Grand Heaven Surabaya Rayakan Anniversary ke-4: Ruang Toleransi dan Doa Bersama
- analisapost

- 3 Des
- 2 menit membaca
SURABAYA - analisapost.com | Suasana hangat dan penuh khidmat menyelimuti Rumah Duka Grand Heaven Surabaya bertepatan dengan hari jadinya yang ke-4, perusahaan jasa layanan kedukaan tersebut menggelar tasyakuran lintas agama pada Rabu (3/12/25).

Acara ini bukan hanya menjadi penanda perjalanan empat tahun Grand Heaven, tetapi juga ruang pertemuan yang memperlihatkan wajah toleransi kota Surabaya.
Hadir dalam kesempatan itu para Pembimbing Masyarakat (Pembimas) Buddha Kanwil Kemenag Jatim Ketut Panji Budiawan S.H, S.Ag, dan dari berbagai agama serta tokoh-tokoh lintas iman.
Tasyakuran dibuka dengan doa bersama, dipimpin oleh KH. Nur Kholis Sholeh, Wakil Ketua PCNU Surabaya simbol bahwa kebersamaan dapat terjalin bahkan di tengah perbedaan keyakinan.
Mewakili Founder Grand Heaven Surabaya Suwito Muliadi, Kepala Operasional Grand Heaven, Jimmy, menegaskan bahwa empat tahun perjalanan perusahaan bukan sekadar angka. Baginya, tasyakuran adalah cara untuk kembali menapaktilasi proses yang penuh tantangan dan pencapaian.
"Acara ini bukan semata penanda usia, tetapi wujud rasa syukur atas perjalanan panjang yang telah ditempuh. Grand Heaven tumbuh bukan hanya sebagai tempat bekerja, tapi rumah bagi keluarga besar yang solid, kreatif, dan berdedikasi," ujar Jimmy.
Ia mengakui, tantangan ke depan tidak ringan. Namun, ia optimistis dengan modal kerja sama, inovasi, dan komitmen untuk terus berkembang, Grand Heaven Surabaya dapat melangkah lebih jauh dalam memberikan pelayanan terbaik.

Sejalan dengan semangat tersebut, Tung Tung, Pimpinan Grand Heaven Surabaya, menekankan kembali fungsi utama rumah duka sebagai tempat yang menawarkan ketenangan dan pendampingan bagi keluarga yang sedang menghadapi masa sulit.
"Kami akan tetap menjadi teman setia saat keluarga sedang berduka. Kami akan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk pelayanan kedukaan di Surabaya," tegasnya.
Pernyataan ini menegaskan identitas Grand Heaven sebagai institusi yang tidak hanya menawarkan layanan, tetapi juga empati dan kehadiran yang memberi ruang bagi pemulihan emosional keluarga.
Momentum anniversary juga menjadi ruang bagi para tokoh lintas agama untuk menyampaikan apresiasi. Ketut Panji Budiawan S.H, S.Ag, Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Jatim, melihat Grand Heaven sebagai contoh praktik moderasi beragama di level pelayanan publik.
"Pelayanan harus terus ditingkatkan untuk kemaslahatan umat, tanpa membeda-bedakan agama, suku, maupun ras. Grand Heaven ini bisa menjadi miniaturnya kegiatan moderasi," ujarnya kepada awak media AnalisaPost.
Oei Tjing Yen, Sekretaris YHMCHI didampingi Humariah, Humas DPD PITI Surabaya dan Abdul Hakim, Wakil Ketua DPD PITI Surabaya, menyampaikan selamat sekaligus harapan agar Grand Heaven semakin berdaya guna bagi masyarakat.
"Semoga semakin tulus, semakin sukses, dan semakin banyak memberikan manfaat bagi masyarakat Surabaya," ucapnya,

Acara diakhiri dengan pemotongan tumpeng dan foto bersama, Dalam suasana sederhana namun penuh makna, tasyakuran Anniversary ke-4 Grand Heaven Surabaya berubah menjadi ruang dialog spiritual yang meneguhkan pentingnya toleransi, empati, dan pelayanan kemanusiaan.
Empat tahun Grand Heaven bukan hanya cerita tentang bertahannya sebuah perusahaan jasa, tetapi bagaimana sebuah ruang duka dapat menjadi jembatan harmoni bagi kota yang majemuk seperti Surabaya. (Dna)
Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com klik link ini jangan lupa di follow.





Komentar