Kesuksesan Kampung Zero Waste Kota Surabaya Bersama Aurellia Finalis Putri Lingkungan Hidup
top of page

Kesuksesan Kampung Zero Waste Kota Surabaya Bersama Aurellia Finalis Putri Lingkungan Hidup

Editor: Divna Reporter: Charles


SURABAYA - analisapost.com | Seiring dengan program pemerintah kota Surabaya menjadikan kota zero waste, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Aning Rahmawati mencari composting yang efektif selain menggunakan eco enzyme.

Composting yang di gunakan di kampung zero waste dengan menggunakan cacing tanah (Foto: Div)

Composting ini akan di gunakan di kampung zero waste dengan menggunakan cacing tanah seperti yang dilakukan oleh Aurellia Putri Astadewi finalis putri lingkungan hidup tahun 2022 dari SMP Negeri 6 Surabaya.Minggu (28/8/22)


Selain membantu mengolah sampah, Aurel mengatakan penggunaan cacing memberi nilai tambah terhadap hasil kompos dan cacing yang di budidaya karena memiliki tekstur lunak dan biasanya hidup pada bahan organik membusuk pada kedalaman 30 centimeter diatas permukaan tanah serta biasanya berkelompok.


Menurut Aurel, semua jenis bahan organik bisa diolah menjadi kompos. Pertama diperlukan adalah wadah sebagai tempat cacing. Dia menyarankan menggunakan barang-barang bekas sebagai wadah misal ember atau kotak container yang bisa di beli di tempat penjual barang-barang bekas atau pengepul.

Alasan memanfaatkan barang bekas karena lebih baik daripada barang baru sebab wadah plastik baru akan menimbulkan bau yang tidak disukai cacing.


Bila wadah sudah tersedia, Langkah selanjutnya mencari bibit cacing dan media hidupnya atau mengunakan pupuk kompos yang dibeli di toko tanaman.


Setelah itu dibutuhkan sampah organik yang ada di rumah seperti sisa sayuran dan buah-buahan hingga makanan yang tidak termakan. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah

  1. Sampah organik di tuang ke dalam wadah, kemudian tutup.

  2. Jika menggunakan sampah organik di rumah, 2 hari setelah itu, taburkan cacing dibagian paling atas.

  3. Letakan tempat yang sudah dimasukan cacing di tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung.

  4. Setelah cacing bekerja mengolah sampah organik, sampah dan medianya tidak perlu diaduk-aduk setelah itu siap di panen.

Aurel mengatakan cacing tidak bisa langsung mengurai sampah organik karena biasanya mengeluarkan gas dan panas.

“Cukup diperiksa apakah sampah organiknya yang merupakan bahan makanan cacing masih ada atau tidak. Bila sampah sudah terurai, maka perlu ditambahkan lagi sampah organiknya.” Ceritanya


Sementara bunda Aning menyampaikan, yang menjadi persoalan nantinya adalah bagaimana menyiapkan kesuksesan kampung zero waste untuk kota Surabaya.


Untuk langkah-langkahnya yang ia lakukan adalah dengan mengadakan pembinaan, proses sosialisasi dari DLH.


Sehingga ia berharap Walikota betul-betul mensuport program yang sangat luar biasa ini termasuk regulasinya agar Surabaya tidak mengandalkan pengelolaan sampah di TPA tiap tahunnya.


"Adanya Aurel, saya akan mencoba sendiri untuk pembuatan kompos yang efesien ini. Dengan proses yang relatif mudah dan alat yang sederhana, teknik pengolahan sampah sangat efesien dalam mengurangi dampak negatif lingkungan dari sampah organik yang berakhir di TPA." ujarnya


"Karena saya akan mengawasi, mendampingi kesuksesan kampung zero waste untuk kota Surabaya. Sehingga saya harus mencoba sendiri dengan menggunakan cacing agar tau prosesnya, titik gagalnya nanti di mana, titik suksesnya dimana, sehingga nanti dalam proses saya mendampingi DLH untuk kesuksesan kampung zerowastre ini bisa real saya praktekan di rumah termasuk di RT, RW, Kelurahan." jelasnya.


"Kita sudah mengangarkan di DLH 2022 ini sebanyak 2.9 Miliyar untuk 40 kampung. Satu kampung sekitar 40 jutaan, kemudian kita sudah kerjasama dengan seluruh instansi, akademisi, termasuk ITS untuk proses-proses prasarana penunjang kampung zerowaste." papar wanita cantik ini kepada awak media Analisa Post saat di temui di kediamannya.


Lanjut disampaikan,"Kita juga sudah membentuk pendamping dan pembina yang siap untuk diterjunkan. Satu kampung zero waste untuk pembina dari DLH 1, dari akademisi 1 dan kita juga dalam proses pengelolaan bang sampah menjadi koperasi di lima rayon di seluruh bang sampah Kota Surabaya akan menginduk pada koperasi yang ada." imbuhnya


Ada 2 role model disampaikan pertama untuk composting yang sukses di Kedung Baruk dan satu proses pemilahan yang sukses dari Benowo, ini akan di role modelkan di seluruh 40 kampung.


"Kita akan revitalisasi bang sampah di seluruh kota Surabaya dan membentuk koperasi induk di Surabaya dengan program sedang dijalankan." tutupnya mengakhiri pembicaran.


Dari role model ini diharapkan bisa menjadi pilot projek diseluruh kampung terus sampai 5 tahun kedepan. Dan pihak pihak terkait dapat membantu mengakomidir, khususnya karya anak anak berprestasi. (Dna/Che)


Dapatkan Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com

76 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page