Mengintip Keseruan Duta Seni Dan Lingkungan Ngremo Dikediaman Munali Fatah
top of page

Mengintip Keseruan Duta Seni Dan Lingkungan Ngremo Dikediaman Munali Fatah

SIDOARJO - analisapost.com | Mengenal budaya sebaiknya dari anak anak jangan sampai tidak mengenal kebudayaannya sendiri apalagi diera modern budaya asing asing begitu mudah masuk. Oleh karena itu peran dari berbagai pihak sangat dibutuhkan.Minggu (24/07/22)

Ziarah dan berkunjung ke rumah seniman ludruk dan remo Munali Fatah (Foto: Charles)

Dalam memperingati hari anak nasional tahun ini, Komnas Perlindungan Anak bersama penggiat budaya berkunjung ke rumah seniman ludruk dan remo Munali Fatah yang berada di Dusun Jambe RT 7/ RW 2. No. 4, Desa Banjar Kemantren, Kecamatan Buduran.


Profil singkat Munali Fatah

Lahir di Sidoarjo 17 Mei 1924 dari pasangan Fatah dan Sutiah. Kemampuannya menari didapatkan sejak kecil. Awal belajar hanya menggunakan gamelan mulut. Ayahnya mendorong untuk tetap giat berlatih dalam meraih cita-citanya sebagai seniman. Selain itu orang tuanya mengajarkan prinsip hidup.


Dalam memperingati hari anak nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli, sejumlah anak-anak menggelar pertunjukan tari Ngremo yang di dedikasikan untuk keluarga almarhum Munali Fatah (Maestro tari Ngeremo Jawa Timur).


Ketua paguyuban paseduluran Djatidjojodiningrat Sofie Qoriawan merasa bahagia, "Dalam memperingati hari anak nasional 2022, pihaknya dan rombongan penari ngremo anak-anak berasal dari kelurahan Bangunrejo Surabaya yang terdiri dari Hening, Mila, Nashua, Dela, Bela, Manda, Vira dan kawan-kawan pendamping lainya dapat diterima dengan baik oleh keluarga almarhum Munali Fatah." ucapnya.


Pada hari anak nasional, pihaknya sengaja menggelar pertunjukan tarian ngremo di halaman rumah almarhum Munali Fatah.


“Ini bagian dari melestarikan kebudayaan seni tari khususnya tari ngeremo. Alhamdulillah aura sang maestro membuat semangat anak-anak semakin kuat pada saat membawakan tarian ngremo di kediaman cak Munali Fatah," jelas Sofie.

Lebih lanjut pria yang biasa dipanggil sinuwun itu menjelaskan, selain menanamkan rasa cinta anak-anak terhadap seni budaya Jawa lewat tarian, pihaknya dan kawan-kawan pelestari kebudayaan ingin menghapus stigma negative kampung Bangunrejo kelurahan Dupak kecamatan Krembangan Surabaya yang dulu dikenal dengan daerah lokalisasi, kini dengan gerakan kebudayaan mereka ingin merubah citra Kampong Bangunrejo menjadi kampung penari ngremo, kampong seni Budaya di kota Surabaya.

“Alhamdulillah lebih dari lima tahun kita melatih anak-anak untuk mencintai kesenian tarian ngremo, gerakan kita sudah dapat ditularkan ke daerah eks lokalisasi lainnya seperti Kremil dan Bangunsari," ungkap sinuwun.


Nampak hadir dalam moment tersebut antara lain LSM Lira Disability Care, Komnas Perlindungan anak Surabaya, hingga kawan-kawan pemerhati kebudayaan yang telah membantu acara ini.


Sementara itu, Wuriyati anak dari almarhum Munali Fatah merasa gembira atas kedatangan kawan-kawan rombongan dari Surabaya.


“Saya merasa kaget atas kedatangan rombongan, saya kira hanya beberapa orang saja yang datang. Ternyata banyak sekali rombongannya, bahkan mereka juga menggelar tarian ngremo di halaman rumah kami,"ujar perempuan yang biasa dipanggil Wuri itu.

Mereka menggelar tarian ngremo di halaman cak Munali Fatah (Foto: Charles)

Sosok Munali dimatanya adalah orang yang penuh disiplin dan pesannya selalu diingat 'jangan suka berbohong' kenangnya.


Sebagai penari yang mewarisi darah tari dari sang ayah, Wuri senang banyak anak-anak yang menggeluti tarian ngremo. Bahkan dirinya dengan senang hati akan berbagi ilmu gerakan tari orisinal warisan ayahnya kepada pihak yang ingin belajar menari.


Pertunjukan tarian ngeremong Munali Fatah yang digelar dalam memperingati hari anak nasional tahun 2022, delapan anak penari berasal dari wilayah Bangunrejo kecamatan Dupak kota Surabaya, secara gemulai dan seirama mengikuti alunan musik tradisional untuk kemudian bersama-sama menarikan gerakan tari Munali Fatah dan Lenggang Suroboyo.


Pada kesempatan itu, duta putri lingkungan kota Surabaya Sahnas dan Aurelia Putri juga mempresentasikan project mereka masing-masing. Sahnas dengan cakap mepresentasikan project eco enzim yaitu pengolahan limbah sayur dan buah-buahan yang kemudian dapat diproses menjadi produk kesehatan seperti hand sanitizer dan obat semprot untuk luka ringan.


Sedangkan Aurelia Putri juga dengan cekatan mempresentasikan projek olahan cacing khusus untuk kemudian diolah menjadi produk kosmetik dan bahan pangan berprotein tinggi.


Selain pertunjukan tari ngremo, anak-anak dan tamu undangan dari komnas perlindungan anak kota Surabaya, aktivis LSM LIRA, para orang tua secara khusuk melakukan ziarah dan tabur bunga di pesarean terakhir sang maestro cak Munali Fatah dengan harapan semoga spiritnya mampu membangun jiwa-jiwa generasi penerus bangsa yang berbudaya dan berbudi luhur. (Che)



Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com




73 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page