Mengungkap Kematian
top of page

Mengungkap Kematian Tidak Wajar Seorang Wanita di Kimia Farma

Diperbarui: 11 Apr

SURABAYA - analisapost.com | 300 orang Aliansi Ikatan Keluarga Toraja mendesak Polresta Samarinda untuk mengungkap hasil otopsi dan pemeriksaan CCTV karena beberapa waktu lalu masyarakat Samarinda di hebohkan dengan adanya penemuan mayat seorang wanita di gudang Apotek Kimia Farma yang berada di jalan Hidayatullah.

Gedzbal Patasik Korlap aksi, (Foto: Istimewa)

Sejumlah demostran memadati Polresta Samarinda. Mereka menuntut kejelasan terkait kasus kematian Bertha Mini Jama (56) seorang guru, perempuan asal Tana Toraja ditemukan pada tanggal 18 Februari 2024 membusuk di gudang yang hingga kini masih menjadi teka-teki.


Kronologis singkat

Berdasarkan info yang didapatkan, wanita ini hilang sejak tanggal 31 Januari 2024. Bertha diketahui pergi kontrol kesehatan di RSJD Atma Husada ditemani suaminya.


Kala itu ia meminta sang suami membelikan air minum. Tetapi saat sang suami kembali, Bertha sudah tidak ada di tempat. Sang suami sempat menelpon namun suaranya terdengar tidak jelas.


Dari rekaman CCTV, Bertha saat itu mengenakan baju serba cokelat serta membawa makanan ringan masuk apotek tanggal 31 Januari 2024 sekitar pukul 11.00 WITA dan mondar mandir di jalan Hidayatullah. Sempat ditanya tujuannya kemana, ia hanya menunjukkan barang bawaannya ingin meracik obat.


Untuk mengungkap kematian misterius, polisi sudah memeriksa semua karyawan dan saksi tetapi sampai saat ini belum ada bukti yang mengarah tindak pidana.


"Kami merasa kejadian ini penuh kejanggalan. Dari hasil autopsi menunjukkan mati lemas karena terkurung di dalam gudang, tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Padahal saat ditemukan terdapat beberapa luka. Bertha ditemukan itu ruang arsip yang sering dilewati seharusnya kalau disekap pasti ada perlawanan sehingga diketahui banyak orang," cerita Gedzbal Patasik mewakili keluarga korban kepada awak media AnalisaPost, Selasa (9/4/24)


"Korban diperkirakan meninggal sudah lima hari sebelum jasadnya ditemukan. Begitu pula mengenai bau busuk itu perlu menunggu beberapa hari apalagi bangunan Kimia Farma tidak besar dan berada dipusat kota Samarinda. Ini orangya baik dan tidak mempunyai musuh," terang Koordinator Lapangan dengan penuh keheranan.


"Ada empat poin tuntutan yang harus dipenuhi oleh pihak kepolisian salah satunya membuka hasil otopsi dan CCTV sejelas-jelasnya ke publik. Kami minta untuk mendalami kejanggalan kematian tidak wajar berikut bukti - bukti kematian tidak wajar Bertha dan segera tangkap pelaku, Meminta pihak Kepolsian memindahkan gelar perkara yang sedianya diadakan di Polda untuk dipindah ke Polresta Samarinda hingga Meminta Mabes Polri membentuk Tim Investigasi guna menyelesaikan perkara ini,"jelasnya.

300 orang Aliansi Ikatan Keluarga Toraja mendesak Polresta Samarinda untuk mengungkap hasil otopsi dan pemeriksaan CCTV
300 orang Aliansi Ikatan Keluarga Toraja mendesak Polresta Samarinda untuk mengungkap hasil otopsi dan pemeriksaan CCTV (Foto: Istimewa)

Setelah aksi kemarin, Wakapolres sampaikan akan segera dilanjutkan penyelidikan dan gelar perkara setelah hari raya Idul Fitri Jadi patut ditunggu keseriusan dari pihak polisi.


Kasus yang sudah masuk ke Komisi I DPRD Kaltim untuk menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait kasus Bertha Mini Jana yang dilaksanakan tanggal 28 Maret 2024 nampak hadir Kepala Polresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli, anggota Komisi I DPRD Kaltim H.J Jahidin, Rima Hartati, Harun al-Rasyid, Kuasa Hukum dan Keluarga almarhum  Bertha,  Yos Christian, Tidus Tibayan, Tino Heidel, Manager Area Apotek Kimia Farma Resta Andria dan Direktur RSJD Atma Husada Kaltim, Indah Puspitasari.


Apakah ada keterlibatan orang dekat masih menunggu hasil penyidikan pihak berwajib. Intinya keluarga korban meminta polisi mengusut secara tuntas. Kalau ini murni kriminal berhara pelakunya segera ditangkap.(Che)


Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com di Google News klik link ini jangan lupa di follow.

bottom of page