113 Tahun Hari Kebangkitan Nasional Vs Kebangkitan Nasional Milenial
top of page

113 Tahun Hari Kebangkitan Nasional Vs Kebangkitan Nasional Milenial


Foto : Ilustrasi

Surabaya, Analisa Post | Hari Kebangkitan Nasional diperingati setiap tanggal 20 Mei. Satu hari sebelum Hari Peringatan Reformasi diperingati pada 21 Mei. Hari Kebangkitan Nasional merupakan sebuah momentum pengingat bagi kita untuk terus mengingat jasa pendahulu dalam membangkitkan semangat persatuan, kesatuan, nasionalisme, dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa pada saat itu.


Budi Utomo mempunyai tujuan mulia untuk memperjuangkan kesetaraan pendidikan bagi kaum pribumi atau rakyat jelata agar mendapat hak mendapatkan pendidikan yang sama dengan kaum priyayi atau elit.


Jika di bandingkan dengan para generasi milenial, kebangkitan Nasional adalah harus bisa mempersiapkan karakter yang baik dari terjangan arus globalisasi. Arus modernisasi telah banyak memberi perubahan dalam kehidupan milenial.


Yang menyedihkan perubahan yang terjadi justru cenderung mengarah pada krisis karakter moral dan akhlak. Krisis karakter ini tengah menjalar dan menjangkiti milenial saat ini.


Kehadiran teknologi pada manusia modern yang tidak berkarakter baik lahirlah berbagai permasalahan seperti ilmu pengetahuan, kepribadian yang terpecah, penyalahgunaan iptek dan pendangkalan iman. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pembentukan karakter pada generasi

Foto : Ilustrasi

Momen hari kebangkitan Nasional harus menjadi bahan renungan bagi generasi muda, karena yang dinamakan bangkit di sini adalah mencapai seluruh aspek kehidupan baik dari sisi pendidikan, ekonomi, mental, social, dan budaya serta banyak hal lainnya yang mendukung untuk tercapainya kemajuan bangsa.


Mencapai prestasi yang gemilang. Dengan kata lain, harus bangkit dari keterpurukan dan menyongsong masa depan dengan memperbaiki, meningkatkan, atau mempertahankan prestasi yang sudah ada.


Adanya pemerataan dunia pendidikan yang terus dilakukan, dengan memberikan fasilitas fisik dan teknologi sampai ke pelosok di kabupaten dan kota akan lebih membantu para pelajar dalam meraih prestasi yang gemilang. Jangan hanya dibebani dengan membayar pendidikan mahal, tetapi dipinggiran, diplosok sana masih ada yang belum dapat perhatian. Cobalah masuk ke pelosok, dengarkan keluhan dan cita-cita mereka karena itu adalah harapan anak bangsa.


Bagi kaum milenial, belajarlah untuk kreatif. kreatif bukan saja dilihat dari canggihnya peralatan digitalisasi. Tetapi kreatif disini bagaimana cara membanggun daerah kalian, atau lingkungan kalian agar terhindar dari rasa malas yang akhirnya menjadi pengangguran.


Jangan suka menjiplak hak cipta orang lain, tetapi bagaimana cara menciptakan sesuatu baik dari barang bekas, pengelolaan sampah atau apapun untuk berjuang membangun daerah kalian dan mengurangi pengangguran.


Jangan pernah abaikan perjuangan pahlawan yang terdahulu. Belajarlah dari mereka yang tidak pernah putus asa, yang selalu gigih berjuang, toleransi dan menghargai sebuah perbedaan agar dapat mengaktualisasikan sebuah nilai, moral dan makna tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. (Red)

10 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page