FFF Academy: Pusat Pembinaan Bakat Sepak Bola Handal
- analisapost

- 25 Agu 2024
- 3 menit membaca
SURABAYA - analisapost.com | Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) telah resmi membuka Akademi Sepak Bola Prancis di Surabaya, yang berlokasi di Surabaya Intercultural School (SIS), Sabtu (24/8/24) sore.

Kehadiran akademi itu tidak hanya menjadi berita gembira bagi para pencinta sepak bola, tetapi juga sebuah tonggak sejarah baru bagi perkembangan sepak bola Indonesia.
Dalam Jumpa Pers Nampak hadir antara lain Mr Steven Cupaiolo sebagai Ceo, FFF Academy atau Silk Road Sports Consulting Singapore dan Indonesia, Mr Patrick Valle selaku Technical Director FFF Academy Surabaya, Mr. Josh Bishop Head of School, Surabaya Intercultural School, Ms Sandra Vivier Director Institut Francais Indonesia Surabaya, dan Mr Emanoli Pupazan Counyry Operations Drcathlon Indonesia.
"Akademi FFF Surabaya yang didirikan pada 2019 ini menawarkan fasilitas kelas dunia. Dengan dukungan dari Surabaya Intercultural School (SIS), Bola Bogowonto Stadium, dan ITS Stadium, akademi tersebut siap menjadi rumah bagi para talenta muda Indonesia," ujar Mr. Josh Bishop Head of School, Surabaya.
Akademi ini mampu menampung hingga 800 pemain muda, mulai dari usia empat hingga 18 tahun, menawarkan kesempatan emas bagi mereka yang bermimpi menjadi bintang sepak bola.
Pemilihan Surabaya sebagai lokasi akademi bukan tanpa alasan. Antusiasme tinggi terhadap sepak bola di kota ini menjadi salah satu faktor utama, ditambah dengan hubungan baik antara PSSI dan FFF.
Akademi ini tidak hanya memberikan pelatihan teknis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai sportivitas, kerja sama tim, dan disiplin. Di bawah arahan Direktur Teknik Patrick Vallee, seorang ahli sepak bola dengan pengalaman luas di berbagai negara, akademi ini menjanjikan pelatihan berkualitas yang sejalan dengan standar internasional.
"Kami ingin membawa filosofi sepak bola Prancis ke sini, dengan fokus pada teknik individu, permainan kolektif, dan mental juara," kata Patrick Vallee.

Sekilas Tentang FFF Academy
FFF Academy awalnya didirikan di Jakarta, kemudian berkembang hingga ke Surabaya. Akademi sepak bola ini merupakan bagian resmi dari Federasi Sepak Bola Prancis. Indonesia, khususnya Jakarta, menjadi negara keenam tempat akademi ini hadir setelah New York, Singapura, Montreal, Santa Cruz, dan Jeddah.
Sistem Kepelatihan
Metode pelatihan di sini menekankan pendekatan yang ramah dan positif. Tujuannya adalah agar anak-anak datang dengan senang hati dan pulang dalam suasana yang tetap menyenangkan. Hingga kini, sebanyak 300 siswa telah mengikuti proses seleksi di tiga lokasi: Bogowonto dengan jadwal setiap Minggu pagi yang diikuti sekitar 120 siswa, Surabaya Intercultural School (SIS), serta ITS yang akan menerima 95 siswa pada 31 Agustus mendatang.
Pada tahun pertama, targetnya adalah merekrut 200 hingga 300 pemain muda. Harapannya, jumlah siswa bisa mendekati capaian di Jakarta yang saat ini memiliki sekitar 250 siswa, dengan total hampir mencapai 500 siswa.
Melalui proses ini, bakat anak-anak akan terasah secara bertahap. Tidak ada yang instan; setiap pemain harus melalui tahapan yang ada. Dengan demikian, anak-anak akan lebih sabar dalam bermain sepak bola.
Di Jakarta, sudah terbentuk tim elit untuk usia 2014 hingga 2015 yang telah melalui proses seleksi selama enam bulan. Salah satu seleksi besar dilakukan dalam sebuah acara bersama Kedutaan Besar Prancis, di mana dari 240 anak yang diseleksi, 20 anak terpilih, dan dua di antaranya mendapatkan beasiswa ke Prancis.

Saat ini, mereka masih menempuh pendidikan di Lab School Cipete sebelum akhirnya berangkat ke Prancis.
Sementara itu, para pemain yang tidak terpilih tetap bergabung dalam akademi di Jakarta dan kini menjadi bagian dari tim U-10 yang telah memenangkan beberapa kompetisi.
Jumlah Pelatih dan Lisensi
Di Surabaya, terdapat sembilan pelatih berlisensi PSSI kategori C dan B. Menariknya, semua pelatih berasal dari Surabaya, dengan tiga di antaranya adalah perempuan.
Program Unggulan
Akademi ini menawarkan dua program utama, yaitu Development dan Competitive. Program Development melibatkan latihan dua kali seminggu, sementara Competitive melibatkan latihan tiga hingga empat kali seminggu. Meski materinya sama, intensitas latihan pada program Competitive lebih tinggi.
Materi latihan diperbarui setiap bulan dengan panduan dari Federasi Sepak Bola Prancis. Nantinya, FFF juga akan mengadakan kunjungan untuk memantau perkembangan akademi.
Dalam beberapa tahun ke depan, kita mungkin akan melihat pemain-pemain muda dengan gaya permainan ala Prancis tampil di lapangan hijau Indonesia, mencetak gol-gol yang memukau para penonton. (Che)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com





Komentar