Ziarah Muassis NU dalam rangka Harlah ke-99 Nahdlatul Ulama
top of page

Ziarah Muassis NU dalam rangka Harlah ke-99 Nahdlatul Ulama

SURABAYA - analisapost.com | Sabtu 12 Februari 2022 dilaksanakan pemberangkatan Rombongan Ziarah Muassis (pendiri) NU langsung dari kantor PWNU Jawa Timur, Jl Masjid Al-Akbar Timur No. 9 Surabaya. Acara ini merupakan rangkaian dari sejumlah agenda Harlah ke-99 Nahdlatul Ulama. Mereka dilepas oleh Wasekjen PBNU Prof. AKH. Muzakki, PhD.

Dalam sambutannya, Prof Zakki menjelaskan bahwa Peringatan Harlah ke-99 NU, diawali dengan momentum Masehi pada 31 Januari 2022 dan diakhiri dengan puncak peringatan Harlah dalam hitungan Hijriah bertepatan pada 17 Februari 2022 di Bangkalan. Tema kali ini adalah "Merawat Jagat, Mengembangkan Peradaban" sangat tepat terkait keberadaan NU memasuki satu abad berkiprah untuk umat dan bangsa.


Acara Ziarah Muassis NU diikuti oleh semua pengurus PWNU Jawa Timur beserta seluruh Banom dan Lembaga yang ada dibawahnya. Sedangkan tujuannya dibagi menuju delapan kota kawasan yakni Probolinggo-Situbondo, Jember, Pasuruan, Kediri-Nganjuk, Gresik, Surabaya, Jombang dan Bangkalan.


Kawasan Probolinggo dan Situbondo, menuju Makam KH. Muhammad Hasan Sepuh di Genggong, dan KH. As'ad Syamsul Arifin di Sukorejo, Asembagus Situbondo. Kiai Hasan Sepuh, generasi merupakan generasi muassis NU, yang keturunannya melanjutkan perjuangannya.


Seperti KH. Hasan Syaifouridzal dan KH. M Hasan Mutawakkil Alallah. Sedang KH. As'ad Syamsul Arifin, merupakan santri Kiai Hasyim Asy'ari, yang mengantarkan pesan-pesan dari Syaikhona Muhammad Kholil, guru para pendiri NU, ke Tebuireng di Jombang. Sebagai restu berdirinya NU pada 16 Rajab 1334 H bertepatan dengan 31 Januari 1926.

Kawasan Jember, menuju makam KH. Muhammad Siddiq, ulama generasi muassis NU, yang keturunannya serentak melanjutkan perjuangan NU. Seperti KH. Abdullah Siddiq, KH. Mahfudz Siddiq, KH. Achmad Siddiq, dll.


Kawasan Pasuruan, menuju Makam KH. Nawawi Sidogiri, dan ke Makam Bungkuk Singosari, terdapat makam KH. Nawawi Thohir dan KH. Tholchah Hasan dan KH. Masjkur.


Kawasan Surabaya juga terdapat sejumlah makam muassis NU, seperti KH. Ridlwan Abdullah, pencipta Lambang NU, di Makam Tembok Surabaya. KH. Mas Alwi bin Abdul Aziz dan H Hasan Gipo, Presiden NU pertama makamnya di Kompleks Makam Sunan Ampel Surabaya.

Kawasan Gresik, menuju makam Wakil Rais Akbar, KH. Faqih bin Abdul Jabbar Maskumambang.


Untuk kawasan Kediri dan Nganjuk ada beberapa makam yang dikunjungi. Di Kediri, terdapat makam KH. Abdul Karim, KH. Marzuki, KH. Mahrus Aly Lirboyo, KH. Achmad Siddiq dan KH. Chamim Djazuli di Ploso Mojo Kediri. Sedang di Kertosono Nganjuk, terdapat makam KH. Dahlan Abdul Qohhar, yang merupakan pejuang awal NU dan pengembangannya.


Untuk kawasan Jombang rombongan pertama kali menuju makam Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asyari di Tebuireng. Disampingnya juga terdapat makam cucu beliau, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Selanjutnya ke makam KH. Abdul Wahab Hasbullah di Tambakberas, dan KH. Bisri Syansuri di Denanyar. Rombongan tujuan Jombang ini dipimpin oleh KH. Agoes Ali Masyhuri yang juga memberikan tausiyah dan KH. M. Jazuli Nur yang memimpin Yasin dan Tahlil.


Dalam tausiyahnya KH. Agoes Ali Masyhuri mengingatkan kembali pesan dari para muassis NU untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan NU sepanjang masa. Tidakkalah penting semua harus tetap menjaga ukhuwah sepertiyang dicontohkan para pendahulu dengan tetap menerima tamu dari organisasi lain, juga memperbolehkan untuk turut ngaji.


Prinsipnya antar kami dan kalian, terdapat kecintaan, walau tidak nampak tapi ada. Secara ruh, saling mencintai sehingga dalam menjalin ukhuwah selalu didasarkan ukhuwah nahdliyah dan dengan mahabbah, apa yang dilakukan menjadi ringan. “Terakhir, mengenai Karomah para muassis sudah banyak kita dengar ceritanya. Namun Karomah Hadratussyekh yg utama adalah NU. Yang lain dan lama berupa cerita, akan tetapi NU terus bisa dirasakan.


Kita semua berharap mendapat manfaat dari karomah tersebut. Kalau kita bukangolongan ulama dan bukan dzurriyah masih ada jalan yakni kita tawadhu’ dan berusaha diakui sebagai santrinya Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asyari, karena akan selalu didoakan dunia akherat.” Pungkas KH. Agoes Ali Masyhuri.


Sedangkan untuk ziarah di kawasan Bangkalan, yakni ziarah ke Makam Syaikhona Kholil akan dilakukan bertepatan dengan Resesi Puncak Harlah ke-99 NU pada 17 Februari 2022, yang akan dihadiri Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf.(RJ/Dna)

2.209 tampilan0 komentar
bottom of page