top of page

YPAB Gelar FGD Program Pra Kerja Bagi Disabilitas Netra di Surabaya

Diperbarui: 11 menit yang lalu

SURABAYA - analisapost.com | Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB) menggelar Focus Group Discussion (FGD) Program Pra Kerja sebagai upaya pemberdayaan bagi penyandang disabilitas netra di Surabaya.

YPAB Gelar FGD Program Pra Kerja Bagi Disabilitas Netra di Surabaya
YPAB Gelar FGD Program Pra Kerja Bagi Disabilitas Netra di Surabaya (Foto: Charles)

Kegiatan ini berlangsung di Gedung BK3S Jawa Timur dan merupakan hasil kerja sama YPAB dengan mitra internasional, yakni Hildesheimer Blindenmission (HBM) dari Jerman dan Resources For The Blind, Inc. (RBI) dari Filipina.


Program Pra Kerja ini bertujuan agar lulusan YPAB maupun penyandang disabilitas netra di Surabaya memperoleh akses terhadap pekerjaan yang layak sesuai dengan kompetensi dan minat mereka.


Turut hadir dalam kegiatan ini, perwakilan dari Dinas Tenaga Kerja, Dinas Sosial, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Komunitas Matahati, serta individu penyandang disabilitas netra.


Kepala Sekolah YPAB Drs. Eko Purwanto juga tampak mendampingi Ketua Umum BKKKS Jawa Timur, DR. Pinky Saptandari W. MA.


Dalam sambutannya, DR.Pinky menegaskan pentingnya inklusi dalam pembangunan yang tidak meninggalkan siapa pun, termasuk penyandang disabilitas netra.


"Kita tahu bahwa dalam agenda pembangunan berkelanjutan, tidak boleh ada yang tertinggal No One Left Behind. Teman-teman disabilitas netra pun harus mendapat tempat. Selama ini kebijakan sudah ada, tetapi dalam praktiknya masih banyak stigma, prasangka, dan pengabaian. Banyak kebijakan yang dibangun dengan asumsi homogenitas dan normalitas. Padahal, kalau bicara pembangunan inklusif, setiap orang punya kelebihan masing-masing,ā€ ujarnya kepada awak media AnalisaPost.

Dr. Pinky Saptandari W. MA
DR. Pinky Saptandari W. MA.(Foto: Charles)

Ia menambahkan, banyak penyandang disabilitas netra yang unggul dalam bidang teknologi informasi, musik, dan lainnya. Bahkan ada yang mampu menyelesaikan pendidikan hingga jenjang S2 dan berprestasi.


ā€œKebetulan saya mengajar di jenjang S1 dan S2. Teman-teman netra tidak pernah menjadi kendala dalam proses belajar. Ini membuktikan bahwa saatnya paradigma kebijakan dan sikap para pemilik perusahaan berubah berikan mereka kesempatan," katanya.


"Kebijakan harus berpihak, dan perusahaan juga harus terbuka. Di sisi lain, SDM juga tidak boleh pasrah. Mereka harus terus mengasah keterampilan karena ini adalah era kompetisi. Siapa yang punya kemampuan, dia yang dapat peluang,ā€ jelas DR.Pinky


DR. Pinky juga menyoroti tantangan dunia kerja saat ini yang makin berat di tengah meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun, menurutnya, terobosan bisa datang dari individu penyandang disabilitas sendiri.


"Contohnya Alvian, lulusan S1 Antropologi dan S2 Kebijakan Publik, berhasil menembus Kementerian Desa lewat seleksi umum. Ia diterima bukan karena belas kasihan, tapi karena memang layak,ā€ terangnya.


Program Pra Kerja, menurut DR. Pinky, tidak hanya menjadi penghubung antara pencari kerja dan perusahaan, tetapi juga harus mampu mengubah pola pikir. Ia menekankan pentingnya pembelajaran praktik sejak di bangku sekolah.


ā€œKalau hanya teori, sulit. Pola pikir kerja mandiri dan disiplin harus ditanamkan sejak dini. Kalau hanya menunggu Program Pra Kerja, bisa terlambat,ā€ tambahnya.


Ia juga menyampaikan kedekatannya secara pribadi dengan komunitas netra, mengingat kakeknya adalah salah satu pendiri YPAB dan ia sendiri pernah tinggal di lingkungan yayasan.


ā€œSaya melihat, dibandingkan disabilitas lainnya, teman-teman netra justru punya karakter dan pola pikir yang lebih terbuka. Walau matanya tertutup, mereka pakai mata hati. Mereka tidak mengeluh, tidak menuntut. Itu yang saya kagumi,ā€ tuturnya.


Program Pra Kerja ini diharapkan dapat berjalan secara sistematis dan kelembagaan, menggandeng mitra yang kredibel, termasuk organisasi internasional.YPAB disebut memiliki legalitas dan kapasitas untuk menjalankan program ini secara formal.


ā€œHarapannya, jangan sampai kita melek IT tapi tidak memahami inklusi. Program ini harus mampu mengetuk pintu-pintu peluang, membuka jaringan, dan menjalin kolaborasi. BK3S siap mendukung,ā€ pungkas DR. Pinky.


Ketua YPAB dr.Ira Dharmawati dalam sambutannya,"saya sangat menghargai semua jerih payah dari team dan saya sangat senang karena dapat dukungan dari Bu Pingky sampai kita dapat melaksanakan FGD diruang ini. Berharap mereka akan mendapat suatu kesempatan, tugas kita bagaimana caranya membantu anak - anak kita guna mendapat peluang dan mampu bersaing didunia kerja, sesuai kemampuanya,"harapnya.


Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com

Comments


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya