Tandanya Hari telah Petang
top of page

Tandanya Hari telah Petang


Ilustrasi : Div

Kita adalah elang yg sedang memburu harapan setinggi bintang, dan ingin tidur di bulan. Menjauh dari gulita dan meninggalkan bukit karang, rona merah di kaki tidak lagi mengandung nanah dan nyeri di dada segera pulih. Sehingga terus terbang menantang badai, di atas birunya samudera berpasang surut, melangkah pepulauan di mana pelangi menjemput matahari menuju malam tak berdarah.

Tandanya hari telah petang. Seluruh burung menuju sangkar. Semua satwa menuju gua bercahaya, tatkala surya dan purnama saling bersinar. Musang dan kelelawar yang gelap berkeliaran, bukan hama kehidupan yg diumpan kawula pawang. Kita tetap nyaman diantara bukit dan langit. Tidak menjerit dan putus asa ketika petir datang. Musibah di sana bukan musim membalas dendam.

Kita adalah sahabat segala iklim dan cuaca. Ketika badai dan petir membakar rimba-rimba durjana, yang menanam laknat menjadi warisan duka. Kakitangan dan mulut dibawa sayab mengangkasa, mencari bibit cempaka meudang dan bayu, pada ranah bukit dan lembah yg bebas pemburu, yang menyajikan seribu marina ketika pasang, sebelum kita mensucikan jiwa dengan aurat terjaga.

Kita bukanlah burung -burung yg terkurung dalam sangkar Di pendapa agung yang hidup dengan umpan lalat dan capung yg dikirim majikan, hanya bisa mengintip indahnya alam di bawah nafsu tertekan. Kita tetap terbang bebas membangun sarang menebarkan wabah kepada musuh yg berlabuh di benteng penyerang.

Di alam lindunganNya, kita selalu menang.


Lhokseumawe, 9 Maret 2021

15 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page