Sumbangsih Peranakan Arab Terhadap Kemerdekaan Indonesia
top of page

Sumbangsih Peranakan Arab Terhadap Kemerdekaan Indonesia

SURABAYA - analisapost.com | Hamid Muhammad Nabhan lahir di Surabaya, pria yang mantan berprofesi sebagai wartawan dan memiliki minat sangat besar tentang sejarah menceritakan kepada awak media Analisa Post bagaimana sumbangsih peranakan Arab terhadap kemerdekaan Indonesia pada hari Senin (28/03/22) di kediamannya.

Sumbangsih Peranakan Arab terhadap kemerdekaan Indonesia yang di tulis oleh Hamid Muhammad Nabhan (Foto: Div)

Pria yang senang membuat puisi dan juga seorang pelukis beraliran impresionis ini bercerita mengenai warga keturunan Arab yang ikut berperan serta dalam kemerdekaan Indonesia. Tetapi tidak banyak masyarakat mengetahui bahwa warga keturunan Arab ikut berjuang melawan penjajah Belanda di muka bumi Nusantara.


Mereka dipandang sebelah mata tentang kedatangan orang Arab ke tanah Nusantara. Sedangkan pada saat Jaman penjajahan, warga keturunan Arab menolak ketika Belanda membuat status atau tingkatan kehidupan untuk menjauhkan mereka dengan pribumi.


Belanda juga mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia bukan dari Arab, tetapi dari China. Tujuannya adalah untuk menghilangkan pengaruh Arab di Indonesia. Karena bagi pemerintah Belanda hal itu sangat membahayakan bagi pemerintahaanya.


Menurut Hamid mereka yang hijrah datang ke Indonesia karena ekonomi. Mereka datang sebagai saudagar, pedagang Islam dan fulus adalah motivasi mereka. Namun banyak masyarakat salah persepsi tentang kedatangan orang Arab ke Indonesia.


Hamid Nabhan sebagai keturunan Arab juga banyak menuliskan buku-buku yang ia bagikan ke sekolah-sekolah dan perpustakaan sebagai sumbangsih dalam bentuk literasi kepada masyarakat luas. Ia juga sering melakukan pameran tunggal untuk karya-karyanya dan alam sebagai objeknya.

Didalam buku yang ia tulis dan disampaikan ke awak media Analisa Post saat datang berkunjung ke kediamannya di jalan KHM Mansyur Surabaya, berdekatan dengan rumah sakit Al Irsyad daerah Ampel, ia menyampaikan bahwa banyak orang mengatakan peranakan Arab tidak mempunyai sumbangsih. Hal ini di bantah melalui karya yang ia tulis seperti tentang pangeran Diponogoro, siapa nama asli Imam Bonjol, Raden Saleh dan banyak lagi karyanya.


"Karena banyaknya sejarah yang belum digali, saya berusaha menulis dan melengkapinya dibuku. Saya bertanggung jawab atas apa yang saya tulis dengan bukti-bukti yang sangat kuat." ucap pria alumnus UPN Surabaya yang menyelesaikan pendidikan S1 pada jurusan Pertanian Hama Penyakit.


Lanjut di ceritakan, peran peranakan Arab memang sudah ada sejak jaman kerajaan hingga Walinsongo seperti Jaman Kerajaan Majapahit, datang sebagai pedagang dikuti oleh orang Persia dan Gujarat, di Kesultanan Demak, Kesultanan Banten, Kesultanan Cirebon dan lain-lain.


Diera pergerakan, banyak sejumlah tokoh didirikan oleh keturunan Arab dan mereka juga sebagai donatur. Sehingga kiprah mereka tidak bisa dianggap enteng.

"Pemerintahan Belanda sempat membagi tiga srata masyarakat di Nusantara yaitu kulit putih (Eropa, Amerika) Timur Asing (China, Jepang, India, Arab) Pribumi Putra (warga Indonesia asli)


"Untuk peranakan Arab, kita biasa sebut ahwal, yang artinya saudara ibu. Sebab memang semua keturunan Arab ibunya dari pribumi. Itu bagi laki-laki dan menikahi wanita pribumi." jelas Hamid


Dengan di sampaikannya peran serta peranakan Arab, Hamid berharap bahwa, "Peranakan Arab di Indonesia juga mempunyai peran yang sangat besar. Dan tidak bisa dihilangkan seperti apa yang disampaikan oleh Bung Karno "Jas Merah" yang maknanya jangan sekali-kali melupakan sejarah. Mau tidak mau, kita harus mengakui karena ini bagian dari berdirinya Republik Indonesia." terangnya.


"Namanya sejarah, kita harus meluruskan karena sejarah dinikmati dengan anak cucu kita. Jika sejarah itu salah, maka akan terus menerus menjadi sejarah yang salah tetapi tetap di pertahankan." tutur pria kelahiran 15 Agustus ini.


"Melalui ini saya ingin meluruskan sejarah yang telah ada. Khususnya bagi peranakan Arab di Indonesia. Berharap tidak ada diskriminasi bagi keturunan Arab. Saya menulis buku ini bukannya keluar dari rasa kebencian atau apapun. Tetapi memberi informasi berupa edukasi bagi kecerdasan bangsa Indonesia." Tutupnya mengakhiri perbincangannya dengan awak media Analisa Post.(Dna/Che)

1.409 tampilan0 komentar
bottom of page