top of page

Warga Banjar Jatim Bergerak Cepat Bantu Pemulihan Pasca Banjir Sumatra

SURABAYA - analisapost.com | Di tengah duka yang belum usai akibat banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra, solidaritas terus tumbuh dari berbagai penjuru negeri. Tidak hanya negara yang bergerak melalui skema tanggap darurat, tetapi juga masyarakat sipil yang menjadikan kemanusiaan sebagai panggilan nurani.

Pengurus Wilayah Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) Sa Dunia Provinsi Jawa Timur menunjukkan simbolis penyerahan donasi bagi korban bencana banjir dan longsor di Aceh dan Sumatra Utara.
Pengurus Wilayah Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) Sa Dunia Provinsi Jawa Timur menunjukkan simbolis penyerahan donasi bagi korban bencana banjir dan longsor di Aceh dan Sumatra Utara. (Foto: Ist)

Dari Jawa Timur, warga Banjar yang tergabung dalam Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) Sa Dunia Provinsi Jawa Timur bergerak cepat.


Tanpa menunggu waktu lama, komunitas ini menginisiasi penggalangan dana bagi korban bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat wilayah-wilayah yang hingga kini masih bergulat dalam fase penanganan darurat.


Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 10 Desember, sedikitnya 990 warga meninggal dunia, sementara 222 orang masih dinyatakan hilang.


Ribuan lainnya terpaksa bertahan di pos pengungsian dengan keterbatasan logistik, akses jalan yang terputus, jaringan listrik yang belum pulih, serta ancaman cuaca ekstrem yang masih membayangi.


Dalam situasi itulah, KBB Jawa Timur mengambil peran sebagai salah satu elemen masyarakat yang turut memastikan bantuan sampai kepada mereka yang membutuhkan.

Gerak Cepat dari Panggilan Nurani.


Aksi kemanusiaan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Umum KBB Jawa Timur, Noor Alamsyah. Saat seremoni penyerahan bantuan di Sekretariat Pengurus Wilayah (PW) KBB Jawa Timur, Noor didampingi Sekretaris Umum Suryansyah serta jajaran pengurus menegaskan bahwa gerakan ini lahir dari keprihatinan mendalam atas musibah yang menimpa saudara-saudara mereka di Sumatra.


"Ini murni panggilan jiwa untuk membantu saudara kita di Aceh dan Sumatra. Banyak daerah masih kekurangan logistik, jadi kami bergerak secepat mungkin," ujar Noor, Jumat (12/12/25).


Penggalangan dana dimulai hanya dua hari setelah bencana terjadi. Dalam waktu singkat, KBB Jawa Timur berhasil menghimpun dana sebesar Rp26.950.000. Donasi tersebut berasal dari berbagai elemen anggota KBB, jejaring organisasi, UMKM binaan, pengajian Sahabat Kalam, hingga pengurus KBB cabang Blitar, Gresik, dan Bangil.


Bagi KBB Jawa Timur, solidaritas tidak cukup berhenti pada pengumpulan dana. Prinsip transparansi dan ketepatan sasaran menjadi hal yang ditekankan sejak awal. Dana yang terkumpul bahkan telah lebih dulu dikirimkan ke KBB wilayah Aceh dan Sumatra Utara sebelum acara penyerahan resmi digelar.


"Kami ingin bantuan ini cepat tiba dan tercatat dengan jelas. Solidaritas harus bisa dibaca publik. Harapan kami, bantuan yang terus datang bisa sedikit meringankan kebutuhan para penyintas,” kata Noor.


Penyaluran bantuan di lapangan dikoordinasikan oleh Bidang Sosial dan Keagamaan KBB Jawa Timur. Koordinator bidang tersebut, H Metzie, menegaskan bahwa dukungan kepada warga terdampak tidak hanya diwujudkan dalam bentuk materi, tetapi juga melalui doa dan penguatan moral.


"Kami terus membuka donasi dan mengirimkan doa. Semoga yang meninggal mendapat ampunan, dan yang terdampak diberi kekuatan,” ujarnya.


Gerakan kemanusiaan ini bukanlah aksi sesaat. Bagi KBB Jawa Timur, kepedulian sosial merupakan bagian dari nilai organisasi yang selama ini menekankan kerukunan, solidaritas, dan pemberdayaan warga Banjar di perantauan. Dalam konteks bencana Sumatra, nilai-nilai tersebut menemukan wujud nyatanya.


KBB Jawa Timur berharap kepedulian warga Banjar dapat menjadi bagian dari upaya besar mempercepat pemulihan wilayah terdampak. Mereka juga mengajak lebih banyak pihak untuk ikut terlibat, mengingat kondisi di lapangan yang masih berat dan kebutuhan logistik yang terus meningkat.


Di tengah reruntuhan dan lumpur sisa bencana, uluran tangan dari Jawa Timur menjadi penanda bahwa jarak geografis tak pernah mampu membatasi empati. Solidaritas, seperti air, selalu menemukan jalannya sendiri. (Dna)


Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com klik link ini jangan lupa di follow.

Komentar


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya