top of page

Tradisi Unjung-Unjung dan Ater-Ater di Kampung Arab yang Tetap Lestari

Diperbarui: 1 Jun

SURABAYA - analisapost.com | Kampung Arab Ampel di Surabaya telah lama dikenal sebagai pusat komunitas keturunan Arab, khususnya warga keturunan Hadramaut, Yaman. Hingga kini, berbagai tradisi khas masih tetap lestari, termasuk Unjung-Unjung dan Ater-Ater, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Lebaran di kawasan ini.

Tradisi Unjung-Unjung dan Ater-Ater di Kampung Arab
Tradisi Unjung-Unjung dan Ater-Ater di Kampung Arab (Foto: Fila W)ijaya)

Saat Hari Raya Idul Fitri tiba, suasana di Kampung Arab Ampel semakin meriah dengan tradisi Unjung-Unjung, yaitu saling berkunjung dari rumah ke rumah. Tradisi ini tidak hanya dilakukan oleh warga keturunan Arab, tetapi juga melibatkan masyarakat dari berbagai latar belakang, seperti suku Jawa, Madura, dan Banjar. Semua berkumpul dan berbagi cerita di tanah rantau.


Menurut Hamid Nabhan, seorang budayawan sekaligus tokoh masyarakat keturunan Arab Ampel, Unjung-Unjung mencerminkan semangat Bhinneka Tunggal Ika.


"Saat Lebaran, semua warga berbaur, berbagi cerita, dan mempererat hubungan di tanah rantau. Tidak ada sekat antara suku atau budaya, semua bersatu dalam kebersamaan," ujarnya.


Selain Unjung-Unjung, tradisi Ater-Ater juga menjadi bagian penting dalam perayaan Lebaran di Kampung Arab Ampel. Ater-Ater adalah tradisi berbagi makanan kepada tetangga, kerabat, dan sahabat sebagai bentuk rasa syukur dan kebersamaan.


"Di sini, makanan khas yang disajikan sangat beragam, mulai dari soto, rawon, lontong bumbu, hingga masakan khas Arab, Harisa yaitu daging yang diaduk dengan tepung diberi rempah-rempah yang telah berpadu dengan cita rasa Jawa yang lebih pedas. Tapi tidak semua orang membuatnya karena memang bahannya cukup mahal," jelas Hamid, Selasa (1/4/25).

Tradisi Unjung-Unjung dan Ater-Ater di Kampung Arab
Tradisi Unjung-Unjung dan Ater-Ater di Kampung Arab (Foto: Fila W)ijaya)

Beberapa hidangan khas yang sering dibagikan dalam tradisi Ater-Ater antara lain nasi kebuli, roti maryam, dan sambosa. Salah satu yang unik adalah roti mulawah, yang dikenal di Ampel dengan nama roti maryam. Roti ini dibuat dari adonan tepung yang ditepuk-tepuk hingga lebar, lalu ditempel pada tungku panas hingga mengembang dan siap disajikan.


Selain itu, hidangan lain yang disajikan saat Unjung-Unjung adalah nasi hanit atau nasi kebuli. Daging kambing dimasak bersama beras basmati dan rempah-rempah khas Tarim, Yaman, lalu dibungkus dengan aluminium foil dan dipanggang dalam oven. Proses ini membuat daging kambing menjadi sangat empuk dan tidak berbau.


Tradisi Ater-Ater juga memperkuat hubungan antar budaya di Ampel. Makanan khas Arab dan Jawa saling bertukar tempat, sehingga warga keturunan Jawa pun akrab dengan cita rasa masakan Arab yang telah beradaptasi menjadi masakan khas Ampel.


Tradisi berbagi makanan ini dilakukan sehari sebelum Lebaran tiba. Mereka saling mengirimkan makanan untuk keluarga atau tetangga sebagai simbol kebersamaan dan silaturahmi.


Menariknya, Unjung-Unjung dan Ater-Ater tidak hanya diikuti oleh warga Muslim, tetapi juga oleh warga keturunan Hindu-India yang tinggal di Ampel.

Tradisi unjung-unjung di Kampung Arab Ampel yang  masih di jalankan
Tradisi unjung-unjung di Kampung Arab Ampel yang masih di jalankan (Foto: Hamid)

Dengan tetap dilestarikannya kedua tradisi ini, Kampung Arab Ampel tidak hanya menjadi pusat budaya keturunan Arab di Indonesia, tetapi juga menjadi simbol harmonisasi mencerminkan semangat persaudaraan dan kebersamaan dalam keberagaman.


Generasi muda di Ampel pun terus mempertahankan warisan ini sebagai bagian dari identitas mereka.


Melalui Unjung-Unjung dan Ater-Ater, Kampung Arab Ampel membuktikan bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan silaturahmi tetap menjadi jembatan yang menyatukan berbagai budaya dalam satu kesatuan.(Dna)


Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com

Comments


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya