Peringatan 3 Tahun Berdirinya Vihara Buddhayana Royal Dengan Fangshen
top of page

Peringatan 3 Tahun Berdirinya Vihara Buddhayana Royal Dengan Fangshen

SURABAYA - analisapost.com | Peringatan 3 tahun berdirinya Vihara Buddhayana Royal (VBR) di Perumahan Royal Residence, jalan Royal Babatan Selatan XVIII Kav B yang berada di Kota Surabaya berlangsung sederhana pada hari Minggu (30/10/22). Acara dipimpin oleh Romo Sakya dan Romo Heru. Dhammadesana dibawakan oleh YM Bhante Nyana DharmaMaitri Mahathera.

Para Bhiksu melakukan Fangshen di Canal Park Royal Residence (Foto: Div)

Ada yang unik ketika memasuki Perumahan Royal Residence Surabaya Barat. Dimana tempat ini memiliki rumah ibadah enam agama di Indonesia.


Dari ujung komplek perumahan ada Masjid al-Muhajirin, kemudian Vihara Buddhayana Royal Residence, Gereja Katolik Kapel Santo Yustinus, Klenteng Konghucu Delapan Kebajikan, Pura Sakti Raden Wijaya, dan GKI Wiyung Royal Residence. Rumah ibadah tersebut berdiri berdampingan di dalam komplek perumahan.


Selain itu yang menarik, selain berdampingan, keenam rumah ibadah itu tidak menggunakan pagar atau pembatas lainnya. Sehingga, lokasi rumah ibadah itu terlihat menyatu dan indah lantaran antara satu bangunan dan lainnya memiliki perbedaan gaya arsitektur masing-masing agama. Meski berbeda kepercayaan, namun keharmonisan selalu terjaga.

Ronally, Wakil Ketua Vihara, Andi Limanto, Ketua Vihara Budhayana Royal, Jono Wibowo,sebagai sekertaris (Foto: Div)

Hal ini juga terlihat pada upacara peringatan 3 tahun berdirinya Vihara Buddhayana Royal. Dimana rangkaian acara di awali dengan Fangshen di Canal Park Royal Residence pada pukul 07.00-08.00. Upacara ini bermaksud sebagai wujud memberikan kebebasan kehidupan bagi mahluk hidup, juga sebagai wujud memperpanjang usia serta kesehatan bagi umat yang menjalankan Fangsen sebagai mahluk hidup karena dilepas ke alam.


Kemudian pada pukul 08:00-09:00 dilanjutkan dengan Pindapatta bersama 6 Sangha di depan 6 tempat Ibadah simbol toleransi umat beragama di Surabaya dan terakhir dilanjutkan dengan Puja Kathina pada pukul 09:00-11:00.


Menurut salah satu Biku Sangha, prosesi Pindapatta ini merupakan tradisi meminta sedekah atau mengumpulkan dana dan bahan makanan dari para umat yang dilakukan oleh para Biksu sejak dulu.

Para Bhiku dan semua umat Budha mengalakukan fangshen (Foto: Div)

Berderma saat Pindapatta juga merupakan salah satu cara mengamalkan ajaran Budha yakni berdana sebagai obat segala penyakit, salah satunya miskin.


Puluhan umat terlihat membawa berbagai bingkisan makanan dan angpao duduk bersimpuh dengan sikap Anjali. Mereka berjajar memanjang di halaman Vihara. Para umat dengan senyum memberikan bekal ke dalam setiap wadah bejana yang dibawa para Biksu.


"Kita mengikuti tradisi ini sebagai ibadah seperti ajaran Sang Budha Gautama." ujar Andi Limanto, Ketua Vihara Budhayana Royal.


Umat Budha percaya dengan memberi sedekah keada para Bikshu, mereka akan mendapatkan berkah dan rejeki yang berlimpah.


"Harapannya dengan mengikuti Pindapatta ini melepas keserakahan dan ketamakan kita. Karena kita percaya maka akan mendapatkan kebaikan." jelasnya.


Usai menjalani prosesi Pindapatta, para Biksu dan umat Budha melanjutkan prosesi Puja Bakti.(Dna)



Dapatkan Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com

115 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page