Olga Lidya Sebut Film Unearthing Muarajambi Simbol Toleransi
top of page

Olga Lidya Sebut Film Unearthing Muarajambi Simbol Toleransi

SURABAYA - analisapost.com | Olga Lidya seorang model, presenter dan artis menyampaikan pendapatnya tentang film dokumenter Unearthing Muarajambi Temples atau Muarajambi Bertutur, diproduksi oleh Kalyana Shira Foundation yang disutradarai Nia Dinata.

Olga Lidya hadiri pemutaran film Unearthing Muarajambi Temples saat ditemui di Cinepolis City of Tomorrow (CITO) Surabaya
Olga Lidya hadiri pemutaran film Unearthing Muarajambi Temples saat ditemui di Cinepolis City of Tomorrow (CITO) Surabaya (Foto: Div)

Dimana film ini menceritakan tentang Kompleks Percandian Muarajambi dan masyarakat di sekitarnya yang memberikan kehidupan pada situs bersejarah, merupakan situs buddhis tertua di Indonesia. Dengan luas mencapai hampir 4.000 hektar, 21 kali lipat lebih luas dari Borobodur, menjadikan Muaro Jambi sebagai situs purbakala terluas se Asia menampilkan perjalanan ekskavasi serta pemugaran situs percandian Muarajambi yang sudah dilakukan sejak tahun 1978.


Film berdurasi 94 menit ini terinspirasi dari buku Mimpi-mimpi Dari Pulau Emas (Dreams from the Golden Island) yang ditulis oleh Elisabeth Inandiak bersama masyarakat Desa Muaro Jambi.


Menurut Olga, film tersebut adalah sebuah karya indah yang mengandung banyak nilai-nilai positif. Tak hanya jadi media pembelajaran, tetapi juga punya pesan mendalam mengenai budaya Indonesia.


"Ini adalah film dokumenter yang dikemas dengan baik, sangatlah indah sekali untuk generasi muda kita dan generasi selanjutnya sambil melihat betapa bangganya nenek moyang kita memiliki skill, arsitektur teknik sipil untuk membangun candi sebesar ini," kata Olga di Cinepolis City of Tomorrow (CITO) Surabaya, Kamis (23/11/23) malam.

Sutradara film dokumenter Unearthing Muarajambi Temples, Nia Dinata
Sutradara film dokumenter Unearthing Muarajambi Temples, Nia Dinata (Foto: Div)

"Dari sini kita bisa melihat bahwa candi Muarajambi ini bisa menjadi simbol toleransi karena disana penduduknya hampir semuanya muslim, tetapi mereka bisa hidup berdampingan dengan candi itu, dengan menyambut tamu-tamu dari berbagai negara dan bangga juga atas apa yang mereka miliki bahwa ini punya Indonesia yang menjadi bagian dari candi Muara Jambi," ungkap wanita cantik berwajah oriental ini kepada awak media AnalisaPost.


Wanita lulusan Fakultas Teknik Sipil Universitas Parahyangan, Bandung mengatakan, film tersebut telah banyak menunjukan sisi keberagaman Indonesia dengan sangat baik, serta mengingatkan keberadaan situs sejarah.


"Jadi sayang sekali kita punya kejayaan di masa lalu harusnya menjadi kebanggaan kita karena diabad ke 6 ada candi yang besar dan memiliki Universitas hingga ada pertukaran pelajar sampai ke India. Jadi film ini bagus dilihat siapapun dan berharap film Unearthing Muarajambi Temples bisa dinikmati oleh semua orang, bisa lebih dikenal lagi oleh banyak orang tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia," ucap Presenter cantik kelahiran Jakarta ini.


Sutradara Nia Dinata mengatakan film dokumenter Unearthing Muarajambi Temples ini di putar secara gratis di bioskop agar banyak orang yang mengetahui keberadaan Candi Muaro Jambi yang berlokasi di Jambi.


"Film ini mengangkat berbagai isu yang paling kuat adalah pesan tentang toleransinya. Saya ingin orang Indonesia itu tidak males baca sejarah, tidak males menonton sejarah, dan seperti taglinenya terus menelisik sejarah, merajut toleransi," jelasnya.


Ia juga menyampaikan bahwa Film dokumenter Unearthing Muarajambi Temples ini sebelumnya sudah diputar perdana di Candi Borobudur saat perayaan Hari Waisak 2023. Untuk sementara pemutarannya, mereka membutuhkan orang-orang atau komunitas yang membuat even dan mengundang mereka untuk menampilkan flm tersebut.


"Film dokumenter ini sebuah pesan kunci pentingnya harmonisasi dalam keberagaman. Berharap tiap bulan ada yang mengundang dan kita bisa road show sehingga film ini bisa diputar di daerah-daerah yang belum menonton," paparnya


"Dan juga sangat penting seluruh wartawan di undang dalam pemutaran film ini tujuannya agar teman-teman wartawan bisa menuliskan tentang peninggalan sejarah yang mampu memberikan inspirasi bagi setiap orang sekaligus memberikan dampak yang luas," tutupnya mengakhiri.

Suasana Cinepolis City of Tomorrow (CITO) Surabaya, Kamis (23/11/23) malam. disambut antusias oleh penonton
Suasana Cinepolis City of Tomorrow (CITO) Surabaya, Kamis (23/11/23) malam. disambut antusias oleh penonton (Foto: Div)

Pemutaran film gratis yang di inisiatif oleh Young Buddhist Association Indonesia bersama Vihara Buddhayana Dharmawira Center, Wanita Buddhis Theravada Indonesia (Wandani) Jawa Timur, Wanita Buddhis Indonesia (WBI) Jawa Timur, Unit Kegiatan Kerohanian Buddha Universitas Ciputra (UC) Surabaya, Universitas Surabaya (UNESA), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Widya Kartika (UWK) Surabaya, Tim Pembina Kerohanian Buddha Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), iSTTS, Mitra Uttama, Jaringan Gusdurian Jawa Timur, Roemah Bhinneka, Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Jawa Timur di sambut sangat antusias.


Seperti yang disampaikan oleh salah satu penonton mengatakan,"filmnya ini bagus dan membuat kita mengetahui sejarah selain itu kita juga bisa toleransi antara agama yang satu dengan agama yang lainnya,"tutur Ana dan Anisa.


"Dengan adanya film ini, kami jadi pingin kesana melihat langsung candinya seperti apa dan di film ini kami suka tokohnya Aina karena dia wanita yang kuat," ucap mereka sambil tertawa. (Dna/Che)


Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com di Google News klik link ini jangan lupa di follow.

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page