SURABAYA - analisapost.com | Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) sebuah lembaga kerjasama antara pengelola Yayasan Perguruan Tinggi Katolik Se-Indonesia yang memiliki 23 anggota Institusi Pendidikan hari ini memberikan pernyataan sikap terkait dinamika politik yang terjadi menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.

Pertemuan Jaringan Pimpinan Perguruan Tinggi APTIK disambut hangat oleh Rektor UKWMS, Drs.Kuncoro Foe, G.Dip.Sc.,Ph.D., Apt di ruang Widya Prajna Gedung Widya Mandala Hall, Komplek Kampus Pakuwon City UKWMS, Sabtu (3/2/24).
Dalam sambutannya Kuncoro merasa senang atas kehadiran anggota APTIK, "terima kasih atas kehadirannya di kampus UKWMS. Semoga dengan adanya pertemuan ini, kita dapat memberikan kontribusi terbaik bagi Institusi masing-masing," ujarnya.
Sebagai tuan rumah salah satu dari empat Universitas yang menjadi penggagas APTIK, dalam pertemuan ini membahas tentang Peraturan menteri No.53/2023 dan berbagai implikasi-konsekwensi dan tindak lanjut oleh PT APTIK.
Usai pertemuan, pernyataan sikap itu dibacakan oleh Koordinator APTIK Dr.Gregorius Sri Nurhantanto,S.H.,Ll.M Rektor Universitas Katolik Atma Jaya Yogyakarta.
Kepada awak media AnalisaPost, ia mengatakan bahwa mereka sangat prihatin dan menilai tatanan hukum dan demokrasi telah hilang di Indonesia.
"Ini sebagai bentuk keprihatinan dari kalangan dunia pendidikan Perguruan Tinggi khususnya Perguruan Tinggi Katolik yang tergabung di dalam APTIK di seluruh Indonesia dari Medan sampai Papua terhadap situasi dan kondisi politik nasional menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024,"ujarnya.
"Maka kami sepakat membuat himbauan atau seruan moral supaya pemilu 2024 sunguh-sungguh bisa berlangsung secara langsung, umum, bebas, rahasia (Luber) jujur dan adil (Jurdil) guna menjamin hak setiap warga agar dapat menggunakan hak pilihnya secara bebas sesuai dengan hati nuraninya dan tanpa mendapat tekanan dalam bentuk apapun,"kata Nurhantanto.

Menurutnya praktik penyalahgunaan kekuasaan, kolusi, dan nepotisme serta penegakan hukum semakin menyimpang dari semangat reformasi dan konstitusi negara.
"Kita prihatin dengan fenomena akhir-akhir ini karena mulai terjadi penekanan pada masyarakat untuk melakukan kebebasan berekpresi, intimidasi pada kelompok masyarakat yang tentunya ini akan menurunkan derajat pemilu," jelas Rektor Universitas katolik Atma Jaya Yogyakarta.
"Presiden selaku kepala negara sudah kehilangan kenegarawannya dari sikap yang semestinya karena secara terang-terangan memihak pada pihak-pihak tertentu. Hal ini sangat mengecewakan bagi kami. Maka dengan seruan moral ini, harapannya bisa menyadarkan penyelenggara negara khususnya pemerintah, penyelenggara pemilu dan juga aparat-aparat negara kembali kepada posisi untuk menjaga netralitasnya,"tegasnya.
Pihaknya meminta Presiden tetap menjaga netralitasnya, memegang teguh sumpah jabatannya, lebih mengutamakan kepentingan rakyat dan bangsa daripada kepentingan pribadi dan keluarganya.
Berikut pernyataan sikap yang diberikan:
Kami para Rektor atau Ketua Perguruan Tinggi Katolik Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (APTIK), sangat resah dengan kondisi di Tanah Air tercinta atas rusaknya tatanan hukum dan demokrasi Indonesia menjelang Pemilu serentak 2024.

