top of page

Kostum Jepang Warnai TPS Pemilu Manukan Lor

Diperbarui: 15 Feb

SURABAYA - analisapost.com | Pemungutan suara dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 hari ini terasa berbeda. Berbagai cara dilakukan oleh Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) demi menarik warga agar berbondong-bondong datang ke TPS menggunakan hak pilih mereka. Seperti yang dilakukan Kampung JeLi (Jepang-Bali), Rabu (14/2/24).

Suasana Pemilu di Manukan Lor
Suasana Pemilu di Manukan Lor (Foto: Div)

Salah satunya yang dilakukan para petugas KPPS TPS 5 Manukan Lor 4 RT 5 RW 1, Kelurahan Banjarsugihan, Kecamatan Tandes, Surabaya, mereka tampil menyambut kedatangan para pemilih yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) di TPS mengenakan kostum Jepang dengan icon Ultramen.


Ketua RT 5 TPS 5, Agus Santoso ikut menggunakan kostum Jinbei yakni baju tradisional Jepang untuk pria yang di gunakan pada musim panas.


Agus, mengatakan ide mengenakan kostum Jepang adalah untuk menarik minat masyarakat agar berpartisipasi dalam pemilu.


"Kami menggunakan pakaian Jepang sesuai dengan konsep Kampung JeLi (Jepang- Bali) sekaligus mengajarkan warga untuk bertata krama dengan baik yang hampir mirip dengan Jawa, berpakaian sopan dan memiliki totokromo," ujar Agus kepada awak media AnalisaPost.

Para pengunjung berswafoto usai pencoblosan
Para pengunjung berswafoto usai pencoblosan (Foto: Div)

Menurut Pak RT, penggunaan kostum tradisional Jepang selain sesuai dengan kapung tematik, itu merupakan manisfestasi Pemilu Sarana Integrasi Bangsa.


Konsep yang di angkat tentu memiliki makna yang cukup dalam sesuai dengan asas Pemilu Luber dan Jurdil. Artinya meskipun mengenakan kostum yang berbeda, merupakan hak yang harus dihormati dan di junjung tinggi.


Hal yang sama juga disampaikan oleh Bli Komang Sujana sebagai inisiator. Bertajuk "Nyoblos Sekalian Selfi, Enak Gilaa" diharapkan pemilu sendiri bukan ajang untuk saling menjelek-jelekkan.

Ketua Manukan Lor 4  RT 5 RW 1, Kelurahan Banjarsugihan, Kecamatan Tandes, Surabaya, Agus Santoso
Ketua Manukan Lor 4 RT 5 RW 1, Kelurahan Banjarsugihan, Kecamatan Tandes, Surabaya, Agus Santoso (Foto: Div)

"Kenapa konsep ini kita buat, tujuannya sambil nyoblos, mereka juga bisa selfi secara gratis. Tapi jika ingin menggunakan kostumnya, mereka bisa menyewa. Dapat suara, tetapi kampung juga dapat pemasukan dari hasil menyewa kostum tersebut," jelas pria yang ramah dan murah senyum ini.


Bli Komang berpendapat bahwa Pemilu sama dengan pesta rakyat di mana warga usai pencoblosan, mereka berhak merayakan, mengabadikan dirinya di Kampung JeLi (Jepang-Bali) seolah- olah berada di Negeri Sakura.


Baginya persatuan dan kesatuan bangsa indah dalam perbedaan, diwujudkan dalam berbagai kegiatan yang memiliki ciri khas masing-masing TPS.


"Apa yang kami lakukan, ini merupakan langkah praktis yang bagus untuk mengenalkan jiwa persatuan, toleransi dan bisa menghargai tiap perbedaan pendapat dan bisa hidup berdampingan," ungkapnya.

Ibu Rini warga Manukan Lor
Ibu Rini warga Manukan Lor (Foto: Div)

Sementara Rini salah satu warga Manukan Lor 4 RT 5 yang ikut nyoblos mengatakan. "saya sebagai warga disini senang dengan kemajuan kampung sampai heboh karena berbeda dengan yang lainnya," tuturnya.


"Harapannya kampung ini semakin maju dan tetap rukun tidak ada yang iri tetap saling merangkul," pesannya.


Dari pantauan awak media AnalisaPost, panitia KPPS yang terlibat disana mulai generasi muda hingga dewasa tampak saling merangkul dan membantu patut diancungi jempol.(Dna/Che)


Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com di Google News klik link ini jangan lupa di follow.

bottom of page