Suara Anak Kampung: Ketika Panggung Jadi Ruang Aman Anak-anak Marjinal
- analisapost

- 28 Jul
- 2 menit membaca
Diperbarui: 31 Jul
SURABAYA - analisapost.com | Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025, sejumlah forum pendidikan alternatif di Surabaya menggelar acara bertajuk "Suara Anak Kampung Membangun Negeri: Berani Berkarya, Berani Bersuara, Perjuangkan Asa", pada Minggu (27/7).

Kegiatan ini berlangsung di Gedung Widya Kartika, Jalan Dukuh Kupang Timur XIII No. 12, Pakis, Kecamatan Sawahan, mulai pukul 10.00 hingga 16.00 WIB.
Acara diinisiasi oleh beberapa komunitas yang selama ini fokus pada pendidikan dan pengembangan potensi anak-anak marjinal di kawasan padat penduduk. Di antaranya adalah Sanggar Alang-Alang, Sanggar Merah Merdeka (SMM), Pelita Insan Pembelajar (Pijar), serta Yayasan Lembaga Karya Dharma Surabaya (YLKDS).
Beragam penampilan ditampilkan oleh anak-anak dari masing-masing sanggar, mulai dari pertunjukan musik, tari, hingga teater mini. Tak hanya menjadi ajang unjuk bakat, kegiatan ini juga menjadi ruang aman bagi anak-anak untuk mengekspresikan keresahan dan harapan mereka terhadap lingkungan sosial sekitar.
Amiril Hidayat, ST, Camat Sawahan yang turut hadir dalam pembukaan acara, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan tersebut.

"Kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkuat rasa percaya diri dan semangat anak-anak, terutama yang berasal dari wilayah padat penduduk. Ini membuktikan bahwa setiap anak, tanpa memandang latar belakang, berhak untuk bersuara dan berkarya,āĀ ujar Amiril.
"Sayangnya, ruang untuk anak-anak di wilayah kami memang masih sangat terbatas,ā ungkapnya yang disampaikan kepada awak media AnalisaPost saat di temui.
Lebih lanjut, ia berharap agar acara semacam ini bisa menjadi agenda rutin dan mendapat dukungan lebih luas dari masyarakat maupun pemerintah kota.
Ketua Panitia, Dini Larasati dari SMM mengatakan, āSuara Anak Kampungā tidak hanya sekadar perayaan, tapi juga bentuk kampanye inklusi sosial dan hak anak atas ruang berekspresi yang setara.
"Kegiatan ini bertujuan untuk menggali potensi, minat, dan bakat anak-anak, sekaligus memperkuat kepercayaan diri mereka melalui media seni dan budaya. Kami ingin menunjukkan bahwa ruang berekspresi bukan hanya milik mereka yang punya privilese. Anak-anak kampung juga berhak bersuara dan berkarya,ā ujar Laras disela-sela kegiatan.

Kegiatan ini sekaligus menjadi pengingat bahwa pembangunan bangsa tidak dapat dipisahkan dari keterlibatan aktif anak-anak sebagai bagian dari warga negara. Mereka juga menekankan pentingnya pelibatan anak-anak dalam perencanaan kebijakan publik agar suara mereka terdengar dan kebutuhan mereka terpenuhi.
āKami percaya bahwa membangun bangsa yang kuat dimulai dari menjamin hak-hak dasar anak, termasuk hak untuk belajar, bermain, dan merasa aman,ā pungkasnya.
Sementara Dika (11) salah satu penari Sajojo siswa SDN Margorejo I Surabaya menyampaikan harapannya kepada awak media AnalisaPost.
"Dengan adanya kegiatan ini, saya berharap ibu dan ayah tahu bahwa kami ini pintar. Jangan kami di marahi terus tapi anak-anak harus disayangi juga," katanya sambil tersenyum.
Acara berlangsung meriah ditutup dengan penampilan tari Sajojo dari Papua yang dibawakan oleh siswa-siswi SD Margorejo. (Dna/Che)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com





Komentar