Untuk itu kami menyerukan kepada seluruh pihak yang berkepentingan terhadap terselenggaranya Pemilu 2024 yang berkualitas, bermartabat, jujur dan adil:
Presiden dan segenap jajarnya harus menyelenggarakan pemerintahan berdasarkan azas-azas pemerintahan yang baik serta memegang teguh sumpah jabatannya sesuai tugas pokok dan fungsinya, untuk meningkatkan kesejahterahan rakyat Indonesia dengan memerangi kolusi, korupsi dan nepotisme serta melakukan penegakan hukum dengan tidak menggunakan sistem tebang pilih selalu menjunjung tinggi etika dalam bekerjanya.
Penyelenggara pemilu menjunjung tinggi asas pemilu yang langsung, LUBER JURDIL untuk menjamin hak setiap orang yang memiliki hak pilih agar dapat menggunakan hak pilihnya secara bebas sesuai dengan hati nuraninya tanpa mendapat tekanan dalam bentuk apapun.
Aparat negara baik Aparatur Sipil Negara (ASN), Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) selalu bersikap netral dan tidak memihak pada pihak-pihak tertentu.
Negara wajib menghormati, melindungi dan memenuhi hak kebebasan berekspresi setiap warga negaranya sebagai bagian dari hak asasi manusia.
mengutamakan pendekatan damai tanpa kekerasan dalam masa kampanye sampai dengan saat pelaksanaan pemilihan umum dan sesudahnya.
Semua Perguruan tinggi di Indonesia terlibat aktif melakukan pemantauan dan pengawasan di saat pemilihan umum.

Dalam pertemuan jaringan ini dihadiri oleh beberapa Rektor dan Ketua Perguruan Tinggi Katolik seluruh Indonesia yang turut menandatangani yakni:
Agustinus Widyaputranto,M.Si (APTIK)
Drs Kuncoro Foe, G Dip Sc, PhD., Apt, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS)
Dr.Gregorius Sri Nurhantanto,S.H.,Ll.M, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Prof.Dr. Johanes Ohoitimur, Universitas De Lassalle Manado
Albertus Bagus Laksana, S.J., S.S., Ph.D, Universitas Sanata Dharma
Dr Ferdinandus Hindiarto, S.Psi, M.si Universitas Katolik Soegijapranata
Dr. M Hadi Santoso, S.E, M.M, Universitas Widya Dharma Pontianak
Prof.Tri Basuki Joewono Ph.D, Universitas Katolik Parahyangan
Arief Widya Prasetya, M. Kep, Ners, Sekolah Tinggi Kesehatan St. Vincentius a Paulo
Fr. Dr Klemens Mere, S.E., M.Pd, M.M., M.H., M.A.P, M.Ak.BHK, Universitas Widya Kartika Malang
Dr Wihalminus Sombolayuk,SE., M.Si, Universitas Atma Jaya Makassar
Dr.Antonius Singgih Setiawan, SE., M.Si, Universitas Katolik Musi Charitas Palembang
Siprianus Abdu,S.Si,S.Kep,Ns,M.Kes, STIK Stella Maris Makassar
Yulia Wardani,MAN, STIKes Panti Rapih Yogyakarta
Mestiana Br Karo S.Kep.,Ns.,M.Kep.,DNS (Sr.M.Felicitas FSE), STIKES Katolik St.Elisabeth Medan
Ns Elizabeth Ari Setyarini,S.Kep.,M.Kes.,AIFO, Universitas Santo Borromeus Bandung
Prof.Dr.dr.Yuda Turana.,Sp.S.(K), Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta
Adrian Adiredjo OP.,STL.,MA.,S.Th.D, Universitas katolik Dharma Cendika Surabaya
P.Dr.Philipus Tule,SVD, Universitas katolik Widya Mandira Kupang
Sr.Veronica Dwiatmi Widyastuti,CB.M.Pd, STIK Sint Carolus Jakarta
Wilhelmus yape Kii,S.Pt.,M.Phil, Universitas katolik Weetebula
Henny Y.Pongantung,Ns.,MSN,DN.Se, Sekolah Tinggi Kesehatan Gunung Maria Tomohon
Prof.Dr.Maidin Gultom,SH.,M.Hum dari Universitas katolik St. Thomas, Medan
Dedy Sidabutar, Universitas katolik Santo Tomohon
A Dara, Universitas Katolik Darma Cendika
Pernyataan sikap ini merupakan bentuk kepedulian Perguruan Tinggi Katolik dan berharap bagi para pemilih terutama pemilih pemula yang banyak menjadi civitas akademika dapat memanfaatkan hak pilihannya dengan sebaik mungkin.(Dna/Che)
Dapatkan berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari dan ikuti berita terbaru analisapost.com di Google News klik link ini jangan lupa di follow.
Comments