Konjen AS Surabaya Dukung DevFest 2025 untuk Majukan Inovasi AI Indonesia
- analisapost

- 12 jam yang lalu
- 4 menit membaca
SURABAYA- analisapost.com | Google Developer Groups (GDG) Surabaya berkolaborasi dengan Institut STTS, didukung oleh Konsulat Jenderal (Konjen) Amerika Serikat di Surabaya dan IKADO, kembali menggelar DevFest Surabaya 2025.

Konferensi teknologi tahunan itu berlangsung pada Sabtu (6/12/2025) di Yarra Ballroom Surabaya, menghadirkan komunitas AI/ML Surabaya, Flutter Surabaya, serta puluhan pembicara dari berbagai institusi.
Ajang ini menjadi ruang temu bagi para pengembang, akademisi, mahasiswa, hingga pelaku industri untuk memperdalam keterampilan sekaligus membaca arah masa depan teknologi digital.
Sejumlah topik mutakhir dihadirkan, mulai dari pengembangan web, aplikasi mobile, kecerdasan buatan (AI), machine learning, data science, IoT, DevOps, hingga tren amplified AI. Selain diskusi panel, DevFest juga menyediakan hands-on workshop dan sesi teknis mendalam yang memberi pengalaman langsung bagi peserta.
Konsul Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Christopher Green, menegaskan pentingnya kolaborasi antara perusahaan teknologi Amerika dan ekosistem developer di Indonesia. Menurutnya, Google sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia telah menjadi pionir dalam mendorong inovasi global.
"Semua tahu bahwa Google adalah perusahaan Amerika yang sangat maju di dunia. Terkait perkembangan AI dan teknologi baru, kami dari pemerintah Amerika banyak mendukung inovasi serta kemitraan antara perusahaan-perusahaan inovatif Amerika dengan para developer dan universitas di Indonesia. Dukungan ini bertujuan memperkuat kemakmuran dan kemajuan kedua negara," ujar Christopher Green kepada awak media AnalisaPost.

Green menjelaskan bahwa Konjen AS berkolaborasi dengan IKADO sebagai tuan rumah kegiatan ini. "Salah satu tanggung jawab kami adalah mendukung perusahaan Amerika dan memperluas inovasi mereka. Ada dua aliran aktivitas yang kami satukan yakni dukungan untuk inovasi perusahaan Amerika dan kemitraan antara konsulat dengan lembaga pendidikan di Indonesia," jelasnya.
Ia mengapresiasi antusiasme peserta yang hadir dari berbagai kota termasuk dari Malang dan Bandung mencapai lebih dari 750 orang. "Mereka hadir membawa solusi berbasis Google developer tools untuk menjawab tantangan yang dihadapi masyarakat maupun industri," imbuhnya.
Terkait perkembangan AI di Indonesia, Green menilai bahwa banyak sektor sudah mengadopsi teknologi tersebut. "Perbankan, perusahaan teknologi, hingga universitas menggunakan AI untuk meningkatkan layanan dan menyelesaikan problem. Solusi yang ditemukan di sini bisa digunakan di tempat lain, begitu pula sebaliknya," paparnya.
Baginya, literasi AI perlu dimiliki seluruh mahasiswa, bahkan yang tidak berasal dari jurusan teknologi. "Semua mahasiswa penting untuk familiar dengan AI, apa pun jurusannya," tegasnya.
Profesor Institut STTS, Prof. Dr. Ir. Esther Setiawan, S.Kom., M.Kom., menyebut DevFest sebagai sarana strategis dalam mencetak talenta digital adaptif dan kompetitif. Tahun ini, panitia juga membuka Call for Speakers untuk memberi ruang bagi talenta Jawa Timur berbagi riset dan inovasi.
"Hari ini kita mengadakan Google Developer Groups Surabaya Festival, kerja sama antara Google, Institut STTS, dan IKADO Surabaya. Kami membagikan teknologi terbaru, terutama AI, kepada para developer agar mereka mengikuti perkembangan ekosistem IT," jelas Esther.
Ia menekankan bahwa DevFest bukan hanya ajang berbagi teknologi, tetapi juga momentum memperkuat jejaring inovasi di Surabaya. "Kami ingin Surabaya terus tumbuh sebagai pusat inovasi teknologi Indonesia," tambahnya.
Dalam presentasinya, Esther membagikan studi kasus penerapan AI dalam dunia kedokteran. Salah satunya adalah penggunaan AI agents untuk mendukung pencegahan serangan jantung, pemantauan kesehatan, hingga membantu masyarakat menemukan rumah sakit terdekat.

"Teknologi agents ini sudah dipakai di berbagai negara. Kami berharap Indonesia, khususnya ekosistem developer Surabaya, bisa segera mengadaptasi teknologi ini,” ucapnya.
DevFest Surabaya 2025 menghadirkan sejumlah pembicara istimewa, di antaranya:
Sandyaka Galih, GDE Web, Co-Founder WPU
Steve Ng, Lead Customer Engineer FlutterFlow Pusat
Alvin Prayuda Juniarta, Developer Relations Engineer Google Cloud
Tim engineer RPS dari Jakarta
Workshop dibagi menjadi tiga level yakni pemula, intermediate, dan expert, sehingga seluruh peserta dapat menyesuaikan tingkat pemahamannya. "Tujuan kami mengakomodasi semua level. Ada workshop tentang integrasi AI dengan Android, AI untuk Web, hingga bagaimana membangun sistem AI itu sendiri," kata Esther.
Saat ditanya soal penerapan AI dalam pembelajaran, Esther menegaskan bahwa AI sudah tidak bisa dipisahkan dari dunia pendidikan. Namun, mahasiswa tetap wajib memahami cara kerja teknologi tersebut.
Ia menyebut tiga prinsip utama yang harus diperhatikan dalam pengembangan solusi AI, yaitu:
Safe-tidak bias dan aman digunakan
Secure-terlindung dari serangan siber
Scalable-mampu berkembang mengikuti jumlah pengguna
"Mahasiswa boleh memakai AI, tetapi mereka harus tahu cara kerjanya. Mereka harus bisa maintain dan mengelola sistem dengan dukungan AI. Tema DevFest tahun ini adalah Safe, Secure, and Scalable. Artinya solusi AI harus aman dari bias, aman dari serangan siber, dan dapat berkembang mengikuti skala pengguna,” ungkapnya.
Menurut Esther, AI bersifat multidisiplin dan dapat diterapkan di hampir semua bidang. "AI sekarang multidisiplin. Kemampuannya hampir seperti jaringan pengetahuan manusia, sehingga dapat digunakan di banyak sektor," tutupnya mengakhiri perbincangan siang itu.

DevFest Surabaya 2025 kembali menegaskan peran Surabaya sebagai pusat pertumbuhan teknologi di Indonesia. Dukungan komunitas developer, perguruan tinggi, dan lembaga internasional menjadikan acara ini bukan sekadar konferensi, tetapi ruang lahirnya inovasi-inovasi yang dapat digunakan secara global.
Dengan meningkatnya kebutuhan akan solusi AI di berbagai sektor, DevFest menjadi pertemuan strategis bagi talenta teknologi untuk membangun masa depan digital Indonesia yang kompetitif. (Dna/Che)
Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com klik link ini jangan lupa di follow.





Komentar