Media Dimata Ketum Komnas Perlindungan Anak
top of page

Media Dimata Ketum Komnas Perlindungan Anak

Diperbarui: 11 Feb 2023

SURABAYA - analisapost.com | Mencermati pemberitaan yang terkait dengan anak di tanah air, seringkali anak menjadi korban seperti identitasnya diungkapkan, nama, alamat dan sekolah secara sengaja ataupun tidak sengaja sehingga anak tidak terlindungi secara baik.

Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait di Kayanna Restaurant Jumat (10/02/23)(Foto: Div)

Hal ini disampaikan oleh Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait kepada awak media Analisa Post ketika berkunjung ke Kayanna Restaurant yang terletak di Jalan Dr. Soetomo Nomor 50-52 Surabaya, Jumat (10/02/23).


Arist menyatakan bahwa pemberitaan media tentang anak Indonesia diharapkan bisa ramah terhadap para pembaca atau pemirsa berusia anak, dimana menggunakan bahasa yang baik dan sopan, tidak menampilkan gambar berbau pornografi, tidak menampilkan gambar korban kecelakaan atau semacamnya, yang dapat membuat anak trauma.


"Setiap anak punya hak untuk didengar pendapatnya, dilindungi apapun bentuk medianya. Karena peduli dengan persoalan-persoalan anak, menjaga dan melindungi anak melalui pendekatan media merupakan bela negara", tegasnya yang disampaikan saat memberikan ucapan hari jadi media online analisapost ke-2 pada tanggal 24 Februari akan datang.


Bang Arist menyampaikan atensinya terhadap Analisa Post yang sudah membantu mempublish berbagai kegiatan Komnas Anak selama hampir dua tahun. Dalam kesempatan ini juga, Ia memberikan apresiasi kepada para jurnalis yang peduli terhadap anak.


"Untuk sahabatku jurnalis di seluruh Indonesia, Kami dari Komisi Perlindungan Anak sebagai institusi independen yang diberi mandat, berharap pers bisa menjadi sahabat anak mengucapkan selamat hari Pers Nasional. Jadilah Pers Nasional sahabat anak Indonesia", tutupnya mengakhiri perbincangan.


Bagi wartawan, tentunya menjadi tantangan tersendiri di era globalisasi dimana teknologi informasi sangat berkembang pesat, siapa saja dapat mengakses informasi dari media online.


Sebagai wartawan hal ini juga harus dipahami dimana dalam pemberitaan informasi tentang anak khususnya yang diduga atau didakwa melakukan pelanggaran hukum untuk melengkapi informasi diharapkan tidak menyiarkan visual identitas anak.

Media juga wajib ikut mempertimbangkan dampak psikologis anak dan efek negatif pemberitaan yang berlebihan.


Usai berbincang-bincang di ruang VIP bersama Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait serta Ketua Komnas PA Surabaya Saiful Bachri di temani Founder dan CEO Kayanna Restaurant, Ellen Sulistyo berkeliling melihat ruangan restoran. Ellen dengan ramah menjelaskan mulai ruangan hingga mendekorasi restorannya bernuansa oriental.


"Tempat ini kami sesuaikan tema, seperti sekarang karena masih suasana imlek. Kalau nanti mau jumpa pers boleh diadakan disini", jelasnya kepada Arist saat di ajak berkeliling usai berbincang dengan awak media Analisa post.


Ellen mengatakan bahwa pihaknya juga selalu merubah gaya sesuai tema dengan logo Kayanna yang wah serta slogan yang mengena di hati.


Restoran yang memiliki keunikan tampak seperti rumah zaman Belanda terlihat megah. Saat pertama kali masuk, warna merah bernusana China seperti payung kertas dan lampion menghiasi lobi. Walaupun tahun baru imlek sudah lewat, namun ornamen-ornamen masih bisa kita terlihat.(Dna)


Dapatkan Update berita pilihan dan berita terkini setiap hari dari analisapost.com

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page