Aliansi Mahasiswa Papua Menyuarakan Demo Terkait Pelanggaran HAM yang Dilakukan oleh TNI
top of page

Aliansi Mahasiswa Papua Menyuarakan Demo Terkait Pelanggaran HAM yang Dilakukan oleh TNI

SURABAYA - analisapost.com | Isu Papua yang belum terselesaikan telah menimbulkan protes karena pemerintah menerapkan Operasi Militer. Terbukti bahwa dalam pelaksanaanya, seringkali masyarakat sipil menjadi korban.

Aliansi Mahasiswa Papua Menyuarakan Demo Terkait Pelanggaran HAM yang Dilakukan oleh TNI
Aliansi Mahasiswa Papua Menyuarakan Demo Terkait Pelanggaran HAM yang Dilakukan oleh TNI (Foto: Charles)

Konflik bersenjata antara TNI/Polri dan TPNPB OPM sejak Maret juga menciptakan ketakutan yang mengganggu psikologi warga Papua.


Dengan berbagai kekejaman militer yang meliputi penganiayaan seorang warga di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah yang diduga dilakukan oleh Prajurit Yonif 300/Bjw, Komnas HAM bahkan menyayangkan tindakan penyiksaan warga sipil Papua yang video rekamannya menjadi viral di media sosial.


Sebagai respons terhadap tindakan tersebut, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (IPMAPA) Surabaya serta Aliansi Mahasiswa Papua Komite Surabaya melakukan aksi demo di depan Gedung Grahadi Surabaya pada siang hari Rabu, tanggal 27 Maret 2024.


Para peserta menyampaikan beberapa aspirasi, salah satunya terlihat pada poster yang bertuliskan "Tentara Nasional Indonesia menembak warga sipil".


Selama aksi berlangsung, pihak kepolisian terlihat berjaga-jaga dalam mengamankan demo.


Ketua IPMAPA Surabaya, Berku Murib saat diminta keterangan terkait kegiatannya, dia menyatakan, "Tujuan kami turun ke jalan hari ini adalah sebagai aksi serentak Aliansi Mahasiswa Papua se Jawa Bali untuk menyuarakan kasus penyiksaan terhadap satu warga sipil yang dilakukan oleh TNI/Polri, dengan harapan akan ada investigasi langsung di tempat kejadian. Khusus untuk kejadian-kejadian sejak tahun 1991 hingga sekarang, belum ada penyelesaian," ujarnya kepada awak media AnalisaPost.


Dalam catatan kasus yang terjadi baru-baru ini menunjukkan tindakan yang tidak berprikemanusian dan di luar batas hukum, di mana korban dimasukkan ke dalam drum dan disiksa dengan pisau.


Hal ini tentu saja merendahkan derajat manusia dan juga melanggar hak asasi manusia orang Papua untuk tetap hidup.


Sebagai aparat sudah seharusnya menghargai pendapat yang dikemukaan oleh massa. Kasus diatas merupakan contoh diskriminasi yang ada di Indonesia dan diharapkan hak politik orang Papua segera diakui. Sampai berita ini diturunkan, aksi demo masih berlangsung. (Che)


Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com di Google News klik link ini jangan lupa di follow.

586 tampilan0 komentar
bottom of page