PA GMNI Jatim Gelar Sarasehan dan Orasi Kebangsaan, Soroti Relevansi Pikiran Bung Karno di Era Modern
- analisapost
- 8 Jun
- 3 menit membaca
Diperbarui: 9 Jun
SURABAYA - analisapost.com | Dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno, Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Jawa Timur menggelar Sarasehan dan Orasi Kebangsaan bertema “Merawat Republik, Menguatkan Rakyat: Pancasila sebagai Jalan Kebangsaan”, Minggu (8/6) siang di Balai Pemuda Surabaya.

Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting Jawa Timur, di antaranya Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Timur yang juga menjabat sebagai Wakil Gubernur, Emil Elestianto Dardak; Wakil Wali Kota Surabaya Armuji; Wakil Ketua DPRD Jatim yang juga Ketua DPD PA GMNI Jatim, Deni Wicaksono; serta anggota DPRD Jatim, Cahyo Harjo Prakoso.
Dalam kesempatan itu, Emil Dardak menyampaikan pentingnya meneladani pemikiran Bung Karno dalam menghadapi tantangan zaman, baik di ranah birokrasi, politik, maupun ekonomi.
"Hari ini saya menghadiri undangan dari PA GMNI Jawa Timur dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno. Banyak alumni GMNI tersebar di berbagai bidang kehidupan, tetapi mereka memiliki satu kesamaan: mengagumi pemikiran dan perjuangan Bung Karno," ujar Emil kepada awak media.
Ia juga menyoroti dinamika ekonomi global yang memengaruhi arah pembangunan nasional, dan menilai bahwa pemikiran Bung Karno tetap relevan untuk menghadapi tantangan masa kini.
"Sekarang ini kita menghadapi tantangan dari berbagai arah kapitalisme Barat mulai menyesuaikan, sosialisme ala Tiongkok justru mengadopsi pasar. Bung Karno sudah menekankan pentingnya jalan sendiri yang sesuai karakter bangsa. Sekarang, dengan kemajuan teknologi dan dominasi AI, tantangannya adalah bagaimana menjadikan pemikiran Bung Karno tetap kontekstual,” jelas Emil.
Sementara itu, Ketua PA GMNI Jatim Deni Wicaksono menyebut acara ini sebagai ajang pertemuan kaum nasionalis di Jawa Timur. Ia menegaskan bahwa Pancasila adalah jawaban atas berbagai tantangan zaman yang tengah dihadapi Indonesia.

"Kita semua sepakat, di tengah situasi geopolitik dan nasional yang kompleks, Pancasila sebagai dasar filosofis bangsa adalah jawaban paling tepat. Ini bukan sekadar perayaan, tapi juga refleksi kolektif,” kata Deni.
Deni menggarisbawahi tantangan yang dihadapi bangsa saat ini, mulai dari ketimpangan ekonomi, ketahanan pangan, pengangguran, hingga intoleransi.
Menurutnya, prinsip gotong royong yang terkandung dalam Pancasila adalah solusi penting yang harus dihidupkan kembali.
"Pancasila menolak individualisme yang mengorbankan kepentingan bersama. Kita harus menghidupkan semangat gotong royong, karena hanya dengan cara itu Indonesia bisa melewati berbagai krisis,” tegas Deni yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Jatim.
Ia juga mengingatkan bahwa ketimpangan ekonomi yang terus melebar dapat menjadi “bom waktu” yang mengancam kesejahteraan rakyat dan stabilitas nasional. Kesenjangan sosial-ekonomi ini, lanjut Deni, harus dijawab dengan nilai-nilai keadilan sosial sebagaimana diajarkan dalam paradigma sosio-demokrasi Pancasila.
"Sosio-demokrasi bisa menjadi solusi atas ketimpangan yang ada, karena di dalamnya mengibarkan demokrasi ekonomi yang berorientasi pada pemerataan, bukan hanya penumpukan kapital pada segelintir kelompok saja. Dalam istilah Bung Karno, tidak mengabdi kepada kepentingan gundukan kecil saja, tetapi untuk kepentingan masyarakat luas,” ujarnya.

Deni menambahkan, PA GMNI Jatim akan terus mengonsolidasikan kekuatan kaum nasionalis untuk mengolaborasikan kerja-kerja konkret yang berorientasi pada kepentingan publik. Alumni GMNI, katanya, tersebar di berbagai bidang strategis dari birokrasi, pendidikan, kesehatan, politik, hingga dunia usaha.
“Semuanya bersepakat menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup yang harus dibumikan dalam kerja-kerja kerakyatan,” pungkas Deni.
Hal ini mempertegas urgensi peneguhan nilai-nilai Pancasila dalam kebijakan publik dan arah pembangunan nasional.
Acara ditutup dengan seruan agar Pancasila tak hanya dijadikan slogan, melainkan menjadi panduan hidup yang aplikatif dan kontekstual di tengah tantangan globalisasi dan disrupsi teknologi.(Che)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Commentaires