Ibu dan Bayi Stabil, RSLI Mewisuda Massal 80 Penyintas, 95 Persennya PMI
top of page

Ibu dan Bayi Stabil, RSLI Mewisuda Massal 80 Penyintas, 95 Persennya PMI

Surabaya, Analisa Post | Hari keempat usia Asroful Anam, bayi yang dilahirkan oleh Ibu SU, pasien covid-19 RSLI kondisinya sehat dan stabil, begitu pula dengan kondisi ibunya. Bayi yang lahir pada 19 Setember 2021 pukul 20.20 WIB. dengan bobot 2500 gram dan panjang 48 centimeter ini juga sudah di swab PCR dan didapatkan hasil negatif.

Foto : Jadid

Sesuai arahan dari Penanggung jawab RSLI Laksamana Pertama dr. Ahmad Samsulhadi, MARS, bahwa ibu dan anak tersebut supaya mendapatkan perhatian dan penanganan serius, telah dilaksanakan oleh paramedis RSLI. dr. Fauqa Arinil Aulia, Sp.PK. selaku Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) RSLI memberikan penjelasan bahwa keduanya ditempatkan pada ruangan khusus yang terpisah dengan pasien lainnya, yakni di Ruangan Saturnus 4, dan mendapatkan monitoring ketat secara periodik.


Sampai saat ini dalam keadaan normal, stabil dan sehat, tidak ada kendala medis yang berarti. Bayinya satu kamar dan dirawat oleh ibunya. Sang ibu tetap menjalankan protokol kesehatan dengan tetap memakai masker selama merawat bayinya, karena kita tahu penularan covid-19 melalui droplet. Sesuai ketentuan tentang Pekerja Migran Indonesia (PMI), mereka yang terkonfirmasi positif harus menjalani pengobatan dan karantina di rumah sakit.


Demikian pula dengan ibu SU. Memasuki hari kesepuluh, pagi dilakukan kembali uji swab PCR dan selanjutnya masih menunggu hasil. Apabila negatif, besok jumat sudah bisa pulang atau KRS (Keluar Rumah Sakit) bersama bayinya. Namun kalau masih positif, akan diassesment lebih lanjut dan ditunda kepulangannya.


Selain pemantauan oleh nakes, ibu dan bayi tersebut juga mendapatkan pantauan dan pendampingan oleh relawan PPKPC-RSLI. Fiqiyah Ulul Azmi, S.T. salah seorang relawan pendamping mengungkapkan bahwa selain pemenuhan kebutuhan ibu dan bayi pasca melahirkan mulai dari peralatan mandi, baju, popok dan sebagainya, relawan juga memasok asupan tambahan berupa kacang hijau untuk ibu SU.

Foto : Jadid

Harapannya pasokan nutrisi lebih tercukupi sehingga ASI sang ibu bisa lancar dan bayi tercukupi asupan kebutuhan gizinya. Langkah relawan ini sesuai dengan arahan dan harapan penanggung jawab RSLI agar semua kebutuhan ibu dan bayi selama dirawat di RSLI tercukupi sehingga memberikan rasa nyaman dan tenang bagi mereka supaya cepat menyelesaikan masa penyembuhan di RSLI dan dapat segera pulang bertemu dengan keluarganya.


Mengenai kemungkinan besar kondisi medis bayi yang lahir dengan ibu terkonfirmasi positif covid-19, dr. Andrew Jonatan, M. Biomed. (dokter umum RSLI) memberikan penjelasan singkat. Bahwa bayi lahir dari ibu yang sedang menderita COVID-19 bisa mendapatkan kekebalan terhadap COVID-19 dari ibu. Pada pasien COVID-19 terjadi pembentukan antibodi immunoglobulin (Ig). Immunoglobulin M, A dan G (IgM, IgA IgG) terbentuk pada hari ke 7 dan ke 14 setelah terinfeksi COVID-19 (bukan setelah timbul gejala). IgA diproduksi lebih awal daripada IgG. IgM akan diproduksi pada hari ke 7 dan mencapai puncaknya setelah hari ke 14.


Sedangkan IgG akan diproduksi pada hari ke 14 dan dapat memberikan imunitas dalam jangka panjang. Pada ibu hamil, IgG merupakan antibodi yang dapat melewati plasenta bayi dan dapat memberikan imunitas terhadap bayi. Selain IgG, bayi juga bisa mendapatkan imunitas dari IgA yang terdapat pada ASI ibu penderita COVID-19.


Pemberian ASI sangatlah penting pada anak-anak, karena ASI mengandung nutrisi dan imunitas terbaik untuk bayi serta dapat menciptakan hubungan emosional antara ibu dan bayi. Maka dari itu, selama masa perawatan kami menyarankan ibu untuk memberikan ASI dengan tetap menjaga protokol kesehatan, seperti cuci tangan sebelum memegang bayi atau sebelum berada disekitar bayi, saat batuk menutup dengan lengan dan tidak mengarah kepada orang lain, menjaga kebersihan diri.


Bila ibu tidak sengaja batuk atau bersin dan mengarah ke bagian payudara, bisa langsung dibersihkan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik, baru menyusui anaknya.Bila resiko penularan lebih besar daripada manfaat memberikan ASI secara langsung, dapat dilakukan pemberian ASI perah pada bayi yang masih menyusui. “Harus dipastikan agar semua peralatan selalu bersih dicuci, tidak perlu melakukan pemanasan atau sterilisasi pada ASI yang akan diberikan pada bayi.”pungkas dr. Andrew.


Radian Jadid, Ketua Pelaksana Program Pendampingan Keluarga Pasien Covid-19 (PPKPC) RSLI menjelaskan bahwa hari ini relawan pendamping menyelenggarakan wisuda penyintas RSLI ke 451 dengan jumlah yang cukup banyak. Wisuda masal ini diikuti oleh 80 penyintas covid-19 yang rinciannya berasal dari 76 pasien PMI dan 4 pasien umum/mandiri.

Foto : Jadid

Jumlah ini menggenapi 9.949 pasien sembuh yang telah ditangani oleh RSLI. Perlu diketahui hingga hari ini RSLI telah menangani setidaknya 10.557 pasien dengan kondisi tanpa gejala, gejala ringan, sedang dan berat.


Walaupun dipersiapkan sebagai rumah sakit darurat untuk menagnani pasien OTG dan ringan, namun pada saat puncak serangan covid-19 gelombang pertama (Desember 2021) dan gelombang kedua (Juni-Juli 2021) RSLI juga membantu menangani setidaknya 222 pasien covid-19 dengan gejala sedang dan 80 orang dengan gejala berat.


Untuk saat ini pasien yang masih dirawat di RSLI sejumlah 126 orang, terdiri dari 125 pasein PMI dan 1 orang pasien umum/mandiri. “Jumlah pasien yang semakin berkurang terutama yang umum/mandiri, BOR rumah sakit semakin menurun dan kami berharap hal ini menjadi salah satu indikator berkurangnya mereka yang terpapar covdi-19. Dengan tetap menjalankan protokol kesehatan 6M di semua lapisan masyarakat, semoga pandemi covid-19 segera berakhir” harap Jadid.(Hms/Dna)

72 tampilan0 komentar
bottom of page