami hanya menunggu, anak-anak itu tidak akan pernah datang. Mereka tidak punya kemampuan, bahkan tidak tahu kalau sekolah itu hak mereka. Tiap pagi mereka diantar orang tua dan di jemput siang hari. Mereka datang ada yang dalam kondisi belum makan, belum mandi. Kita bantu rawat dan kita sampaikan ke orang tua yang penting antarkan saja anaknya tiap pagi daripada diajak mengemis," cerita Miss Ria, wanita asal Surabaya.
Kisah di Balik Senyum Anak-Anak
Rutinitas di TK-UNTUK INDONESIA dimulai dengan sederhana. Setiap pagi, anak-anak dikumpulkan untuk berdoa. Setelah itu, mereka diajarkan kebiasaan dasar seperti mencuci tangan, menggosok gigi, menggunakan parfum dan menjaga kebersihan diri.
Selain pelajaran dasar membaca, menulis, dan berhitung, mereka mendapat fasilitas seperti seragam, buku, tas hingga alat tulis hingga makanan gratis sebelum jam belajar.
Mereka belajar didalam rumah kontrakan yang disulap menjadi sekolah. Anak-anak diajak bernyanyi, bermain, dan belajar bersosialisasi. Bagi mereka yang terbiasa hidup keras di jalanan, sekolah ini menjadi ruang aman untuk merasakan masa kecil yang sesungguhnya.
Di balik tawa anak-anak TK-UNTUK INDONESIA, tersimpan kisah getir. Ada yang setiap malam tidur di antara nisan kuburan, ada yang terbiasa ikut orang tuanya mengamen, ada yang mengemis demi sesuap nasi tanpa mengenal sosok ayah.
"Pernah ada seorang anak yang bercerita, ia tidak pernah tahu siapa bapaknya. Ibunya pun tidak punya surat nikah. Itu membuat saya semakin yakin, sekolah ini harus terus ada,ā kata Miss Ria, suaranya bergetar.
Harapan di Tengah Keterbatasan
Kini TK-UNTUK INDONESIA, tidak hanya menjadi tempat belajar, tapi juga simbol bahwa setiap anak berhak mendapatkan masa depan, apa pun latar belakang keluarganya.
Namun, perjuangan ini bukan tanpa hambatan. Dengan segala keterbatasan, Miss Ria berharap semakin banyak orang terketuk hatinya untuk membantu, serta ada dorongan dari pihak-pihak terkait.

"Kami hanya ingin anak-anak ini punya masa depan yang lebih baik. Saya tidak bisa melakukannya sendiri. Saya berharap banyak warga, pemerintah, dan siapa pun yang peduli bisa ikut bergandengan tangan,ā harapnya.
"Dan mimpi terbesar saya adalah bisa punya sekolah dengan kurikulum sendiri. Itu adalah harapan saya, meskipun tantangan terbesarnya dari orang tua mereka," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Meski sekolah ini sederhana, keberadaannya menjadi cahaya kecil di tengah gelapnya kehidupan anak-anak marjinal.
TK-UNTUK INDONESIA bukan hanya memberi pelajaran tentang huruf dan angka, tetapi juga mengajarkan makna kasih sayang, harapan, dan kesempatan kedua. Bagi anak-anak itu, sekolah ini bukan sekadar ruang kelas. Ia adalah pintu kecil menuju mimpi yang selama ini terasa mustahil dan juga solusi bagi kaum miskin kota.(Dna)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com





Komentar