SURABAYA - analisapost.com | Kota Surabaya dulunya mempunyai tempat hiburan yang sangat terkenal yaitu Taman Hiburan Rakyat (THR). Taman Hiburan Surabaya ini dikatakan legendaris karena sudah ada sejak era penjajahan Hindia Belanda. Di kawasan THR terdapat empat gedung kesenian, yakni Gedung Srimulat, Gedung Ketoprak, Wayang Orang (Pringgondani) dan Gedung Ludruk. Pada masa itu, taman ini dijadikan tempat pertunjukan hasil karya warga pribumi dari berbagai daerah. Namun, lambat laun kawasan ini beralih fungsi menjadi pemukiman.
Tutupnya Taman Hiburan Rakyat sangat disayangkan dengan alasan penutupannya disebabkan pemilik PT Star TRS berada di luar negeri sehingga sulit untuk diajak berkoordinasi. Oleh sebab itu, pemkot akhirnya merasa sudah cukup sabar lantaran tidak bisa diajak komunikasi, sehingga pemkot mengambil langkah penghentian pemberian izin hak guna bangunan (HGB) pada tahun 2006 lalu. Sejak di tutup, kini terlihat semakin banyak di tumbuhi semak belukar.
Ketika disampaiakan wacana Walikota Surabaya, Eri Cahyadi akan menghidupkan kembali THR, direspon positif oleh Forum Pamong Kebudayaan (FPK) Jatim. Kabar yang menggembirakan ini langsung disambut budayawan dengan menggelar acara Selamatan Jajan Pasar di halaman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa Surabaya, Senin (30/01/23).
Dalam acara tersebut dilakukan Ujub (doa berbahasa Jawa oleh Yongki Irawan, budayawan dari Malang. Hadir juga beberapa seniman dari Malang, Batu, Pasuruan, Mojokerto, Sidoarjo dan tentunya Surabaya.
Ki Bagong Sabdo Sinukarto ketua FPK Jatim mengatakan, sebagai bentuk apresiasi seniman untuk Walikota Surabaya atas rencana menghidupkan kembali THR, para seniman sangat mengapresiasi diwujudkan dalam acara Selamatan Jajan Pasar yang merupakan bentuk dukungan kultural kepada Pemkot Surabaya.
"Didalam budaya Jawa, ketika melakukan sesuatu kebaikan itu diselameti ben THR ramai kembali seperti pasar. Harapannya dengan dibangkitkan kembali THR, teman-teman seniman dan budayawan terakomodir, agar tidak tercerai berai kesulitan tempat dan mereka bisa mengexplorasikan karyanya kembali. Acara ini murni dukungan dari seniman untuk Pemkot Surabaya," jelasnya kepada awak media Analisa Post saat di jumpai disela-sela kegiatan siang itu.
"Kami punya keyakinan bahwa walikota tidak ada rasa mentolo ngapusi teman-teman seniman. Saya optimis dan percaya, tidak mungkin pak walikota tega membohongi seniman," ungkap seniman asal Kota Surabaya ini.
Ditempat yang sama, Didik Soemintardjo salah satu seniman Jawa Timur, juga menyampaikan THR bukan hanya milik warga Surabaya tapi juga Jawa Timur bahkan Indonesia. Menurutnya, tidak berlebihan jika para seniman Jawa Timur merasa ikut memiliki keberadaan THR sebagai ikon kebudayaan di Jatim.
"Kami merasa melu handarbeni THR sebagai pusat kegiatan budaya di Jawa Timur yang sudah melegenda" ucap budayawan asal Kota Batu ini.(Dna/Che)
Dapatkan update berita pilihan dan berita terkini setiap hari dari analisapost.com
Comments